5 Tanda Teman Gak Serius Mau Main ke Rumahmu, Tidak Usah Ditunggu

- Menunggu teman datang ke rumah membuat aktivitas terganggu dan merasa tidak dihargai.
- Orang yang tidak memberikan perkiraan waktu kedatangan patut diragukan, seharusnya memberi kepastian jam kedatangan.
- Teman yang banyak alasan dan sulit dihubungi menunjukkan niatnya lemah untuk bertamu.
Pernah gak, kamu dibuat kesal karena menunggu lama teman yang katanya mau datang ke rumah? Dirimu sudah membatalkan banyak rencanamu berkegiatan di luar rumah demi menunggunya. Kamu juga berusaha menyiapkan rumah supaya tidak memalukan ketika ia datang.
Lantai sampai disapu ulang hanya agar temanmu nanti merasa nyaman. Dirimu juga buru-buru mencari ide kudapan kalau di rumah lagi gak ada stok kue kering. Namun, setelah kamu menunggunya nyaris seharian, dia tak juga datang.
Lebih dari sekadar ia bisa datang atau tidak, sikapnya seperti menganggap waktu dan kesibukanmu tak berharga. Bahkan, andai kamu bekerja dari rumah pasti sudah susah berkonsentrasi karena terus menantinya.
Supaya ke depan dirimu tak lagi merasa dikerjai, perhatikan enam tanda berikut mengenai seseorang gak bersungguh-sungguh ingin ke rumahmu.
1. Gak jelas jamnya

Orang yang hendak bertamu tetapi tidak memberikan perkiraan waktu patut diragukan. Seseorang gak boleh sekadar berkata mungkin akan tiba di rumahmu siang hari atau agak sore. Sebab siang hari bisa dari sebelum sampai setelah jam 12 siang. Waktunya panjang sekali.
Tanpa dirimu menanyakan kepastian waktu, seharusnya dia sudah mengatakannya sendiri. Paling tidak ia berkata antara jam 9 atau 10, misalnya. Selisih 1 jam masih dapat ditoleransi ketimbang dirimu menunggu lebih lama dari itu.
Kehadirannya kian tak bisa diharapkan jika kamu sudah menanyakan jam, tetapi dia gak menjawab dengan tegas. Daripada dirimu terjebak penantian tiada akhir mending langsung saja memberitahukan agendamu hari itu. Supaya dia yang menyesuaikan dengan waktu luangmu kalau serius mau ke rumah. Bukan malah kamu yang mengorbankan kegiatan seakan-akan ia tamu agung.
2. Ada kalimat, "Lihat nanti saja, ya"

Gak salah bila kamu sangat sebal dengan kalimat seperti di atas. Bukan dirimu yang memintanya untuk mampir ke rumahmu. Ia sendiri yang bilang hendak singgah. Namun, tampaknya dia sangat ragu sampai tidak bisa memberi kepastian bakal benar-benar datang atau tidak.
Kata "nanti" dapat menunjuk pada waktu yang begitu panjang tanpa batasan. Dia yang agendanya gak jelas, tetapi kamu yang menjadi korban. Kalau temanmu berkata lihat nanti saja, kejar jawaban yang lebih pasti. Bisa juga kamu saja yang duluan kasih penegasan.
Contohnya, dengan dirimu bilang tidak bisa berdiam terus di rumah. Kalau ia tak jelas akan datang atau gak mending tidak usah sekalian. Lain hari saja ketika dia sudah pasti bisa datang.
Ini mengingat kamu yang bakal dirugikan bila sampai mengikuti ketidakpastiannya, paksa dia untuk menghargai waktumu. Bahkan jika seharian dirimu di rumah saja, kamu ingin tidur pun jadi gak bebas. Dirimu khawatir dia tiba-tiba datang serta kamu harus menemuinya dalam kondisi masih mengantuk.
3. Kebanyakan alasan

