5 Tanda Performative Male si Cowok yang Pura-Pura

- Cowok performative hanya bersikap baik kalau ada yang melihat atau merekam
- Mereka sering posting tentang isu sosial tapi gak pernah ambil tindakan nyata
- Performative male memotong pembicaraan dan gak benar-benar mendengarkan
Pernahkah kamu merasa ada yang aneh dengan cowok yang selalu tampil super perhatian di depan umum, tapi sikapnya berubah saat cuma berdua? Atau kamu kenal seseorang yang sering banget posting tentang feminisme di media sosial, tapi di kehidupan nyata masih suka meremehkan pendapat cewek? Yup, kemungkinan kamu sedang berurusan dengan "performative male" atau cowok yang cuma pura-pura menjadi seseorang yang menyukai hal-hal yang disukai cewek-cewek.
Fenomena performative male ini makin sering terlihat di era digital, dimana tampilan di sosial media jadi lebih penting daripada tindakan nyata. Mereka mungkin terlihat sebagai ally yang sempurna di luar, padahal di balik layar masih membawa mindset lama yang problematik. Yuk, kenali lima tanda cowok yang cuma pura-pura peduli ini biar kamu gak tertipu oleh aksi mereka!
1. Hanya bersikap baik kalau ada yang melihat atau merekam

Kamu pasti pernah lihat cowok yang tiba-tiba jadi super gentleman saat ada kamera atau teman-teman lain yang memperhatikan. Dia buru-buru bukain pintu, bantuin angkat barang berat, atau kasih pujian manis yang bikin semua orang terpesona. Tapi begitu gak ada yang lihat, sikapnya berubah 180 derajat.
Performative male biasanya cuma peduli sama reputasi dan image mereka di mata orang lain. Mereka butuh pengakuan dan validasi publik, bukan benar-benar ingin melakukan hal baik. Kalau kamu perhatikan, pola ini konsisten banget, perhatian mereka selalu muncul saat ada penonton dan menghilang saat gak ada yang melihat.
2. Sering posting tentang isu sosial tapi gak pernah ambil tindakan nyata

Media sosial jadi panggung favorit buat performative male. Mereka rajin banget repost quotes tentang kesetaraan gender, kesehatan mental, atau isu sosial lainnya. Caption mereka selalu keren dan terdengar woke. Tapi coba tanya, apa yang udah mereka lakukan secara konkret untuk isu-isu tersebut?
Biasanya mereka punya seribu alasan kenapa gak bisa ambil tindakan nyata. "Aku udah spread awareness dengan posting," atau "Aku gak punya waktu buat volunteer." Padahal, aksi sederhana kayak memperlakukan orang di sekitar dengan respect aja gak konsisten mereka lakukan. Buat mereka, tampil peduli di sosmed jauh lebih penting daripada benar-benar peduli.
3. Memotong pembicaraan dan gak benar-benar mendengarkan

Saat diskusi tentang isu sensitif, performative male sering terlihat antusias dan mendukung. Tapi kalau diperhatikan, mereka jarang benar-benar mendengarkan. Mereka lebih suka memotong pembicaraan untuk menunjukkan seberapa "paham" dan "woke" mereka dibanding orang lain.
Saat ada cewek yang berbagi pengalaman tentang diskriminasi gender, misalnya, mereka cepat-cepat kasih pendapat tanpa benar-benar menyimak. Kadang malah menjelaskan ulang (mansplaining) apa yang udah dijelaskan. Ini tanda kalau mereka sebenernya gak tertarik sama substansi pembicaraan, tapi cuma pengen terlihat cerdas dan peduli.
4. Sikap berubah tergantung siapa yang mereka hadapi

Perhatiin deh, cowok performative biasanya punya sikap yang berubah-ubah tergantung siapa yang dia hadapi. Di depan cewek yang dia taksir atau orang yang dia anggap punya power, dia bisa jadi super respectful dan progresif. Tapi di lingkaran pertemanan cowok atau sama orang yang dianggap "gak penting", sikap aslinya keluar.
Mereka mungkin ketawa sama lelucon seksis di grup chat cowok, tapi di depan crush mereka bisa ceramah panjang tentang pentingnya menghormati perempuan. Inkonsistensi ini jadi tanda jelas kalau nilai-nilai yang mereka pegang sebenernya gak berakar kuat, tapi cuma dipake sebagai alat buat dapat perhatian atau keuntungan.
5. Selalu merasa perlu diapresiasi atas hal-hal dasar yang seharusnya normal

Performative male sering merasa layak dapat pujian khusus untuk sikap atau tindakan yang sebenernya standar. Misalnya, mereka berharap diapresiasi berlebihan karena gak pernah selingkuh, karena mau bantu pekerjaan rumah, atau karena memperlakukan pasangan dengan baik.
Mereka gak sadar kalau hal-hal ini harusnya jadi standar minimal dalam hubungan, bukan prestasi luar biasa yang perlu dapat medali. Kalau kamu gak cukup memuji, mereka bisa jadi pasif-agresif atau bahkan terang-terangan minta pengakuan. Seperti "Lihat gak sih aku udah bantuin cuci piring?" atau "Aku kan selalu support kamu, gak kayak cowok lain."
Mengenali performative male memang gak selalu mudah, terutama karena mereka pintar banget menutupi sifat asli mereka. Tapi dengan memperhatikan pola sikap yang konsisten, kamu bisa lebih jeli membedakan mana cowok yang benar-benar open minded dan mana yang cuma pura-pura demi keuntungan pribadi. Semoga bermanfaat!