Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ritual Harian untuk Mengakhiri Jam Kerja Remote, Cegah Burnout!

ilustrasi bekerja remote
ilustrasi bekerja remote (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Rapikan meja kerja sebelum menutup pekerjaan untuk memberi sinyal otak bahwa waktu kerja sudah selesai dan membantu pikiran beralih ke mode istirahat.
  • Ganti pakaian kerja dengan pakaian santai untuk membedakan antara waktu kerja dan waktu pribadi, serta menurunkan tingkat stres setelah jam kerja berakhir.
  • Lakukan aktivitas peralihan yang menyenangkan seperti berjalan kaki atau membaca buku untuk membantu tubuh dan pikiran beradaptasi dari ritme sibuk ke keadaan yang lebih tenang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bekerja dari rumah memang terdengar menyenangkan karena kita bisa mengatur waktu dan suasana kerja sendiri. Namun, tanpa batas yang jelas, pekerjaan sering kali terasa tidak pernah benar-benar selesai. Pikiran pun tetap aktif memikirkan tugas meski jam kerja sudah berakhir, yang akhirnya membuat tubuh kelelahan.

Agar keseimbangan tetap terjaga, kita perlu memiliki kebiasaan yang menandai berakhirnya jam kerja setiap hari. Ritual sederhana ini membantu tubuh dan pikiran beralih dari mode produktif ke mode istirahat. Berikut lima ritual harian untuk membantu kita menutup hari kerja remote dengan tenang sehingga mencegah burnout.

1. Rapikan meja kerja sebelum menutup pekerjaan

ilustrasi merapikan meja kerja (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi merapikan meja kerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat pekerjaan selesai, jangan langsung beranjak dari kursi. Luangkan beberapa menit untuk merapikan meja kerja dari benda-benda seperti kertas berserakan, alat tulis, atau gelas kopi yang tersisa. Meja yang tertata rapi akan membantu pikiran merasa lega dan siap beristirahat.

Selain menjaga kebersihan, kebiasaan tersebut juga menjadi sinyal bagi otak bahwa waktu kerja sudah selesai. Dengan meja yang bersih, kita lebih mudah melepaskan fokus dari tugas harian dan menikmati suasana rumah. Keesokan harinya, kita pun bisa memulai pekerjaan dengan energi baru dan ruang kerja yang nyaman.

2. Ganti pakaian kerja dengan pakaian santai

ilustrasi mengakhiri kerja remote
ilustrasi mengakhiri kerja remote (pexels.com/Vlada Karpovich)

Pakaian memiliki pengaruh besar terhadap suasana hati dan cara kita berpikir. Selama bekerja, pakaian rapi membantu kita menjaga profesionalitas dan fokus. Setelah jam kerja berakhir, mengganti pakaian menjadi santai membantu tubuh merasa rileks dan menandakan waktu istirahat telah tiba.

Langkah demikian juga membantu kita membedakan antara waktu kerja dan waktu pribadi, meskipun berada di tempat yang sama. Perubahan suasana yang tercipta dari pakaian santai bisa menurunkan tingkat stres dan menenangkan pikiran. Dengan begitu, transisi dari pekerjaan ke waktu istirahat terasa lebih alami.

3. Lakukan aktivitas peralihan yang menyenangkan

ilustrasi membaca buku setelah bekerja remote
ilustrasi membaca buku setelah bekerja remote (pexels.com/Karola G)

Setelah menutup laptop, hindari langsung berpindah ke kegiatan pasif seperti menonton atau bermain gadget. Pilih aktivitas ringan, seperti berjalan kaki di sekitar rumah, menyeduh teh hangat, atau membaca beberapa halaman buku. Aktivitas peralihan itu membantu tubuh dan pikiran beradaptasi dari ritme sibuk ke keadaan yang lebih tenang.

Kegiatan sederhana tersebut juga memberi ruang bagi diri sendiri untuk melepaskan sisa tekanan dari pekerjaan. Kita bisa lebih hadir pada momen santai tanpa terbawa beban pikiran dari jam kerja. Semakin rutin dilakukan, aktivitas demikian akan menjadi bagian alami dari transisi harian yang menyehatkan.

4. Batasi notifikasi pekerjaan di luar jam kerja

ilustrasi membatasi notifikasi setelah bekerja
ilustrasi membatasi notifikasi setelah bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Salah satu penyebab sulit beristirahat saat kerja remote adalah notifikasi pekerjaan yang terus muncul. Saat jam kerja berakhir, cobalah menonaktifkan pemberitahuan email atau pesan dari grup kerja. Langkah demikian membantu menjaga batas yang sehat antara tanggung jawab profesional dan kehidupan pribadi.

Membatasi akses bukan berarti tidak peduli, melainkan bentuk penghormatan terhadap waktu istirahat pribadi. Pikiran membutuhkan ruang kosong untuk pulih agar bisa kembali produktif esok hari. Dengan disiplin menjaga batas tersebut, kita belajar menempatkan keseimbangan sebagai prioritas utama.

5. Ciptakan rutinitas penutup yang konsisten

ilustrasi mengecek dan membuat  to do list
ilustrasi mengecek dan membuat to do list (pexels.com/Vlada Karpovich)

Rutinitas kecil di akhir hari kerja remote bisa membantu otak mengenali bahwa pekerjaan telah selesai. Misalnya, menulis daftar tugas yang telah diselesaikan hari ini dan hal-hal yang akan dikerjakan besok. Setelah itu, nyalakan aroma terapi atau dengarkan musik tenang untuk menutup hari dengan suasana damai.

Konsistensi rutinitas tersebut membuat tubuh terbiasa beristirahat pada waktu yang sama setiap hari. Sehingga, kita akan lebih mudah meninggalkan beban kerja tanpa merasa bersalah. Dengan rutinitas penutup ini, tidur menjadi lebih nyenyak dan semangat kerja pun terjaga dengan baik.

Membiasakan diri melakukan lima ritual di atas menjadi bentuk kasih sayang pada diri sendiri. Kita belajar menghargai waktu istirahat sama pentingnya dengan waktu bekerja. Dengan keseimbangan yang baik, produktivitas dan kebahagiaan bisa berjalan berdampingan tanpa harus saling mengorbankan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Life

See More

Apa Saja Jobdesk UI/UX Designer dan Skill yang Harus Dikuasai?

22 Okt 2025, 16:46 WIBLife