6 Tips Simpel Membangun Pondasi Cinta yang Kuat agar Rumah Tangga Awet

Setiap rumah tangga pasti gak lepas dari permasalahan. Sebagian pasangan bisa bertahan, namun gak sedikit pula yang akhirnya memilih untuk berpisah karena merasa masalah-masalah yang hadir menghilangkan percikan cinta di antara mereka.
Padahal, bila pondasi cintanya kuat, setiap masalah pasti bisa diatasi bersama. Bagaimana untuk membangun pondasi cinta yang kuat dalam hubungan jangka panjang? Berikut ini enam tips sederhananya!
1. Mencium pasangan minimal 6 detik

Pernahkah kamu menghitung berapa lama kamu mencium pasangan setiap harinya? Dr. John Gottman, pendiri Institut Gottman, menyarankan untuk mencium pasanganmu setidaknya selama enam detik.
Enam detik terbukti cukup untuk membangun koneksi antarpasangan. Ini dapat menghentikan kesibukan yang ada di otak sehingga menempatkan fokus hanya kepada si dia.
2. Mengenali love language pasangan

Konsep lima bahasa cinta dikenalkan oleh Dr. Gary Chapman dalam bukunya berjudul The 5 Love Languages. Lima bahasa cinta tersebut terdiri dari: pujian, waktu, hadiah, sentuhan fisik dan act of service.
Ini adalah cara yang orang sukai untuk menunjukkan cinta dan bagaimana dia ingin cinta ditunjukkan kepadanya. Demi menciptakan hubungan yang bahagia, penting untuk saling mempelajari bahasa yang dia sukai dalam menerima cinta.
3. Bersedia saling membantu dan membagi tugas rumah tangga

Hidup berpasangan artinya bersedia berkompromi. Jika kamu melihat dia kewalahan dengan tugas tertentu, pahami kesulitannya dan buatlah sebuah kompromi. Akan sangat baik bila keduanya bersedia untuk berdiskusi mengenai pembagian tanggung jawab dan tugas rumah tangga.
Misalnya, ketika kamu melihatnya sedang memasak, mencuci atau mengasuh anak, gak ada yang lebih manis selain membantunya. Selain pekerjaan menjadi lebih ringan, ini juga membuktikan kamu peduli dan menghargainya.
4. Membiasakan deep talk untuk mempererat ikatan

Percakapan antarpasangan biasanya cenderung berubah seiring waktu mereka bersama. Pertanyaan yang dilemparkan bersifat umum seperti "Kamu pulang jam berapa?" atau "Makan siang di mana?".
Mungkin mereka telah disibukkan dengan aktivitas sehari-hari sehingga terkadang lupa untuk membangun percakapan yang bermakna. Padahal, tindakan seperti ini dapat menimbulkan kejenuhan.
Sebaiknya coba temukan topik yang lebih dalam untuk dibicarakan. Ini bukan hanya bertujuan untuk mendorong komunikasi, tetapi juga mempererat ikatan antara keduanya.
5. Luangkan waktu untuk mendengar ceritanya

Setiap orang senang didengarkan, apalagi oleh orang yang dicintainya. Maka dari itu, sebaiknya luangkan lebih banyak waktu untuk mendengar.
Misalnya saat dia bercerita masalah yang dia hadapi kepadamu. Terkadang, dia hanya membutuhkan seseorang untuk mendengar, bukan solusi apalagi bila kamu sampai menyalahkannya. Lawan keinginan untuk menjadi seorang pahlawan yang bisa menyelesaikan masalahnya, lebih baik berikan waktumu untuk berada di sampingnya dan mendengarkan.
6. Jangan pernah melakukan stonewalling

Stonewalling merujuk pada tindakan menutup diri dan menolak untuk berkomunikasi. Sikap ini juga hampir sama dengan silent treatment.
Stonewalling ditandai dengan beberapa sikap mulai dari menolak menjawab pertanyaan hingga bahasa tubuh seperti memutar mata. Alih-alih meredam masalah, tindakan ini justru membuat pasangan menjadi bingung, serba salah untuk bersikap dan akhirnya masalah menjadi runyam.
Tindakan mendiamkan sama aja dengan mengatakan bahwa kamu gak peduli lagi pada apa yang dilakukan oleh si dia. Menurut terapis Dr. John Gottman, perilaku stonewalling berkontribusi besar pada hubungan yang berakhir pada perpisahan.
Pernikahan berhasil bila keduanya bersedia untuk saling memahami karena keduanya membentuk sebuah tim kerja. Yuk, terapkan enam tips ini agar rumah tangga semakin harmonis.