5 Alasan Tipe Idealmu Kadang Gak Cocok Jadi Pasanganmu, Mengapa?

Seseorang cenderung memiliki tipe ideal sebagai pasangan. Tipe ideal ini mencakup seperangkat ciri khusus, seperti ciri fisik, sifat, bahkan pembawaan. Contohnya, kamu bisa saja suka pasangan dengan ciri fisik tinggi, dengan sifat perhatian atau justru humoris.
Sayangnya, terkadang pasangan yang jadi tipe idealmu justru gak cocok sama kamu, nih. Kira-kira apa alasannya, ya? Yuk, simak penjelasannya!
1. Tipe ideal mencerminkan masa lalumu, dan itu tidak selalu baik

Pernahkah kamu berpikir, dari mana kamu mendapat tipe idealmu? Mungkin kamu melihat seseorang yang hebat di media sosial, cerita novel atau di film. Namun sebenarnya, tipe idealmu justru sangat terpengaruh dari hubungan masa lalumu. Bisa jadi dari hubunganmu dengan orangtua atau mantanmu.
Sayangnya, tidak semua hubungan di masa lalumu memiliki kualitas yang baik. Namun kamu terlalu nyaman dengan situasi itu dan kembali mencarinya.
Mark Travers, Ph.D., seorang psikolog mengungkapkan seperti dikutip majalah Forbes, "Kenyamanan keakraban sering kali harus dibayar dengan harga mahal. Jika kamu berulang kali mendapati dirimu berada dalam hubungan yang tidak memuaskan atau tidak sehat, ada baiknya kamu bertanya apakah tipe idealmu berakar pada pola emosional yang tidak bermanfaat bagi dirimu."
Pola emosional tidak bermanfaat yang dimaksudkan contohnya adalah jika kamu secara konsisten memilih pasangan yang terlalu kritis hingga cenderung meremehkan. Hal itu bisa berarti kamu memiliki masalah yang belum terselesaikan sejak masa kanak-kanak.
Atau bisa jadi kamu memiliki ketertarikan pada orang yang cuek alias tidak tersedia secara emosional. Keinginanmu ini mungkin berasal dari rasa takut akan kerentanan atau keinginan akan kebanggaan bisa memenangkan cinta mereka.
2. Tipe idealmu mungkin berakar dari rasa takut, bukan keinginan

Satu lagi masalah adalah jika tipe idealmu ternyata berasal dari ketakutanmu. Misalnya kamu tertarik pada orang yang cuek atau tidak tersedia secara emosional untukmu. Bisa jadi sebenarnya kamu takut ia akan mengetahui banyak hal tentang dirimu yang tidak mau kamu ungkapkan pada orang lain, misalnya soal kelemahanmu.
Kemudian kamu menyadari pasangan yang tidak tersedia secara emosional membuatmu kurang memiliki kepuasan. Kamu akhirnya menyerah dan putus. Namun karena kamu merasa pasangan yang cuek adalah tipe idealmu, kamu akan mengulangi kesalahan yang sama.
Tanya Dmitrieva, seorang terapis seks bersertifikat mengungapkan seperti dilansir Verywell Mind, "Memilih pasangan yang beracun berulang kali pada dasarnya berarti menolak pilihan untuk memiliki hubungan yang sehat, yang dapat menjadi tantangan untuk dibangun."
Untuk itu, penting menyadari landasan dari tipe idealmu. Jika berasal dari rasa takut, ada baiknya kamu berusaha mengatasi ketakutan itu dan fokus mencari pasangan yang bisa mendukung pertumbuhan pribadimu.
3. Tipe idealmu memberi batasan

Tipe ideal bisa menjadi peta, namun bisa juga menjadi semacam batasan tak kasat mata. Kamu hanya tertarik pada orang yang supel, namun sebenarnya ada kualitas kepribadian lain yang lebih cocok kamu jadikan pasangan untuk jangka panjang.
Roxy Zarrabi, Psy.D., seorang psikolog klinis menulis dalam Psychology Today, "Kamu mungkin akan terkejut mengetahui bahwa beberapa kualitas yang kamu inginkan pada pasangan belum tentu merupakan hal yang kamu butuhkan. Misalnya, mungkin kamu tertarik pada pasangan yang supel tetapi akhirnya memiliki hubungan yang kuat dengan pasangan yang introvert yang biasanya tidak kamu sukai."
Kamu terus mencari pasangan yang supel dan mengabaikan si introvert. Maka dari itu hubunganmu justru sering gagal, karena sebenarnya kamu justru lebih nyaman dengan introvert, namun belum menyadarinya.
4. Tipe idealmu justru menutup kemungkinan calon lain yang lebih potensial

Kamu terlalu sibuk mencari orang dengan ciri-ciri yang sudah kamu tetapkan sebagai pasangan ideal. Sayangnya, kamu justru tidak melihat calon lain yang mungkin lebih potensial, nih.
Roxy Zarrabi, Psy.D. menyarankan untuk mencoba berkencan dengan orang-orang di luar tipe idealmu. Menurutnya, berkencan dengan orang yang bukan tipe idealmu justru bermanfaat untuk membuatmu keluar dari zona nyaman, hingga akhirnya menemukan sisi baru dari dirimu yang tidak kamu ketahui.
Sekalipun hubunganmu dengan orang yang bukan tipemu juga belum tentu berjalan dengan baik, setidaknya kamu bisa lebih fkeksibel. Kamu jadi terbuka akan kemungkinan bahwa seseorang yang bukan tipemu justru bisa menjalin hubungan jangka panjang denganmu.
5. Yang kamu butuhkan bukan tipe ideal, namun kualitas pribadi yang mendukungmu

Tipe ideal berarti seperangkat ciri atau sifat yang kamu cari dari pasangan. Namun ada satu hal yang harus kamu ingat, nih, yaitu bagaimana kamu ingin diperlakukan oleh pasangan.
Alih-alih fokus pada kualitas semu di permukaan, Mark Travers menganjurkan untuk melihat seseorang dari kemampuan mereka untuk berkembang sambil mendukung perkembanganmu. Fokuslah pada bagaimana kamu ingin diperlakukan serta bagaimana kamu ingin memperlakukan pasanganmu. Maka kamu akan bisa mencapai kualitas hubungan yang lebih memuaskan.
Ternyata berkencan dengan tipe ideal belum tentu bisa membahagiakan seseorang, ya. Semoga penjelasan di atas membantumu menemukan seseorang yang bisa memberikan kenyamanan maksimal untukmu sebagai pasangan, ya.