Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Sikap Pasangan yang Menunjukkan Gejala Beige Flag dalam Hubungan

potret pasangan saling menatap (unsplash.com/Jared Sluyter)
potret pasangan saling menatap (unsplash.com/Jared Sluyter)

Istilah beige flag pertama kali populer lewat TikTok, karena sebuah cerita humor mengenai hubungan percintaan. Istilah ini merujuk pada sinyal atau perilaku halus dalam hubungan baru yang menunjukkan potensi tantangan di kemudian hari. Tidak seperti red flag atau greeen flag, beige flag tidak bisa secara spesifik disebut sebagai tanda baik atau buruk dalam hubungan. Di sisi lain, sikap beige flag ini juga dapat membuat orang yang terlibat dalam hubungan ini merasa bingung dan bertanya-tanya, "apa yang sebenarnya mereka lakukan?"

Terinspirasi dari novel It Ends with Us karya Colleen Hoover yang juga sudah diadaptasi menjadi film dibintangi Blake Lively. Dalam kisah ini dapat dilihat contoh-contoh dari pasangan yang memiliki beige flag. Perilaku beige flag bisa terlihat lebih halus daripada red flag, kamu mungkin awalnya tidak benar-benar menyadari potensi adanya kekerasan tersebut. Terlepas dari itu, sikap beige flag juga bisa jadi tanda potensial akan terjadi kekerasan dalam hubungan. Jadi, sebelum terlambat, jika kamu merasa ada yang salah dengan asmara saat ini, lihat kembali apakah pasangan kamu punya tanda beige flag?

1. Ledakan amarah dan agresif

potret pasangan bahagia (unsplash.com/Brooke Cagle)
potret pasangan bahagia (unsplash.com/Brooke Cagle)

Di dalam film It Ends with Us terdapat adegan awal saat Lily dan pasanganya, Ryle menghadapi emosi yang bergejolak atas perasaan kehilangan dan kesedihan. Dalam pertemuan tersebut Ryle menunjukkan emosi meledak-ledak dengan melempar kursi. Namun, alih-alih bertanggung jawab atas tindakannya, Ryle justru mengatakan "kursi itu kuat." Momen itu menandakan kecenderungan Ryle  untuk menangani stres dengan agresi, sifat yang kemudian semakin menjadi masalah seiring berjalannya hubungan mereka.

Salah satu ciri utama yang bisa kamu lihat dari potensi pasangan melakukan kekerasan di masa depan, dapat terlihat dari gaya penangan pasangan yang meledak-ledak. Hal ini dijelaskan dalam sebuah studi Schumacher dkk. (2001), bahwa perilaku objektif terhadap objek sangat berkolerasi dengan kekerasan fisik dalam hubungan intim. Penelitian lebih baru lainnya yang diungkap Psychology Today, yakni mekanisme penganan maladaptif, termasuk perilaku agresif dan emosi tak terkendali, sering kali meningkat jadi bentuk kekerasan yang lebih parah.

2. Kecemburuan dan sikap posesif

potret pasangan tertawa bersama (unsplash.com/Becca Tapert)
potret pasangan tertawa bersama (unsplash.com/Becca Tapert)

Tanda beige flag lainnya dapat berupa sikap ekspresi halus dari kecemburuan dan sikap posesif. Meskipun perilaku ini tidak secara terang-terangan mengendalikan pada awalnya,  namun dapat mencirikan awal dari masalah kepercayaan dan kontrol yang lebih dalam. Dalam novel tersebut dijelaskan, bagaimana Ryle yang cemburu pada pacar masa SMA Lily,  membuatnya menjadi lebih obsesif dan melakukan kekerasan. Hal ini dapat dijelaskan dalam sebuah studi Puente dan Cohen (2020), menemukan bahwa kecemburuan yang intens dan tidak rasional merupakan prediktor kuat dari pelecehan emosional.

Dalam studi lain, bahwa perilaku yang berhubungan dengan kecemburuan seperti pemantauan terus-menerus dan tuduhan tidak berdasar, dapat menciptakan lingkungan yang penuh ketakutan dan ketergantungan. Hal ini menekankan teori bahwa kecemburuan bukan hanya sekadar tanda kasih sayang, tetapi dapat menjadi pendahulu dinamikan pelecehan. Menangani dan mengenali perilaku ini sejak dini dapat mencegah perkembangan ke arah pola interaksi yang lebih merugikan.

3. Menunjukkan pola gaslighting

potret pasangan saling menatap (unsplash.com/Jocelyn Allen)
potret pasangan saling menatap (unsplash.com/Jocelyn Allen)

Sikap lain yang mengindikasikan pada tanda beige flag, berkaitan dengan kebiasaan pasangan melakukan gaslighting. Kondisi ini biasanya terjadi saat salah satu pasangan memanipulasi pasangannya untuk meragukan emosi, ingatan, dan realitas diri sendiri. Di dalam kisah Ryle dan Lily,  sang pria sering kali mengecilkan atau menyangkal tindakan yang merugikan, sehingga Lily pun mempertanyakan perasaan dan pengalamannya. Situasi tersebut juga diperkuat dengan sebuah penelitian.

Mengenai efek gaslighting dalam hubungan, korban sering kali mengalami penurunan harga diri, peningkatan kecemasan, dan hilangnya kepercayaan secara bertahap pada penilaian mereka sendiri. Gaslighting merupakan bentuk pelecehan emosional yang kuat, di mana dapat memiliki konsekuensi psikologis jangka panjang. Gaslighting dapat meninggalkan bekas luka emosional yang dalam, menjadikannya salah satu bentuk psikologis yang paling berbahaya, karena dapat sangat mengikis kemampuan korban untuk mempercayai pikirannya sendiri.

Istilah beige flag pada hubungan merupakan slang yang sebenarnya merujuk pada sikap pasangan yang aneh atau unik, namun saat terus berlanjut, dapat mengarah pada faktor yang merugikan hubungan.  Sementara itu, kata 'bendera' sendiri merupakan alat untuk membantu membayangkan dan mengevaluasi hubungan yang kamu miliki dengan seseorang. Beige flag memang merupakan tanda-tanda yang lebih halus daripada red flag,  tetapi biasanya bisa menjadi ciri signifikan untuk menunjukkan ada sesuatu yang salah dengan hubungan. Jadi, tidak ada salahnya untuk kamu mengenali tanda ini lebih jauh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadhifa Salsabila Kurnia
EditorNadhifa Salsabila Kurnia
Follow Us