5 Tantangan saat Belajar Melepaskan Ekspektasi yang Terlalu Tinggi

Ekspektasi memang terlihat menggiurkan. Tidak heran jika dalam beberapa situasi kita tidak bisa mengendalikan ekspektasi tersebut. Ambisi untuk meraih kesuksesan terlalu menggebu-gebu dan tidak terkontrol. Di sisi lain, ekspektasi yang berlebihan juga harus segera dilepaskan.
Namun demikian, melepaskan ekspektasi berlebihan juga menjadi tantangan tersendiri. Kita sering dihadapkan dengan pilihan dan keputusan sulit. Atau mungkin pandangan kurang menyenangkan dari orang-orang sekitar. Ketika belajar melepaskan ekspektasi berlebihan, kamu harus siap dengan tantangan di bawah ini.
1. Kehilangan kontrol diri

Ekspektasi yang terlalu berlebihan dapat membuat seseorang kehilangan pikiran rasional. Mengingat akan hal tersebut, kita harus memiliki kesadaran untuk melepaskan ekspektasi berlebihan. Namun, kita juga harus sadar jika proses ini ternyata tidak mudah.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kehilangan kontrol diri. Ekspektasi sering memberikan rasa kontrol atas masa depan. Melepaskannya dapat membuat kita merasa rentan atau tidak siap menghadapi ketidakpastian. Bahkan menjadi orang yang kehilangan arah dalam menjalani hidup.
2. Takut mengecewakan diri sendiri atau lingkungan sekitar

Pernahkah kamu berpikir untuk melepaskan ekspektasi yang terlalu menggebu-gebu? Bahkan sudah termasuk ke dalam tujuan tidak realistis. Ekspektasi demikian ini jika tidak segera dilepaskan akan menghambat langkah.
Tapi di satu sisi, melepaskan ekspektasi berlebihan juga merupakan tantangan. Kita dihadapkan dengan rasa takut mengecewakan diri sendiri juga lingkungan sekitar. Ketakutan akan kegagalan atau penilaian negatif sering membuat kita menahan ekspektasi yang tidak realistis.
3. Ketergantungan pada validasi eksternal

Tidak dapat dimungkiri jika validasi eksternal memang menjadi candu. Kita menempatkan pendapat dan respon positif dari orang lain sebagai tujuan utama. Bahkan merasa terpuruk ketika validasi itu tidak diperoleh sebagaimana yang diinginkan.
Ternyata ini juga menjadi tantangan saat belajar melepaskan ekspektasi berlebihan. Kita sudah dikendalikan oleh ketergantungan pada validasi eksternal yang kuat. Ekspektasi sering dipengaruhi oleh keinginan untuk memenuhi harapan orang lain atau mendapatkan pengakuan.
4. Kesulitan menerima ketidaksempurnaan

Harus diakui bahwa kesempurnaan adalah salah satu titik pencapaian yang mustahil. Sebagai manusia kita akan dihadapkan dengan rasa kurang atau kesalahan. Satu-satunya cara untuk berdamai dengan keadaan adalah menerima ketidaksempurnaan tersebut.
Tapi bagi mereka yang belajar melepaskan ekspektasi berlebihan, tentu sulit menerima ketidaksempurnaan. Ekspektasi tinggi sering lahir dari perfeksionisme. Melepaskannya bisa terasa seperti menerima kekurangan yang membuat seseorang merasa gagal.
5. Berhadapan dengan pilihan dan keputusan sulit

Pada kenyataannya melepaskan ekspektasi bukan proses yang mudah. Sebagai manusia kita akan selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan. Termasuk saat kita harus berhadapan dengan pilihan dan keputusan sulit.
Kita sudah dikendalikan oleh rasa takut dan keraguan sejak awal. Tentu ini akan menimbulkan kebingungan sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai. Alih-alih melepaskan ekspektasi berlebihan, kita justru membiarkannya semakin menggebu-gebu.
Melepaskan ekspektasi berlebihan bisa menjadi tantangan emosional dan mental yang signifikan. Ini adalah perjalanan yang membutuhkan waktu dan kesabaran. Saat ekspektasi berlebihan itu sudah berhasil diredam, kehidupan jauh lebih tenang tanpa tekanan.