Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Kebohongan dalam Pernikahan yang Terlalu Banyak Dipercaya

ilustrasi pasangan (pexels.com/jonathanborba)

Banyak pasangan yang telah lama menjalani hubungan pacaran ingin buru-buru menikah. Sebab menikah dipandang sebagai fase kehidupan baru bersama pasangan yang akan selalu dipenuhi dengan kebahagiaan. Padahal banyak kisah tentang pernikahan yang terkadang membuat orang salah persepsi.

Pernikahan memang menyenangkan, tapi juga penuh tantangan. Dimana jika tidak mampu menghadapi tantangan ini, tentu pernikahan akan menjadi sebuah cobaan yang berat. Pandangan yang keliru tentang pernikahan banyak membuat orang terjebak dalam imajinasi dan harapan yang semu.

Berikut ini merupakan tiga kebohongan yang banyak dipercaya tentang sebuah pernikahan. Yuk, simak penjelasannya sebelum kamu percaya!

1.Dengan cinta, kehidupan pernikahan akan selalu cukup

unsplash.com/Jonathan J Castello

Pasangan yang sedang dimabuk cinta pasti merasa bahwa dengan cinta semua masalah akan terasa mudah. Seakan cinta akan membereskan semua hal yang menjadi tantangan di dalam hubungan pernikahan. Pada awal pernikahan mungkin semua masih terasa manis karena rasa antusias yang besar, serta perasaan yang menggebu-gebu.

Kamu percaya selama ada cinta, semua akan terasa cukup, padahal jelas tidak seperti itu. Cinta akan diuji ketika kamu dan pasangan sedang merasakan kesulitan ekonomi, masalah kesehatan, perubahan sikap pasangan, serta masalah lainnya.

Faktanya, cinta saja tidak cukup, meski kamu memiliki cinta yang besar, tetap saja ada hal lain yang harus kamu penuhi. Semakin kamu merasa membutuhkan cinta, semakin kamu akan terluka, dan semakin merasa tidak puas dengan kehidupan pernikahan. Kebohongan ini bisa menyebabkan rusaknya pernikahan.

2. Kamu akan selalu jatuh cinta dengan pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/olly)
ilustrasi pasangan (pexels.com/olly)

Pandangan bahwasanya cinta itu adalah sempurna, rasanya kurang tepat. Kamu memang mencintai pasangan, tapi rasa cinta itu bisa saja berubah intensitasnya di setiap waktu. Terkadang kamu akan merasakan sangat jatuh cinta, tapi terkadang juga kesal dan marah padanya.

Pandangan bahwa semua harus baik-baik saja, pasangan harus mengikuti kemauanmu dan tak menyakiti dirimu adalah pola pikir yang keliru. Faktanya, pasangan mungkin melakukan kesalahan yang menyakitimu, dan ia tak menyadarinya. Kamu menuduhnya telah melakukan hal yang fatal, dan membuatmu sangat terluka.

Namun, ia tak terima dengan tuduhanmu dan ini malah semakin menyakitimu. Kamu mencoba memberitahu pasangan bahwa ia tak cukup baik, memprotesnya dan membuatnya marah. Alhasil, ini hanya akan semakin membuatmu terluka. Kamu menjadi lebih marah karena ia tak mendengarkan, lama kelamaan luka kecil ini akan membesar dan meledak seperti bom waktu.

3.Tugas pasangan adalah membuat kamu bahagia

ilustrasi pasangan (pexels.com/olly)

Semakin kamu percaya pada kebohongan bahwa tugas pasangan adalah membuatmu bahagia, maka semakin fatal akibatnya. Pernikahan terbaik diciptakan oleh dua orang yang benar-benar bisa mengenal diri sendiri dan satu sama lain. Akhir yang bahagia akan didapat setelah melalui serangkaian perjuangan dan kerja keras.

Kebahagiaan yang kamu dan pasangan dapatkan adalah murni karena memang kalian telah selesai dengan diri sendiri dan merasa puas karenanya. Bahagia tak boleh digantungkan pada orang lain. Sebab hal ini hanya akan mendatangkan kepahitan, kekecewaan dan rasa putus asa. Tugas pertamamu adalah membahagiakan diri sendiri terlebih dahulu, baru kemudian pasangan.

Di dalam fase kehidupan mana pun pasti punya tantangannya masing-masing, termasuk kehidupan pernikahan. Penting untuk membangun persepsi kuat yang didasari oleh rasionalitas agar kamu gak terjebak dalam harapan dan kebohongan yang dipercaya benar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
It's Me, Sire
EditorIt's Me, Sire
Follow Us