Surat Al-A'raf Ayat 49-60 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

Surat Al-A'raf merupakan surat ke 7 dalam Al-Quran. Surat ini sendiri terdiri dari 206 di dalamnya. Al-A'raf memiliki arti 'tempat tertinggi'. Pada ayat 49 sampai 60, surat Al-A'raf banyak membahas tentang kebesaran Allah SWT dan perintah-perintahnya kepada umat manusia.
Berikut ini arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 49 sampai 60.
1. Surat Al-A'raf ayat 49-60 beserta artinya

Berikut merupakan surat Al-A'raf ayat 49-60 dan terjemahannya:
Ayat 49
اَهٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ اَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللّٰهُ بِرَحْمَةٍۗ اُدْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَآ اَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَ
a hā`ulā`illażīna aqsamtum lā yanaluhumullāhu biraḥmah, udkhulul-jannata lā khaufun 'alaikum wa lā antum taḥzanụn
"Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?” (Allah berfirman), “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati.”
Ayat 50
وَنَادٰٓى اَصْحٰبُ النَّارِ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ اَنْ اَفِيْضُوْا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاۤءِ اَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۗقَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكٰفِرِيْنَۙ
wa nādā aṣ-ḥābun-nāri aṣ-ḥābal-jannati an afīḍụ 'alainā minal-mā`i au mimmā razaqakumullāh, qālū innallāha ḥarramahumā 'alal-kāfirīn
"Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,”
Ayat 51
الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَهُمْ لَهْوًا وَّلَعِبًا وَّغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۚ فَالْيَوْمَ نَنْسٰىهُمْ كَمَا نَسُوْا لِقَاۤءَ يَوْمِهِمْ هٰذَاۙ وَمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَجْحَدُوْنَ
allażīnattakhażụ dīnahum lahwaw wa la'ibaw wa garrat-humul-ḥayātud-dun-yā, fal-yauma nansāhum kamā nasụ liqā`a yaumihim hāżā wa mā kānụ bi`āyātinā yaj-ḥadụn
"(yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami."
Ayat 52
وَلَقَدْ جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
wa laqad ji`nāhum bikitābin faṣṣalnāhu 'alā 'ilmin hudaw wa raḥmatal liqaumiy yu`minụn
"Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur'an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
Ayat 53
هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا تَأْوِيْلَهٗۗ يَوْمَ يَأْتِيْ تَأْوِيْلُهٗ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ نَسُوْهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۚ فَهَلْ لَّنَا مِنْ شُفَعَاۤءَ فَيَشْفَعُوْا لَنَآ اَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ قَدْ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ
hal yanẓurụna illā ta`wīlah, yauma ya`tī ta`wīluhụ yaqụlullażīna nasụhu ming qablu qad jā`at rusulu rabbinā bil-ḥaqq, fa hal lanā min syufa'ā`a fa yasyfa'ụ lanā au nuraddu fa na'mala gairallażī kunnā na'mal, qad khasirū anfusahum wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn
"Tidakkah mereka hanya menanti-nanti bukti kebenaran (Al-Qur'an) itu. Pada hari bukti kebenaran itu tiba, orang-orang yang sebelum itu mengabaikannya berkata, “Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran. Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu?” Mereka sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri dan apa yang mereka ada-adakan dahulu telah hilang lenyap dari mereka."
Ayat 54
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًاۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍۢ بِاَمْرِهٖٓ ۙاَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
inna rabbakumullāhullażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmin ṡummastawā 'alal-'arsy, yugsyil-lailan-nahāra yaṭlubuhụ ḥaṡīṡaw wasy-syamsa wal-qamara wan-nujụma musakhkharātim bi`amrihī alā lahul-khalqu wal-amr, tabārakallāhu rabbul-'ālamīn
"Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam."
Ayat 55
اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ
ud'ụ rabbakum taḍarru'aw wa khufyah, innahụ lā yuḥibbul-mu'tadīn
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
Ayat 56
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
wa lā tufsidụ fil-arḍi ba'da iṣlāḥihā wad'ụhu khaufaw wa ṭama'ā, inna raḥmatallāhi qarībum minal-muḥsinīn
"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan."
Ayat 57
وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
wa huwallażī yursilur-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatih, ḥattā iżā aqallat saḥāban ṡiqālan suqnāhu libaladim mayyitin fa anzalnā bihil-mā`a fa akhrajnā bihī ming kulliṡ-ṡamarāt, każālika nukhrijul-mautā la'allakum tażakkarụn
"Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran."
Ayat 58
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهٗ بِاِذْنِ رَبِّهٖۚ وَالَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ اِلَّا نَكِدًاۗ كَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّشْكُرُوْنَ
wal-baladuṭ-ṭayyibu yakhruju nabātuhụ bi`iżni rabbih, wallażī khabuṡa lā yakhruju illā nakidā, każālika nuṣarriful-āyāti liqaumiy yasykurụn
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur."
Ayat 59
لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ
laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī fa qāla yā qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yaumin 'aẓīm
"Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat)."
Ayat 60
قَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِهٖٓ اِنَّا لَنَرٰىكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
qālal-mala`u ming qaumihī innā lanarāka fī ḍalālim mubīn
"Pemuka-pemuka kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.”
2. Kandungan surat Al-A'raf ayat 49-60

