Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Inilah Anggapan yang Sering Membuat Mertua dan Menantu Gagal Paham

Sumber Gambar: grandparents.com

Hidup berbahagia dengan pasangan adalah suatu anugerah. Menikah bukan hanya menyatukan dua jiwa, namun lebih kepada penyatuan dua keluarga. Bagi para perempuan, memiliki ibu mertua adalah pengalaman yang berbeda. Jika sebelum menikah, ia berinteraksi dengan ibu sendiri, setelah menikah ia harus berinteraksi dengan ibu dari pasangannya (baca: mertua). Berbeda dengan laki-laki dalam menghadapi mertua, para menantu wanita cenderung mengalami konflik dengan mertua. Apa saja sih penyebabnya?

1. Ada yang bilang bahwa tantangan terbesar saat menikah adalah ketika kamu memiliki ibu mertua yang ‘agak posesif’ dengan anak lelakinya dan kamu tinggal serumah.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20151007/anekainfouniknet-w568-h1000.jpg

Meskipun dengan status menikah, orang tua tetap posesif dalam memperhatikan anaknya. Apalagi jika dalam satu rumah, segala gerak-gerik menantu seperti ada yang mengawasi. Semuanya harus serba sempurna, deh. 

2. Pengaruh sinetron Indonesia.

Default Image IDN

Sinetron Indonesia yang identik dengan mertua dan menantu yang antagonis membuat penontoh seakan merasakan hal yang sama. Keduanya saling memiliki prasangka, bahwa kelak mertua atau menantu mereka akan bersikap seperti dalam sinetron. 

3. Ada ketakutan bahwa setelah mereka bergabung dengan keluarga, akan dibanding-bandingkan dengan ibu mertua atau ipar yang lainnya.

Default Image IDN

Ketika ada suatu perayaan di keluarga besar, potensi dibanding-bandingkan akan semakin meningkat. Mengingat masing-masing mertua memiliki pandangan yang berbeda. Apalagi jika si menantu memiliki pekerjaan mapan, sedangkan menantu lainnya hanya menjadi ibu rumah tangga. Potensi saling membandingkan semakin menguat dan akan selalu membanggakan sang menantu yang memiliki karir mapan. 

4. Karena ada anggapan bahwa istri nggak bisa menggantikan posisi ibu selamanya.

Default Image IDN

Orang tua cemburu? Bisa jadi. Sejak kecil anak laki-lakinya sudah menjadi kesayangannya, maka tak jarang jika para orang tua merasa cemburu jika anaknya telah menikah karena telah menjadi milik orang lain dan kasih sayang anaknya terbagi kepada istrinya. 

5. Belum lagi masalah finansial yang tergolong sensitif banget.

Default Image IDN

Ketika pria menikah denganmu, otomatis ia akan mencukupi segala kebutuhanmu. Jika sebelum menikah sebagian penghasilannya ia berikan kepada ibunya, maka setelah menikah penghasilan yang diberikan kepada ibunya tidak sebanyak sewaktu melajang, karena harus berbagi denganmu. Finansial memang sesuatu yang memicu konflik lho guys.

6. Perbedaan budaya dan kebiasaan.

Default Image IDN

Perbedaan latar belakang antara mertua dan menantu dari segi perbedaan tingkat pendidikan, suku, agama, dan lain-lain. Perbedaan latar belakang ini berpotensi memunculkan perbedaan pemikiran. Budaya yang dianut sang mertua seakan tidak dihargai jika menantu melakukan budayanya sendiri. 

7. Atau mungkin disebabkan menantu malas? 

Default Image IDN

Perempuan menyenangi hal-hal yang rapi. Jika menantu malas, maka mertua menilai bahwa menantunya tidak bisa membahagiakan anaknya. So, kalau mau disayang mertua, pastikan kamu jadi menantu yang rajin ya guys. 

8. Buah hati tak kunjung hadir. 

Default Image IDN

Mertua menilai bahwa anak adalah simbol lengkapnya kebahagiaan suatu keluarga. Kehadiran seorang cucu bagi mertua adalah sesuatu yang membanggakan. Tak jarang menantu dan mertua berselisih paham jika tidak lekas memiliki momongan. 

9. Perbedaan lingkungan dan gaya hidup memicu lho.

Default Image IDN

Contoh: Anak lelakinya mendapatkan seorang perempuan karir yang terbiasa berada di ruangan AC dan hampir tidak pernah melakukan pekerjaan rumah. Jika suatu saat ibu mertuanya menyuruhnya untuk membersihkan rumah, ia akan enggan dan menganggap ibu mertuanya terlalu berpikiran sempit

10. Perbedaan generasi dan usia yang terpaut jauh. 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20151007/poolpencom-w568-h1000.jpg

Berasal dari generasi yang berbeda, tentu memilki pola pikir yang berbeda juga. Di satu sisi menantu ingin mandiri dan berusaha untuk mandiri, di sisi lain mertua berusaha memiliki pengaruh untuk menantunya.  

Apakah kamu pernah berpikir tentang anggapan tersebut? atau mungkin mengalami salah satunya?

Share
Topics
Editorial Team
Andreanyta Erni
EditorAndreanyta Erni
Follow Us