4 Pelajaran Hidup yang Bisa Dipetik dari Pernikahan Bella dan Engku
Pernikahan Laudya Chintya Bella dan Engku Emran beberapa hari yang lalu sukses menghiasi layar kaca dan berbagai media. Berbagai artikel dan foto-foto pernikahan mereka dapat dengan mudah dilihat di berbagai media dari sudut pandang yang beragam. Media beramai-ramai membahas acara sakral mereka dengan iringan doa dan ucapan selamat.
Di antara riuh kemeriahannya, ada beberapa pelajaran hidup dari pernikahan Bella dan Engku yang bisa diambil karena sarat dengan pesan-pesan kebaikan:
1. Cinta tak memandang perbedaan usia.
Perbedaan usia yang lumayan jauh antara Bella dan Engku sama sekali tidak menjadi masalah berarti bagi hubungan pernikahan mereka. Bella masih berusia 29 tahun, sementara Engku genap berusia 42 tahun. Perbedaan usia 13 tahun diantara keduanya sama sekali tidak menjadi persoalan yang terlalu dikhawatirkan. Cinta memang mengalahkan segala-galanya.
2. Status bukan masalah dalam membina rumah tangga.
Meski Engku Emran sudah berstatus duda dan memiliki satu anak yang sudah berusia 8 tahun dari pernikahannya terdahulu, Bella tetap memantapkan hatinya untuk ikhlas dipersunting lelaki yang berprofesi sebagai CEO sebuah media di Malaysia. Status bukan menjadi penghalang bagi keduanya untuk membina mahligai rumah tangga.
3. Perceraian bukan berarti bermusuhan.
Meski Engku sudah bercerai dengan isterinya, Erra Fazira, hubungan keduanya masih baik-baik saja tanpa masalah remeh-temeh semisal: perebutan hak anak, perebutan harta gono-gini, selingkuh dan beberapa hal lain. Hubungan mantan isteri Engku dan Bella pun terjalin dengan baik karena pada saat pesta pernikahan, mantan isteri Engku datang mengucapkan selamat dan memberikan doa restu serta berucap menitipkan anaknya, Aleesya, kepada Bella.
4. Menyatukan hubungan 2 negara.
Sebelum kasus bendera terbalik pada Sea Games kemarin, hubungan Malaysia dan Indonesia beberapa kali sempat memanas. Hal itu tidak menyurutkan niat Bella dan Engku yang berasal dari 2 negara yang berbeda untuk melangsungkan pernikahan. Dengan bersatunya dua insan dari negara, masyarakat banyak berharap hubungan antara Indonesia dan Malaysia bisa kembali menjadi baik dan rukun karena perselisihan sama sekali tidak menghasilkan apa-apa.
Perbedaan dalam sebuah pernikahan adalah hal lumrah yang bisa terjadi kepada setiap pasangan. Yang menjadi inti dari perbedaan itu adalah bagaimana seseorang bisa dengan ikhlas menerima perbedaan tersebut dengan penuh pengertian.
