UNIQLO Flannel Social Club, Rayakan Keunikan di Urban Forest Cipete

Acara yang digelar oleh UNIQLO ini bukan sekadar pameran fashion, melainkan pengalaman imersif yang menggabungkan desain, interaksi, dan atmosfer alami. Setiap sudut diubah menjadi ruang visual yang menghidupkan karakter flannel dengan kesan hangat, kasual, dan autentik.

Dari dinding penuh pattern hingga kursi berlapis flannel yang bisa disentuh langsung, instalasi ini membuat pengunjung benar-benar “merasakan” kualitas teknologi double brushed UNIQLO yang terkenal lembut dan tahan lama. Sentuhan visualnya yang Instagrammable menjadikannya bukan hanya ajang mode, tetapi juga destinasi kreatif bagi para pecinta konten visual.

Koleksi Flannel Fall/Winter 2025 hadir dengan lebih dari 30 pola baru untuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Ada motif kotak besar dan kecil dalam tiga warna klasik, yakni putih, biru, dan merah marun yang bisa dipadupadankan sesuka hati.

Selain itu, UNIQLO memperkenalkan potongan boxy crop dengan dua varian bahan. Varian pertama tampil lebih structured dengan teknologi double brushed, sedangkan varian kedua memberikan kesan jatuh dan halus berkat tambahan serat sutra.

“Flannel adalah tentang keseimbangan antara gaya dan kenyamanan, antara karakter dan kehangatan,” tambah Sawitri.

Bukan UNIQLO namanya kalau tak menghadirkan pengalaman yang inklusif. Pengunjung Flannel Social Club bisa mencoba membuat bag charm atau scrunchie berbahan flannel pilihan mereka. Aktivitas ini menjadi bentuk ekspresi yang menyenangkan serta mendorong setiap orang untuk merayakan kreativitas mereka lewat karya kecil yang personal.

Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati refreshment berupa ceremonial matcha, menambah sensasi hangat di tengah udara sore Cipete. Dari aktivitas hingga atmosfernya, acara ini seolah menjadi ruang pertemuan antara ketenangan alam dan kehangatan tekstil.

Meski identik dengan busana kerja lapangan dan cuaca dingin, flannel kini bertransformasi menjadi simbol gaya urban casual. Lewat koleksi ini, UNIQLO menunjukkan bahwa keanggunan bisa tetap sederhana dan tak perlu mencolok, tapi tetap menonjol lewat detail.

“Setiap pola flannel memiliki cerita, tapi bagaimana kamu memakainya, itu yang menjadikannya unik,” jelas Sawitri.

Instalasi yang hadir juga mengajak generasi muda untuk tidak takut bereksperimen, memadukan warna dan siluet, dan menjadikan flannel sebagai bagian dari identitas diri sehari-hari. Gak perlu takut salah dalam memadukan flannel sebab tidak ada aturan pasti dalam fashion. Kamu hanya perlu mengekspresikan dirimu lewat padanan pakaian yang sesuai gaya pribadi.

Lebih dari sekadar fashion, UNIQLO menempatkan flannel sebagai filosofi yang sederhana, tahan lama, dan selalu bisa diandalkan. Melalui instalasi ini, pengunjung diajak memahami bahwa gaya bukan hanya tentang pakaian, tetapi tentang kenyamanan menjadi diri sendiri.

Kualitas bahan yang lembut, potongan yang timeless, dan warna-warna netral menjadikan koleksi ini cocok untuk segala suasana, dari kerja, hangout, hingga perjalanan akhir pekan. Seperti napas kota Jakarta yang tak pernah berhenti, flannel menjadi simbol keseimbangan antara aktivitas dan refleksi.

Dengan mengusung “Same Pattern, Never the Same You”, UNIQLO berhasil merayakan keberagaman gaya lewat medium sederhana berupa kain flannel. Di tangan UNIQLO juga, flannel bukan sekadar tren musiman, tapi cermin kehidupan urban yang hangat dan penuh warna. Di tengah hiruk-pikuk kota, instalasi di Urban Forest Cipete ini menjadi ruang jeda yang mengingatkan kita bahwa gaya terbaik bukan tentang meniru orang lain, tapi tentang menemukan pola yang paling cocok untuk diri sendiri.