Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kondisi Kritis dalam Hubungan yang Dipicu oleh Luka Masa Lalu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Beban emosional dari masa lalu bisa memicu reaksi berlebihan seperti kemarahan dan kesedihan yang tidak seharusnya, menghambat komunikasi dalam hubungan.
  • Ketidakpercayaan akibat luka emosional dapat mencegah terbentuknya koneksi emosional dalam hubungan, menciptakan jarak yang semakin jauh antara pasangan.
  • Terjebak dalam masa lalu membuat sulit untuk melangkah maju dan berkembang secara personal, mengakibatkan hubungan stagnan dan tidak membangun sesuatu yang baru dan bermakna berdua.

Banyak orang tidak sadar mereka sedang membawa beban emosional dari masa lalu. Hal ini bisa bermanifestasi dalam berbagai rupa: dari insecurity, perasaan rendah diri, atau pun ketidakmampuan untuk percaya pada orang lain. Bila tidak segera dibereskan, luka itu juga akan menggores orang-orang di sekitarmu.

Kamu kira membawa luka ini akan melindungimu dari pengkhianatan yang sama, tapi justru, luka ini menjadi senjata makan tuan. Apalagi kalau luka ini dibawa dalam hubungan, berpotensi menjebakmu dalam empat kondisi buruk di bawah ini.

1.Memicu beragam konflik yang tidak perlu

ilustrasi pasangan (pexels.com/John Diez)

Beban emosional yang tidak diselesaikan dapat memicu reaksi berlebihan yang tidak seharusnya. Kamu jadi mudah marah, sedih, dan tersinggung untuk hal-hal kecil. Contoh, kamu langsung overthinking sendiri tiap chat-mu hanya dibaca doi. Alih-alih mengomunikasikan, kamu malah memendam.

Kelak, ini bisa menjadi bom waktu dalam hubungan. Pasanganmu malah terheran-heran, karena selama ini ia kira kalian baik-baik saja karena kamu tidak pernah mengomunikasikan apa pun.

Kamu merasa menjadi “korban”, padahal di saat yang sama pasanganmu pun merasa terluka oleh reaksimu yang berlebihan.

2.Menghalangi keintiman emosional

ilustrasi pasangan (pexels.com/İlkin Efendiyev)

Rasa percaya adalah hal yang krusial dalam relasi. Tanpa ada rasa percaya, tidak akan terbentuk keintiman. Kamu tidak akan bisa menampilkan sisi yang apa adanya di depan pasangan. Atau malah, kamu terus bersikap teguh dan kuat, karena takut “dikecewakan” lagi.

Ini yang akhirnya mencegah terbentuknya koneksi emosional. Bila diteruskan, maka rasa takut ini akan menciptakan jarak yang semakin jauh. Hubungan yang dibentuk dangkal dan bersifat sementara.

3.Tidak adanya rasa percaya dalam hubungan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Dalam pikiran dan hatimu, kamu selalu menduga pasangan akan berniat buruk padamu. Kamu terus dihantui dengan asumsi bahwa ia akan menyakitimu dengan cara yang sama yang dilakukan orang lain, walaupun jelas mereka adalah pribadi yang berbeda.

Ketidakpercayaan ini menyebabkan rasa tidak aman, rasa tegang dan cemburu dalam hubungan. Pasanganmu pun akan merasa sakit hati dan tidak dihargai, karena selama ini kamu mengenalnya cukup dekat tapi tidak pernah punya keberanian untuk menaruh rasa percaya.

4.Menghalangi pertumbuhan dalam hubungan

ilustrasi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Terjebak dalam masa lalu membuatmu stagnan. Sulit untuk melangkah maju bila fokusmu hanya pada yang dulu-dulu. Padahal, walau dibangun berdua, kamu tetap harus bertumbuh secara personal.

Bila tidak, maka hubunganmu akan jalan di tempat. Kalian tidak membangun sesuatu yang baru dan bermakna berdua. Bukankah buang-buang waktu?

Membawa luka emosional dari masa lalu bisa menjadi duri dalam hubungan. Karena itu, penting untuk tahu kapan waktu untuk melepas. Bila tidak, kamu dan hubunganmu pun akan terus stagnan di tempat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us