Ada tipe orang yang katanya mau main ke rumahmu, tapi belum apa-apa sudah menyodorkan banyak alasan. Seakan-akan alasan itu sebagai pembenaran jika nanti dia tiba-tiba gak jadi datang. Ini bukan langkah antisipasi yang tepat dalam situasi ia hendak bertamu. Kamu sebagai tuan rumah tidak perlu tahu alasan ini itu.
Dirimu cukup diberi kepastian dia bakal datang ke rumahmu atau gak. Namun, kalau alasannya banyak, jangan anggap serius rencana kedatangannya. Contoh, katanya dia akan datang membawa mobil. Lalu ia menyayangkan jalan menuju rumahmu yang sempit. Dia takut mobilnya kalaupun bisa masuk bikin mobil dari arah lain tidak dapat lewat.
Bukankah dari dulu rumahmu di situ dan lebar jalannya tetap sama? Kalau ia bertekad untuk datang, naik ojek atau mobilnya diparkir di tepi jalan yang lebih besar juga bisa. Belum lagi alasan dirinya bawa anak serta takut anaknya bakal rewel di rumahmu, cuaca kurang bersahabat, dan masih banyak lagi. Tambah panjang alasannya, tambah kecil kemungkinan ia jadi bertamu.
4. Sulit dihubungi lagi

Ternyata bukan cuma pacar yang jago ghosting. Orang yang hendak bertamu pun dapat melakukan hal yang sama kalau niatnya lemah. Seharusnya dia sebagai pihak yang paling punya keperluan selalu berjaga di dekat smartphone-nya. Ia yang semestinya terus menanti kalau-kalau mendadak dirimu mengabarkan gak bisa menemuinya.
Bukan malah terbalik, kamu yang sampai menghubunginya berkali-kali dan tidak direspons. Hari sudah siang seperti janjinya akan datang, tapi batang hidungnya tak tampak juga. Dirimu yang telah capek dan bosan menunggu perlu memastikan ia jadi mampir atau tidak.
Namun, baik telepon maupun pesanmu seperti dicueki. Padahal, ia terlihat online bahkan bikin unggahan di media sosial tentang berbagai hal. Kalau terus seperti ini, kamu boleh gantian menghilang dengan mengabaikan telepon serta pesannya nanti. Tuan rumah memang harus menghormati tamunya. Akan tetapi, dia baru calon tamu. Dalam hal ini, ia lebih dituntut buat mampu menghargai pemilik rumah.
5. Memprioritaskan kunjungan ke tempat-tempat favoritnya

Calon tamu yang baik tahu bahwa dia gak boleh membuat tuan rumah merasa ditempatkan di nomor terakhir. Tentu dalam praktiknya ia bisa saja pergi ke berbagai tempat dulu sebelum ke rumahmu. Akan tetapi, itu gak perlu diketahui olehmu. Kamu cukup diberi tahu bahwa ia pasti mampir ke rumah jam 15.00, misalnya.
Dari pagi sampai waktu tersebut, dia bebas hendak ke mana saja. Tujuannya adalah untuk menjaga perasaanmu. Jangan sampai kamu merasa dianggap gak sepenting hal-hal lain yang didahulukannya. Jika temanmu malah dengan santainya bilang ia masih jalan-jalan ke berbagai tempat dan tak tahu kapan tiba di rumahmu, waspadalah.
Tempat-tempat itu bahkan sangat menarik minatnya. Bila dia sudah keasyikan di sana, boleh jadi bakal batal mampir ke rumah. Nanti alasannya juga mudah ditebak. Seperti sudah terlalu sore, dia harus segera pulang, dan semacamnya. Padahal, memang sejak awal kunjungan ke rumahmu bukan prioritasnya.
Orang yang ditunggu-tunggu terkadang tidak tahu diri. Kamu tak perlu terlalu baik dengan menantikan orang-orang yang gak bisa memberimu kepastian. Daripada dirimu sampai tidak dapat melakukan hal-hal lain yang penting, kirim pesan saja supaya ia mengabarimu jika jadi akan datang. Katakan pula kamu hendak mengerjakan sesuatu dulu biar dia tahu dirimu pun punya kesibukan.