Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Membuat Gaji Jadi Sumber Konflik Pasangan, Hati-hati!

ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Tidak ada komunikasi terbuka soal penghasilan.
  • Perbedaan cara mengelola uang Setiap orang punya gaya yang berbeda dalam mengatur uang.
  • Kontribusi yang terasa tidak seimbang.

Gaji sering kali jadi isu sensitif dalam hubungan. Bukan karena jumlahnya selalu kurang, tapi karena bagaimana uang itu diatur dan dipahami masing-masing. Dalam hubungan pasangan, apalagi jika sudah hidup bersama, uang bukan lagi urusan pribadi. Ia berubah menjadi alat bersama untuk mencapai tujuan, memenuhi kebutuhan, dan menjaga kestabilan rumah tangga. Namun, justru karena perannya yang besar, gaji bisa menjadi pemicu konflik yang tak terduga.

Mungkin kamu pernah merasa tidak adil karena pasangan tidak terbuka soal penghasilannya, atau sebaliknya, kamu merasa penghasilanmu selalu dianggap remeh. Konflik seperti ini sering muncul bukan karena uangnya saja, tapi karena komunikasi dan ekspektasi yang tidak disamakan sejak awal. Artikel ini membahas lima penyebab utama kenapa gaji bisa memicu konflik dalam hubungan, agar kamu dan pasangan bisa lebih siap menghadapi dan mengelolanya dengan lebih bijak.

1. Tidak ada komunikasi terbuka soal penghasilan

ilustrasi keuangan (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Salah satu penyebab utama konflik dalam hubungan adalah ketidakterbukaan soal gaji. Banyak pasangan yang menganggap penghasilan adalah urusan pribadi, padahal dalam kehidupan bersama, kejelasan soal ini sangat penting. Ketika kamu atau pasangan menyembunyikan jumlah gaji, itu bisa memicu prasangka, rasa tidak percaya, dan asumsi negatif yang sebenarnya bisa dihindari dengan komunikasi jujur. Ketidakjelasan ini membuat sulit untuk menyusun anggaran bersama, menentukan prioritas keuangan, atau membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau merencanakan anak.

Komunikasi terbuka bukan berarti kamu harus menyerahkan semua keputusan finansial, tapi tentang menciptakan ruang yang aman untuk bicara soal uang secara jujur dan dewasa. Kamu dan pasangan tidak harus selalu sepakat, tapi keterbukaan adalah langkah pertama agar tidak salah paham di kemudian hari.

2. Perbedaan cara mengelola uang

ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setiap orang punya gaya yang berbeda dalam mengatur uang. Ada yang lebih suka menyimpan dan berhati-hati, sementara yang lain cenderung lebih fleksibel dan spontan. Ketika dua gaya ini bertemu tanpa kompromi, konflik bisa muncul. Mungkin kamu merasa pasangan terlalu boros, atau sebaliknya, kamu dianggap terlalu pelit. Masalah ini sering tidak muncul di awal hubungan, tapi jadi nyata saat mulai mengatur pengeluaran bersama.

Beda pendekatan ini bukan berarti salah satu lebih benar. Yang penting adalah menemukan titik tengah yang bisa diterima bersama. Membuat kesepakatan soal pos-pos pengeluaran, tabungan, dan hiburan bisa jadi langkah awal yang baik. Jangan menunggu sampai frustrasi atau saling menyalahkan. Bicara lebih awal, pahami cara pandang masing-masing, dan cari solusi yang adil tanpa harus mengubah karakter dasar masing-masing secara drastis.

3. Kontribusi yang terasa tidak seimbang

ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/Vodafone x Rankin everyone.connected)

Gaji bisa memicu konflik ketika salah satu merasa kontribusinya lebih besar, tapi tidak dihargai. Mungkin kamu merasa sudah bekerja keras dan menyumbang lebih banyak untuk kebutuhan bersama, tapi pasangan tampak santai atau tidak ikut memikul tanggung jawab. Rasa tidak adil ini bisa menumpuk dan berubah menjadi sumber ketegangan yang sulit diselesaikan jika tidak dibicarakan. Padahal, kontribusi tidak selalu harus sama persis secara nominal. Yang lebih penting adalah rasa saling menghargai dan kesepakatan tentang peran masing-masing.

Jika kamu dan pasangan punya perbedaan penghasilan, maka pembagian tanggung jawab bisa disesuaikan dengan proporsi yang disepakati. Transparansi dan kesepakatan sejak awal akan jauh lebih baik daripada memendam rasa tidak enak yang bisa meledak sewaktu-waktu. Pastikan kalian berdua merasa dihargai atas apa pun yang kalian berikan dalam hubungan.

4. Tekanan sosial dan gaya hidup yang tidak selaras

ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Banyak pasangan terjebak dalam tekanan sosial untuk tampil "ideal" secara finansial. Entah itu soal liburan, gaya berpakaian, atau rutinitas makan di luar. Ketika salah satu berusaha menyesuaikan dengan ekspektasi sosial, sementara yang lain ingin hidup lebih sederhana, konflik bisa terjadi. Gaji pun jadi alat ukur, bukan lagi alat untuk membangun kenyamanan. Ini bisa membuat salah satu pihak merasa terbebani, atau sebaliknya, merasa dibatasi.

Dalam hubungan, penting untuk menyepakati gaya hidup bersama yang realistis dan nyaman untuk kedua belah pihak. Fokus pada kebahagiaan jangka panjang, bukan validasi sesaat dari orang luar. Gaji bukan untuk mengejar standar orang lain, tapi untuk menciptakan keseimbangan hidup yang kamu dan pasangan sepakati bersama. Saat ekspektasi selaras, tekanan sosial pun tidak akan mudah menggoyahkan hubungan kalian.

5. Tidak adanya perencanaan keuangan bersama

ilustrasi mengatur keuangan (pexels.com/Ron Lach)

Hubungan tanpa arah keuangan yang jelas akan mudah goyah. Gaji yang masuk setiap bulan bisa habis tanpa sisa jika kamu dan pasangan tidak punya tujuan bersama. Tanpa rencana, pengeluaran akan berjalan tanpa kendali, dan saat ada kebutuhan mendesak, kalian bisa saling menyalahkan. Rencana keuangan bukan hanya soal tabungan, tapi juga soal impian bersama entah itu rumah, pendidikan anak, atau pensiun. Ketika kalian punya tujuan, gaji tidak lagi jadi pemicu konflik, tapi jadi alat untuk mencapai hal-hal besar bersama.

Mulailah dengan menyusun anggaran bulanan, menentukan prioritas, dan menyepakati alokasi untuk jangka panjang. Perencanaan yang matang memberi rasa aman dan memperkuat kepercayaan dalam hubungan. Jangan tunggu sampai masalah muncul. Justru dengan rencana, kalian bisa lebih siap menghadapi berbagai situasi tanpa harus mempertaruhkan keharmonisan.

Gaji memang penting, tapi bukan segalanya. Dalam hubungan, yang lebih penting adalah bagaimana kamu dan pasangan memahami, mengelola, dan menghargai setiap aspek finansial secara bersama-sama. Konflik soal uang bisa dihindari jika ada komunikasi terbuka, kesepakatan yang adil, dan rasa saling percaya. Jangan biarkan perbedaan penghasilan atau gaya mengelola uang memisahkan kalian. Jadikan setiap diskusi soal keuangan sebagai bentuk kedewasaan, bukan pertengkaran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us