5 Ciri Daddy Issues, Gangguan Emosional Perusak Hubungan

08 Jan 2021, 20:10 WIB

Pixabay/ Mandyme27

Apa itu Daddy Issues? Tidak ada pengertian baku akan istilah ini, tetapi dalam dunia psikologi hal ini diyakini adalah adanya gangguan pola asuh dan bisa terjadi pada anak laki-laki ataupun perempuan , dimana si anak gagal mendapatkan rasa aman dan nyaman dari figur seorang ayah. Kondisi ini yang kemudian berpotensi mengarah kepada gangguan mental atau jiwa.

Hal ini seringkali menimbulkan masalah bagi pengidapnya terutama masalah hubungan dengan lawan jenis. Meski begitu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap kondisi tersebut, inilah 6 ciri-ciri orang yang mengalami Daddy Issues.

1. Selalu berpikiran negatif bahwa hubungan akan gagal

Pexels/ Alex Green

Dikarenakan tidak mendapatkan rasa aman yang cukup saat kecil, maka penderitanya seringkali berpikiran negatif pada suatu hubungan sehingga lebih banyak memutuskan untuk melajang.

2. Butuh diyakinkan terus bahwa hubungannya baik-baik saja

Pexels/ Vera Arsic

Jikalau penderita Daddy issues ini menjali hubungan, trauma yang dimilikinya membuat dia terus khawatir akan hubungannya dengan sang kekasih. Sehingga dia membutuhkan support yang kuat dari sang kekasih dan orang-orang sekitarnya bahwa hubungan mereka berjalan baik-baik saja.

3. Tidak percaya diri

Pexels/ Andrea Piacquadio

Ciri-ciri ketiga adalah tidak percaya diri dan tidak mencintai diri sendiri sehingga itu membuat penderita daddy issue selalu membutuhkan pengakuan dari pasangannya tersebut.

4. Posesif

lifestyleaajkal.com

Salah satu akibat dari trauma yang dirasakan saat kecil ini berujung pada sikap posesif yang membuat sang penderitan tidak tahan jika melihat pasangannya berdekatan dengan pria atau wanita lain. Hal ini didasari adanya trust issue yang kuat dengan orang lain, termasuk pasangan sendiri.

5. Overreacted jika sedikit saja dikecewakan

Pixabay/ johnhain

Penderita daddy issue bisa saja sangat histeris atau emosional jika pasangannya membuat dia kecewa sedikit saja. Hal ini diakibatkan sang penderita berasumsi berlebihan yang jauh dari kenyataan sehingga menimbulkan reaksi yang berlebihan juga.

6. Lalu apa solusinya ?

vox.com

Meskipun penderita daddy issues seringkali memiliki masalah hubungan dengan pasangannya, justru penderita gangguan ini sangat membutuhkan support dari pasangannya dan orang-orang sekitarnya. Selain itu dapat juga dilakukan psikoterapi terapi, oleh psikolog profesional tentunya, untuk diajarkan melepas trauma yang dialaminya. Pada saat melaksanakan psikoterapi ini, dukungan pasangan pun bertambah penting.

Pada intinya, trauma masa kecil akibat kesalahan pola asuh khususnya oleh sang ayah menimbulkan ketidakpercayaan kepada orang lain yang otomatis menganggu penderita terutama saat memulai hubungan dengan lawan jenis. Untuk itu, peran aktif pasangan pun dibutuhkan untuk menciptakan rasa aman bagi sang penderita.

Sekian untuk artikel kali ini dan semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang berguna untukmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.