Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Tanda Kamu Sebenarnya Introvert yang Berpura-pura Jadi Extrovert

ilustrasi wanita memegang gelas (pexels.com/ Anna Pou)
ilustrasi wanita memegang gelas (pexels.com/ Anna Pou)
Intinya sih...
  • Energi sosial introvert memiliki batas tertentu.
  • Introvert lebih suka obrolan mendalam ketimbang basa-basi panjang lebar.
  • Waktu sendiri adalah kebutuhan mutlak untuk mengembalikan energi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah gak merasa lelah banget setelah berinteraksi dengan banyak orang, padahal kelihatannya kamu menikmati semua percakapan itu? Atau mungkin kamu sering dipanggil “orang yang asyik banget,” tapi diam-diam kamu lebih suka duduk di pojokan dengan buku favorit? Kalau iya, mungkin kamu adalah seorang introvert yang berusaha tampil seperti extrovert.

Banyak orang mengira menjadi introvert berarti pemalu atau gak suka bergaul, padahal itu cuma soal bagaimana kita mengisi ulang energi. Nah, kalau kamu penasaran apakah kamu termasuk kelompok introvert yang “berpura-pura” menjadi extrovert, yuk simak tanda-tandanya di bawah ini!

1. Lelah setelah berinteraksi lama

wanita sedang bersedih (pexels.com/ RDNE Stock project)
wanita sedang bersedih (pexels.com/ RDNE Stock project)

Sebagai introvert, energi sosialmu biasanya punya batas tertentu. Meskipun kamu kelihatan santai ngobrol sana-sini, sebenarnya kamu sedang menghitung menit menuju momen “me time”. Setelah acara selesai, bukannya merasa bahagia, kamu malah pengin cepat-cepat pulang dan rebahan sendirian.

Ini bukan berarti kamu gak menikmati momen itu, ya. Kamu suka bersosialisasi, tapi hanya sampai batas tertentu. Kalau kebanyakan, efeknya bisa bikin kamu merasa capek secara emosional. Jadi, kalau kamu sering merasa drained setelah pesta, bisa jadi ini tanda bahwa kamu lebih cocok dengan dunia introvert.

2. Nyaman dengan percakapan mendalam

ilustrasi wanita sedang berdialog (pexels.com/Christina Morillo)
ilustrasi wanita sedang berdialog (pexels.com/Christina Morillo)

Tanda lainnya, kamu sebenarnya lebih suka obrolan mendalam ketimbang basa-basi panjang lebar. Saat teman-teman asyik ngobrol soal hal-hal ringan, kamu justru kepikiran, “Kapan ya kita bisa ngobrol serius tentang sesuatu yang bermakna?” Tapi karena ingin tetap terlihat fun, kamu berusaha mengikuti alur.

Tapi, di dalam hati kamu pengin banget langsung pindah ke topik yang “lebih dalam,” kayak filosofi hidup, rencana masa depan, atau hal-hal yang berhubungan dengan perasaan. Kalau ini sering terjadi, tandanya kamu punya sisi introvert yang lebih dominan daripada yang kamu sadari.

3. Butuh waktu sendiri

pria menyendiri (pexels.com/Andrew Neel)
pria menyendiri (pexels.com/Andrew Neel)

Meski terlihat ramah dan supel, kamu mungkin sering merasa bahwa waktu sendiri adalah kebutuhan mutlak. Setelah seharian penuh di keramaian, biasanya kamu butuh beberapa jam atau bahkan hari untuk benar-benar mengembalikan energi. Me time ini bisa berupa baca buku, nonton series, atau bahkan tidur siang.

Hal ini sering bikin orang salah paham, karena mereka menganggap kamu selalu suka diajak kumpul kapan saja. Padahal, kamu cuma “berperan” saat bersama mereka, sementara batinmu udah minta istirahat. Kalau waktu sendirian ini penting banget buatmu, itu tanda kuat kamu sebenarnya seorang introvert.

Jadi, kalau kamu merasa lelah setelah bersosialisasi, lebih suka obrolan mendalam, dan butuh waktu sendiri untuk recharge, bisa jadi kamu seorang introvert yang selama ini berpura-pura sebagai extrovert. Gak ada yang salah kok dengan jadi introvert! Ingat, yang penting adalah menemukan keseimbangan antara dunia luar dan kebutuhan batinmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us