Takabur: Pengertian, Ciri-ciri, dampak, dan Cara Menghindarinya

Takabur adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Menurut Al Muhasibi dikutip dari Cara Mendiagnosa Penyakit Ujub dan Takabur, takabur merupakan penyakit jiwa yang paling besar dan yang mengalaminya akan mendapatkan berbagai petaka. Orang yang takabur kemudian akan melihat dirinya sendiri menjadi lebih besar dari yang lain serta memandang dirinya lebih sempurna jika dibandingkan orang lain.

Ketika seseorang memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain, contohnya adalah harta, terkadang langsung merasa lebih tinggi dan lebih hebat dibandingkan orang lain. Selain itu, manusia juga terkadang lupa untuk bersyukur kepada Allah. Padahal, apa yang diterima merupakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT. 

Berdasarkan sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Ali bin Abi Thalib, R.A. Rasulullah SAW menegaskan, “Seseorang yang memiliki sifat takabur sesungguhnya telah mengambil ataupun merampas pakaian Allah SWT.” Oleh karena itu, Allah membenci orang-orang yang memiliki sifat takabur dalam dirinya.

Berikut ini ciri-ciri orang yang memiliki sifat takabur:

1. Terlihat angkuh

Orang yang terlihat angkuh dan tidak sudi untuk menjalin silaturahmi dengan saudaranya, merupakan ciri-ciri dari orang yang memiliki sifat takabur. Allah SWT sangat membenci orang yang terlihat angkuh.

Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) serta janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong serta membanggakan diri.” (Q.S Luqman [31]: 18). 

2. Selalu ingin merendahkan orang lain

Orang yang menganggap rendah dan ingin menjatuhkan orang lain, merupakan salah satu ciri dari orang yang memiliki sifat takabur. Ia tidak ingin melihat orang lain lebih sukses dalam hal apa pun dan tidak bahagia terhadap keberhasilan orang lain.

Dari Abdullah bin Mas’ud bin Malik r.a dari Nabi saw. bersabda: "Tak akan masuk surga orang yang terdapat dalam hatinya sifat takabur (atau sombong) walaupun hanya sebesar atom yang sangat halus sekalipun.” (H.R Muslim). Hadis ini juga merupakan sebuah peringatan untuk semua umat manusia agar tidak bersifat takabur.

Dampak dari sifat takabur pastinya memiliki efek negatif bagi diri sendiri. Takabur juga akan menghalangi seseorang untuk masuk surga. Selain menghalangi masuk surga, dampak buruk lain dari sifat takabur antara lain:

• Dibenci oleh Allah SWT dan terhalang dari nikmat kebenaran dari ayat-ayat Allah
• Mata dan hatinya terkunci
• Mendapat kehinaan serta berbagai siksaan akhirat
• Selalu merasa menjadi orang yang paling baik dan paling benar
• Dapat menimbulkan berbagai perpecahan di antara sesama
• Dapat merusak sendi persatuan serta persatuan
• Tidak suka berbuat benar serta tidak dapat menerima kebenaran
• Tidak memiliki keikhlasan dalam suatu perbuatan sehingga semua yang dilakukan kemudian menjadi sia-sia
• Merugikan diri sendiri dan lebih mudah tersinggung

Berikut ini beberapa cara menghindari takabur yang perlu kamu ketahui.

• Meningkatkan keimanan serta ketakwaan. Hal tersebut dapat ditingkatkan dengan meningkatkan ibadah. Selain agar tidak memiliki sifat takabur, orang yang beriman serta bertakwa juga akan memahami cara untuk menghindarkan diri agar tak berbuat dosa.
• Mensyukuri segala nikmat Allah SWT. Dengan memiliki rasa syukur di dalam diri, hal ini kemudian dapat mengurangi keinginan untuk bersikap takabur.
• Istiqomah dalam bersyukur juga kemudian dapat dilakukan dengan berusaha selalu mengucapkan rasa syukur atas semua pemberian Allah, serta berupaya sabar saat menghadapi masalah.
• Menyadari segala kekurangan sebagai manusia. Setiap Manusia memiliki kelebihan serta kekurangan. Oleh karena itu, penting untuk dapat menyadari kekurangan diri agar tidak mudah merasa hebat serta takabur. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga bagi seseorang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari sifat takabur,” (HR Thabrani, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).
• Menyadari bahwa hidup ini hanya sementara. Orang yang takabur juga kerap melupakan hal tersebut sehingga lupa menyiapkan bekal untuk ke akhirat.
• Selalu berusaha menghormati serta menghargai orang lain. Sulit menghargai dan menghormati orang lain merupakan bentuk sikap yang kurang dewasa, dan jika dibiarkan kemudian akan menjadi bibit takabur.
• Menyadari segala kelebihan sebagai karunia dari Allah SWT. Manusia memiliki kelebihan bukan hanya karena usahanya saja, namun juga dikarenakan izin Allah SWT. Jika menyadari hal ini biasanya akan membuat seseorang pandai bersyukur hingga terhindar dari takabur.
• Tidak membedakan perlakuan di antara sesama manusia. Semua manusia diciptakan sama oleh Allah SWT. Meski dengan adanya perbedaan, bersikap adil terhadap sesama adalah cara menjadi pribadi yang baik serta dapat menghilangkan sifat egois.

Oleh karena itu, pentingnya untuk refleksi diri bahwa tidak ada yang sempurna selain Allah SWT. Semoga Allah melindungi kita semua. Amin.