Api Kecil dari Yogya yang Menjaga Dapur UMKM Tetap Menyala

Di Yogyakarta, saat pandemik COVID-19 membuat suara kendaraan meredup dan kursi-kursi warung kosong lebih lama dari biasanya, Eri Kuncoro menyadari sesuatu yang lebih senyap daripada jalan yang lengang. Dapur para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) rupanya tidak lagi ramai. Di sekitar rumahnya, dia melihat para penjual makanan kebingungan menyiasati hari-hari tanpa pembeli. Mereka bukan hanya kehilangan uang, melainkan juga akses kepada kepastian makan bagi keluarga sendiri.
Dari kegelisahan itu, muncul gagasan yang sederhana, tetapi menggigit. Memantik terciptanya sebuah wadah yang bisa menghubungkan kembali tangan-tangan yang memasak dengan mereka yang membutuhkan makanan rumahan, meski jarak sosial memaksa semua orang berdiam di rumah. Yuk Tukoni besutan Eri Kuncoro mulai eksis bukan dari rapat bisnis atau perhitungan keuntungan, melainkan dari perasaan tidak enak melihat tetangga kesulitan.
1. Dari sebuah warung mi ayam yang hampir tutup

Kisah Eri Kuncoro dan Yuk Tukoni tidak bisa lepas dari sosok Amin, tetangga yang sehari-hari menjual mi ayam. Pandemik membuat pelanggannya menghilang seketika. Kursi-kursi warungnya tidak lagi diduduki siapa pun. Bercerita kepada Eri, Amin mempertimbangkan diri untuk pulang kampung karena tidak sanggup melanjutkan usahanya di sana. Sementara, Eri justru merasa suara itu seperti alarm yang tidak bisa diabaikannya.
Eri lantas memilih turun tangan dengan cara yang paling mungkin dilakukan di tengah pembatasan. Dia membekukan mi ayam itu, mengemasnya ulang, dan menjadikannya produk yang bisa pergi jauh melewati gang-gang kota yang sunyi. Langkah kecil itu kemudian berubah menjadi benih gagasan.
Eri mengatakan, sejak awal, yang dibangunnya bukan bisnis, melainkan gerakan sosial. Dia ingin memberi ruang bagi para pelaku UMKM yang kehilangan pijakannya melalui sebuah program bernama Yuk Tukoni. Dari bahasanya, ini kurang-lebih berarti 'yuk, beli!', sebuah ajakan sederhana untuk melariskan jualan.
2. Membuka pintu dengan seleksi yang tidak menghalangi

Saat makin banyak UMKM mencari jalan untuk bertahan, Yuk Tukoni membuka pintu melalui sebuah formulir di Instagram. Tiap pelaku usaha diminta mengirim sampel makanan, lalu tim quality control (QC) menilai kualitasnya. Seleksi itu bukan untuk menggugurkan siapa pun, melainkan memastikan produk yang dihadirkan tetap aman dan layak. Jika sebuah kemasan dianggap kurang baik, tim memberikan saran agar pelaku UMKM dapat memperbaikinya.
Setelah itu, produk akan masuk ke antrean katalog dan unggahan di Instagram. Prosesnya tampak sederhana: titip jual. Tidak ada kewajiban biaya besar, tidak ada hal yang membuat UMKM harus menahan napas lebih panjang dari yang sudah mereka lakukan selama pandemik. Prinsipnya sejak awal jelas: transparan, terbuka, dan setia kepada tujuan membantu.
3. Dapur UMKM menemukan bentuk baru dalam frozen food

Di tengah ketidakpastian, Eri Kuncoro dan tim, termasuk temannya, Revo Suladasha, di Yuk Tukoni menemukan bahwa mengubah makanan menjadi frozen food rupanya jalan paling realistis. Produk-produk yang mendapat sentuhan ini bisa bertahan 8 jam di suhu ruang, 3 hari di lemari pendingin, dan lebih dari 1 bulan jika dibekukan. Cara ini memberi ruang bagi makanan untuk bepergian jauh, sampai ke wilayah yang tidak mungkin dijangkau saat orang-orang dilarang keluar rumah.
Model ini tidak hanya menyelamatkan usaha kecil, tetapi juga menghubungkan kembali masyarakat dengan kuliner ikonis Yogyakarta. Mi ayam Bu Tumini, Mangut Lele Mbah Marto, Gudeg Wijilan Bu Lies, Sate Samirono, hingga Jadah Tempe Mbah Cantik mulai bisa melintasi kota dalam bentuk lain. Permintaan Mi Ayam Bu Tumini bahkan kembali mencapai ratusan porsi per hari, angka yang sebelumnya mustahil dicapai selama pandemik. Semua itu terjadi karena makanan yang sudah menjadi kenangan banyak orang akhirnya bisa hadir lagi di meja makan mereka.
4. Pemasaran digital jadi andalan Yuk Tukoni

Dengan internet sebagai lapangan utama, Yuk Tukoni mulai menata etalase digital. Instagram, WhatsApp, dan situs web menjadi jembatan antara produsen dan pembeli. Tiap unggahan bukan hanya menjual makanan, melainkan juga membawa cerita pelakunya sendiri. Dalam suasana yang serba dingin dan terpisah, cerita seperti itu justru menghangatkan jarak.
Saat jangkauannya makin luas, merek ini hadir pula di lokapasar besar, seperti Tokopedia, Shopee, dan Paxel. Namun, bagi mereka yang tidak akrab dengan lahan ini, pemesanan tetap bisa dilakukan lewat aplikasi obrolan seperti halnya membeli dari tetangga sendiri. Eri Kuncoro lalu mendirikan sebuah toko fisik di Jalan KH Muhdi Nomor 140. Di sana, orang dapat membuka pintu, mencium aroma makanan beku yang menunggu untuk dipanaskan, dan merasakan kembali keakraban yang sempat hilang.
5. Pengakuan dari PT Astra International untuk gerakan yang lahir atas dasar kepedulian

Pada 2020, langkah Eri Kuncoro mendapat pengakuan lewat SATU Indonesia Awards di bidang kewirausahaan. Penghargaan itu diberikan karena dia dinilai sebagai sosok yang bergerak tanpa pamrih di tengah pandemik. Eri sempat menyebut, dirinya tidak pernah mengajukan nama untuk ikut penilaian. Orang lainlah yang mendaftarkannya. Rupanya upaya itu membuahkan hasil yang melebihi ekspektasi.
Eri sendiri melihat penghargaan itu sebagai bentuk apresiasi terhadap para UMKM dan semua pihak yang terlibat, bukan sebagai pencapaian pribadinya. Baginya, kerja ini hanyalah upaya untuk memastikan tidak ada usaha kecil yang harus padam sendirian. Kisah Yuk Tukoni sekaligus menunjukkan, harapan kadang tidak lahir dari rencana besar, tetapi dari kepedulian terhadap orang terdekat.
Eri dengan ide-idenya telah menyalakan kembali api di dapur UMKM saat semuanya tampak redup. Dia melakukannya dengan langkah-langkah yang setia kepada realitas. Tanpa ambisi berlebih, tetapi penuh keberanian untuk bergerak saat orang lain berhenti. Gerakan ini pun menjadi pengingat, solidaritas tidak selalu hadir dalam bentuk megah. Ia kadang datang dari sebuah dapur kecil yang tidak ingin menyerah. Dari sanalah penghidupan banyak keluarga kembali berpulang.



















