5 Alasan Memberi Jarak pada Masalah Orang Tidak Berarti Egois

- Kepedulianmu berasal dari keinginan melihat orang yang kamu cintai tidak menderita
- Berikan kebebasan pada orang tersebut untuk mengambil pilihan hidupnya sendiri
- Terlalu berinvestasi pada masalah orang lain dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan emosionalmu
Saat kamu begitu menyayangi dan peduli pada seseorang, tanpa disadari kamu membiarkan hidupmu dikontrol oleh keputusan dan pilihan mereka. Contoh, saat doi punya masalah dan kamu memberi saran tapi tidak didengar. Atau ketika kamu melibatkan diri berlebihan dalam masalahnya yang kemudian membuatmu ikut kepikiran.
Bukannya kepedulian adalah hal yang salah, tapi kamu pun perlu membangun batas yang tegas agar tidak jatuh dalam lubang overthinking. Segala sesuatu yang berlebihan tidak baik, begitu pun dengan rasa kasihanmu. Oleh karena itu, simak lima alasan mengapa memberi jarak pada masalah orang tidak sama dengan bersikap egois.
1.Dengan memberi jarak kamu membiarkan orang itu bertanggung jawab atas hidupnya

Kepedulianmu sebenarnya bersumber dari ketidakinginan untuk melihat orang yang kamu cintai menderita. Memberi jarak tidak berarti sepenuhnya mengabaikan. Kamu tetap memberi nasihat, tapi tidak memaksa orang tersebut untuk mengambil keputusan.
Berikan dia kebebasan untuk mengambil pilihan hidupnya sendiri. Toh, dari situ, ia juga akan belajar untuk mempertanggungjawabkan pilihannya.
2.Menjagamu dari overthinking yang tidak perlu

Ada beberapa orang yang walau sudah diberi nasihat, tetap keras kepala mengikuti kemauannya sendiri. Bila kamu terlalu attach dengan kehidupan doi, bisa-bisa kamu ikut kepikiran dengan masalahnya.
Hal itu tentu bukan hal bagus. Tidak seharusnya masalah orang membuatmu stres sampai tidak bisa merawat diri sendiri. Karena itulah kamu perlu memberi jarak pada masalah doi, agar kehidupan personalmu tidak ikut terpengaruh hidup orang lain.
3.Ingatlah bahwa kamu tidak bisa selalu memaksakan kehendakmu

Memang kamu punya niat baik dengan ikut campur masalah doi. Namun, ingatlah bahwa seberapa keras kamu berusaha, keputusan akhir tetaplah di tengan orang itu. Kamu bisa saja memberi berbagai macam nasihat dan arahan, tapi kalau dia tidak mau dengar, maka nasihatmu pun hanya numpang lewat di telinganya.
Peduli boleh, tapi sewajarnya saja. Jangan sampai rasa pedulimu malah jadi bumerang untuk diri sendiri.
4.Terlalu melekat pada masalah orang bisa berdampak buruk pada kesehatanmu

Saat kamu terlalu berinvestasi pada masalah orang, setiap gerak-gerik dan tingkah lakunya mempengaruhi pikiranmu. Yang ditakutkan ketika kamu tidak bisa membangun batas ialah kamu begitu terkungkung dalam penderitaan dan masalah orang lain sampai berdampak negatif pada kesehatan fisik dan emosionalmu.
Kamu jadi sulit tidur, sering sakit kepala, tegang, tidak fokus, mudah tersinggung, bahkan sampai depresi. Kehidupan kerja dan sosialmu jadi ikut terganggu.
5.Kamu tidak bisa mengubah orang lain

Memang menyedihkan melihat orang yang kita cintai menghancurkan dirinya sendiri, tapi lebih menyedihkan lagi ketika kamu terus berusaha namun tetap tidak ada perubahan. Kamu pikir, dengan “menyiksa” diri, ia akan mulai mendengarkanmu.
Tapi kenyataannya, manusia tidak semudah itu untuk berubah. Saat kamu menerima bahwa kamu tidak bisa mengubah orang lain, hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah menjaga diri sendiri demi keseimbangan emosionalmu.
Memberi jarak atau batasan dengan kehidupan personal orang lain tidak berarti egois. Kalau kamu terus mengawasi, mengkhawatirkan, mendikte apa yang harus ia lakukan, maka ia tidak akan pernah belajar cara membuat keputusan. Ini pun membantumu dan doi untuk membangun hubungan yang sehat, di mana tidak ada ketergantungan berlebihan antara kalian.