4 Bedanya Slow Fade dan Ghosting, Jangan Ketukar!

- Perbedaan antara ghosting dan slow fade terletak pada kecepatan tindakan, dimana ghosting terjadi tiba-tiba tanpa kabar, sementara slow fade mundur secara perlahan.
- Efek dari ghosting adalah perasaan ditinggal yang jelas, sedangkan slow fade menimbulkan rasa bingung karena kehadiran yang tidak pasti.
- Pelaku ghosting biasanya sudah bulat keputusannya untuk pergi, sementara pelaku slow fade cenderung pengecut dan tidak bertanggung jawab atas hubungan.
Dalam dunia percintaan zaman sekarang, istilah-istilah kayak ghosting dan slow fade udah jadi makanan sehari-hari. Meskipun sama-sama bikin sakit hati, dua hal ini beda banget kok. Sayangnya, banyak orang yang masih salah kaprah dan nyangka mereka itu sama. Padahal, cara seseorang menghilang dari hubungan itu beda-beda, dan cara kita menyikapinya juga bisa beda, tergantung dia masuk kategori yang mana.
Ghosting dan slow fade sama-sama nyebelin, karena intinya sih: ditinggal tanpa kejelasan. Tapi, ada perbedaan mencolok dari cara pelaku meninggalkan dan efek yang ditimbulkan ke kita. Nah, biar kamu gak terus-terusan bingung atau malah salah menanggapi, yuk kenali perbedaan antara slow fade dan ghosting berikut ini!
1. Ghosting itu menghilang tiba-tiba, slow fade pelan tapi pasti

Perbedaan paling mencolok antara ghosting dan slow fade terletak di kecepatannya. Ghosting itu kayak magic, tiba-tiba hilang tanpa kabar, gak ada pamit, gak ada tanda-tanda. Hari ini masih chat mesra, besok udah gak ada kabar sama sekali. Kamu dibiarkan menebak-nebak sendiri, ngerasa salah apa, padahal gak dikasih kesempatan untuk ngobrol atau menyelesaikan apa pun.
Sementara slow fade lebih licik, dia pelan-pelan mundur. Awalnya masih balas chat, tapi mulai singkat. Lalu mulai lama balasnya. Lalu lama-lama kamu sadar kamu yang selalu duluan nyapa, dan dia cuma balas kalau sempat. Rasanya kayak di-ghosting versi slow motion. Kalau ghosting itu kayak dijatuhin dari atas gedung, slow fade itu kayak pelan-pelan didorong ke jurang.
2. Ghosting bikin kaget, slow fade bikin bingung berkepanjangan

Karena ghosting terjadi tiba-tiba, rasanya jelas banget, kamu ditinggal. Walaupun sakit, setidaknya kamu tahu bahwa hubungan kalian memang sudah berakhir, walau gak resmi. Ada rasa marah dan kecewa, tapi minimal kamu gak lagi nungguin sesuatu yang gak akan datang. Kamu tahu dia gak bakal kembali.
Berbeda dengan slow fade, yang efeknya lebih membingungkan. Kamu terus bertanya-tanya: "Dia kenapa ya?" "Aku salah apa?" atau "Apa dia cuma lagi sibuk?" Karena dia masih hadir, tapi gak benar-benar hadir. Dia gak benar-benar pergi, tapi juga gak benar-benar tinggal. Kondisi abu-abu inilah yang bikin slow fade sering kali lebih melelahkan secara emosional daripada ghosting.
3. Ghosting biasanya lebih cepat move on, slow fade kadang balik lagi

Orang yang nge-ghosting biasanya udah bulat keputusannya: dia mau pergi, dan gak mau bertanggung jawab atas emosi yang ditinggalkan. Dia memilih keluar dari hubungan tanpa menghadapi konflik. Kebanyakan dari mereka juga cepat banget move on, karena dari awal mereka memang udah memutuskan untuk lepas total.
Tapi pelaku slow fade itu kadang cuma pengecut, bukan benar-benar mau pergi. Mereka gak siap putus, tapi juga gak punya niat untuk lanjut. Makanya, gak jarang mereka balik lagi setelah beberapa waktu, pas kamu udah mulai move on. Biasanya dengan alasan “maaf ya kemarin sibuk banget” atau “aku lagi banyak pikiran”. Padahal kamu tahu, itu cuma alasan buat nutupin sikap mereka yang mulai gak jelas.
4. Ghosting itu tegas dan kejam, slow fade itu pasif-agresif

Ghosting meskipun jahat, sebenarnya cukup "tegas". Sekali ilang, ya ilang. Kamu gak dikasih harapan palsu. Mereka seperti berkata, "aku gak mau ada di hubungan ini, jadi aku pergi," meskipun cara penyampaiannya salah banget.
Sedangkan slow fade, itu pasif-agresif. Mereka gak mau kelihatan jahat, tapi juga gak mau bertanggung jawab atas hubungan. Mereka biarin kamu yang pelan-pelan merasa ditinggalkan, supaya gak kelihatan kayak pelaku. Padahal, yang mereka lakukan justru lebih menyakitkan karena kamu terus dikasih harapan kecil bahwa semuanya akan membaik, padahal tidak.
Ghosting dan slow fade memang sama-sama nyakitin, tapi rasa sakitnya beda. Ghosting bikin kamu kaget dan marah, sementara slow fade bikin kamu bingung dan lelah. Tapi satu hal yang perlu kamu tahu, kamu gak salah apa-apa. Entah mereka ghosting atau slow fade, itu lebih banyak mencerminkan ketidakdewasaan mereka dalam berkomunikasi dan menghadapi konflik.
Kalau kamu pernah jadi korban satu dari dua perilaku ini, jangan salahkan dirimu terus-menerus. Kamu layak dapat hubungan yang jujur, terbuka, dan penuh kepastian. Jangan biarkan siapa pun menggantung kamu di ujung harapan yang sebenarnya sudah mereka potong dari lama.