Bikin Ambyar, Lirik Lagu Cinta Didi Kempot yang Paling Nancep di Hati

Petikan lagu hits ini, mengisahkan kegelisahan orang yang ditinggal kekasihnya tanpa kabar. Padahal, janjinya hanya pergi sebentar. Sampai-sampai ia pun bertanya, apakah sang kekasih memang lupa atau sengaja melupakan. Harapannya hanya satu, jika ingat segera kembali.

Pekerjaan terberat insan yang mabuk asmara adalah menunggu. Saat terpisah jarak, kita selalu menunggunya datang kembali. Menghitung hari demi hari sampai dia ingat untuk pulang ke pelukan.

Rasane ngitung nganti lali (Rasanya menghitung hingga lupa)

Wis pirang taun anggonku ngenteni (Sudah berapa tahun aku menanti)

Ngenteni sliramu (Menantikan dirimu)

Lidah tak bertulang, mulut semanis gula. Istilah ini begitu akrab di telinga. Sering kali, seseorang yang dicumbu asmara harus gigit jari karena janjinya. Patah hati harus diterima karena terbuai janji palsu.

Remok ati iki yen eling janjine (Remuk hati ini jika ingat janjinya)

Ora ngiro jebulmu lamis wae (Tak menyangka hanya manis di bibirmu)

Ditinggal ketika lagi sayang-sayangnya memang sakit. Sudah begitu, ia langsung move on dengan yang lain. Bahkan, ia telah mengikat janji suci di pelaminan. Semakin lengkap rasa sakitnya.

Persis seperti petikan lagu Pamer Bojo. Bukan baju baru yang didapat, malah harus terima kenyataan kalau sosok yang dulu dicinta, pamer kemesraan dengan pasangan baru. Perih banget!

Sudah setia, ternyata si dia malah berbuat hal menyakitkan di belakang kita. Rasa sakit hati sudah pasti tak bisa ditepis. Namun, jangan terlarut dalam kekecewaan. Serahkan semuanya pada Tuhan.

Gusti ora sare, ngerti sa'akehe (Tuhan tidak tidur, tahu semuanya)

Sing salah aku opo kowe (Yang salah aku atau kamu)

Jodoh memang tak ada yang tahu. Semuanya serba misteri, tetapi perlu diperjuangkan. Bila sudah mendapatkannya, laluilah hidup bersamanya dengan cinta serta dalam kondisi apa pun.

Yen pancen wis jodho seneng susah ayo disonggo wong loro (Kalau sudah berjodoh senang susah ayo dipikul berdua)

Sopo ngerti saiki rekoso tembe mburi iso mulyo (Siapa tahu sekarang susah, nanti bisa berharga)

Jika dilihat sekilas, petikan lirik ini memang mirip dengan lagu Sayang yang dibawakan Via Vallen. Tetapi, lirik ini memang ada di lagu tersebut. Tembang tersebut menceritakan usaha seseorang untuk melupakan orang yang dahulu dicinta. Namun, hal itu susah dilakukan karena masih ada cinta yang tersisa.

Siapa yang tak sebal kalau ada yang berbuat kesalahan tetapi tidak mau mengakui? Sudah pasti, amarah sulit dibendung. Rasanya ingin melawan, tetapi dirinya terus mengelak. Masalah ini bikin perasaan makin tidak betah.

Wong salah ora gelem ngaku salah (Orang salah tidak mau akui salah)

Suwe-suwe sopo wonge sing betah (Lama-lama siapa yang akan betah)

Mripatku uwis ngerti sak nyatane  (Mataku sudah tahu kenyataannya)

Kowe selak golek menangmu dewe (Kamu hanya mencari menang sendiri)

Lagi-lagi tentang janji palsu. Terdengar manis, janji itu beracun dan mengoyak hati yang sudah terlanjur setia. Cinta yang dibangun runtuh seketika. Ambyar! Persis seperti cerita dalam lagu Ambyar yang belakangan naik daun.

Wis kebacut ambyar, ambyar koyo ngene (Sudah terlanjur ambyar, ambyar seperti ini)

Ning opo kowe tego nyekso aku koyo ngene (Apa kamu tega menyiksaku seperti ini)

Merindukan hadirnya belahan jiwa memang berat. Selalu saja terbayang wajahnya yang rupawan. Tak sadar, rasa sedih muncul di relung hati. Meski hanya bertemu di alam mimpi, itu tak cukup menuntaskan gundah gulana. 

Pingin nangis ngetoke eluh neng pipi (Ingin menangis mengeluarkan air mata di pipi)

Suwe ra weruh senadyan mung ono mimpi (Lama tak bertemu walau hanya lewat mimpi)

Lirik lagu Didi Kempot yang ceritakan manis pahit cinta tadi, sukses membuat perasaan banyak orang bergejolak. Ada yang bikin dimabuk kepayang, tetapi ada pula yang bikin hati ambyar. Selamat jalan sang maestro.