Adapun kandungan surat Al-A’raf ayat 49-60 sebagai berikut:
- Ayat 49 menjelaskan pembicaraan terkait golongan mukmin yang mereka cela seperti lemah, miskin dan hina, kini mereka adalah orang beruntung dan memperoleh rahmat Allah. Kemudian Allah mempersilahkan para penghuni A’raf itu masuk ke dalam surga.
- Ayat 50 menjelaskan Allah menceritakan bagaimana percakapan antara penghuni neraka dan penghuni surga serta permintaan mereka supaya diberi nikmat yang setara. Penghuni neraka meminta kepada penghuni surga untuk menuangkan air sedikit atau rezeki yang sudah dikaruniakan kepada penguin surga. Namun para penghuni surga menjawab bahwa Allah sudah mengharamkan keduanya (air dan makanan) bagi orang-orang kafir.
- Ayat 51 menjelaskan Allah menegaskan kepada orang yang semasa hidupnya menjadikan agama sebagai permainan dan senda gurau serta tertipu dengan kehidupan dunia di mana Allah akan melupakan mereka sebagaimana yang mereka lakukan yakni mengingkari ayat-ayat Allah.
- Ayat 52 menjelaskan sebab diturunkannya kitab al-Qur’an yakni sebagai petunjuk bagi manusia dengan bukti yang mudah untuk dipahami serta telah didasarkan oleh pengetahuan Allah yang sangat luas, mantap dan menyeluruh sehingga tidak aka nada kekurangan dan kelemahannya sedikitpun.
- Ayat 53 menjelaskan bagaimana orang-orang kafir tidak beriman kepada berita-berita yang terdapat dalam al-Qur’an, meskipun bukti kebenarannya sudah sangat jelas. Mereka sebetulnya sudah merugikan dirinya sendiri, karena mereka tidak mau beriman saat di dunia dan juga apa yang mereka ada-adakan dahulunya yaitu tuhan-tuhan yang mereka sembah sudah hilang dan lenyap dari hadapannya.
- Ayat 54 menjelaskan identitas Allah yaitu Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa atau periode, Dia juga bersemayam di atas ‘Arsy sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya. Selain itu, Dia juga yang menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat serta semua makhluk ciptaan-Nya seperti matahari, bulan dan bintang yang tunduk kepada perintah-Nya.
- Ayat 55 menjelaskan peringatan kepada makhluk-Nya untuk selalu berdoa kepada Allah dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang telah melampaui batas dalam berdoa dan segala hal.
- Ayat 56 menjelaskan Allah mengingatkan kepada manusia agar tidak membuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan baik dan selalu berdoa kepada-Nya dengan rasa takut. Sehingga saat berdoa menjadi lebih khusyuk dan terus terdorong untuk menaati-Nya dan penuh harap pada anugerah-Nya.
- Ayat 57 menjelaskan kebesaran Allah terhadap makhluknya yakni meniupkan dan menggerakkan angin sebagai kabar gembira di mana angin itu membawa awan mendung yang dihalau ke suatu daerah yang tandus dan rusak tanamannya akibat tidak ada air, kemudian Allah menurunkan hujan lebat di sana. Kemudian Allah menumbuhkan tanah yang telah mati menjadi subur kembali yang merupakan gambaran bagaimana Allah membangkitkan orang yang sudah mati.
- Ayat 58 menjelaskan Allah memberikan perumpamaan sifat dan tabiat manusia seperti tanah baik dan subur dengan tanah buruk dan tidak subur. Orang yang baik sifatnya tentu akan menerima kebenaran seperti saat hujan turun pada tanah yang baik, maka tanaman akan tubuh subur dengan izin-Nya. Sedangkan orang yang memiliki sifat buruk dan tabiatnya tidak bisa menerima kebenaran seperti hujan yang turun pada tanah buruk, tentunya tidak akan menumbuhkan tanaman yang baik akan tetapi tanaman yang tumbuh merana.
- Ayat 59 menjelaskan Allah menjelaskan kisah beberapa nabi terdahulu beserta umatnya yang dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi umat Nabi Muhammad. Penjelasan kisah tersebut dimulai dengan kisah Nabi Nuh yang merupakan nabi pertama mengajarkan ajaran tauhid.
- Ayat 60 menjelaskan bagaimana kaum Nabi Nuh tidak memperdulikan perkataan Nabi Nuh, bahkan para pemuka atau pembesar kaumnya berkata dengan menghina “Kami tidak percaya pada apa yang kamu sampaikan, melainkan kami memandang kamu benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata karena kamu memusuhi tuhan-tuhan kami dan juga menyalahkan cara ibadah kami.”
3. Keutamaan surat Al-A'raf

Surat Al-A’raf merupakan surat makkiyah yang berarti tempat tertinggi. Surat ini diturunkan sebelum surat Al-An’am dengan berjumlah 206 ayat. Berikut ini beberapa keutamaan dalam membaca surat Al-A’raf antara lain:
- Bagi siapa saja yang membaca surat ini di hari Jumat, maka dia termasuk kedalam golongan orang yang tidak akan diperhitungkan ketika hari kiamat.
- Saat berada dalam mahkamah atau pengadilan Allah yang agung, maka pembacanya dipanggil, karena ia akan menjadi saksi untuk setiap orang yang membacanya pada hari kiamat.
- Bagi yang membaca surat Al-A’raf setiap bulan, maka orang tersebut tidak tergolong ke dalam orang-orang yang takut dan bersedih hati.
Demikian arti, kandungan, dan juga keutamaan dari surat Al-A'raf ayat 49 sampai 60. Semoga dengan membacanya, kita semakin menyadari akan kebesaran Allah SWT. Amin.