Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meski Cinta, Kamu Harus Merelakan 8 Jenis Hubungan Ini di Usia 25

independent.co.uk

Perjalanan mencari cinta sejati bagi sebagian besar orang bukanlah hal yang singkat. Mungkin beberapa beruntung menemukannya tanpa proses yang panjang. Namun, tak sedikit pula orang yang harus berkali-kali menelan rasa pahit akibat hubungan yang gagal, dan gagal lagi.

Apalagi dengan semakin bertambahnya umur, seseorang tentu merasa lelah jika harus mengulang pencarian untuk kesekian kali dan butuh sebuah hubungan yang serius dan tidak main-main. 

Untuk itu, agar terhindar dari hubungan yang "bercanda", 8 jenis hubungan pacaran berikut harus kamu hindari memasuki usia matang 25. 

1. Hubungan yang lebih banyak pertengkaran dibanding pengertian

livelystones.com.ng

Tentu saja hubungan seperti ini hanya menjadi racun bagi masing-masing kamu dan pasangan. Intensnya pertengkaran yang terjadi mengindikasikan bahwa kamu dengannya bukan orang yang mudah dipertemukan titik tengahnya. 

Mempertahankan hubungan semacam itu hanya akan membuang-buang waktu dan tenagamu. Bukannya bahagia oleh cinta, kamu justru selalu makan hati dan lelah terus-terusan berdebat.

2. Hubungan tanpa komitmen

unsplash.com/Joanna Nix

Hubungan tanpa prospek semacam ini sudah seharusnya dihindari sejak awal. Bukankah orang mencari pasangan untuk dijadikan teman hidup? Apabila sampai saat ini pasanganmu masih enggan mengikat dirinya untuk berkomitmen denganmu, itu tandanya ia ragu denganmu dan masih akan mencari orang lain.

Nah, daripada kamu terus-terusan dijadikan opsi, lebih baik cari orang yang menjadikanmu sebagai satu-satu tujuannya.

3. Hubungan yang berusaha saling mengubah pasangan

hellogiggles.com

Tulang rusuk ada untuk melengkapi tubuh yang belum sempurna. Maka, dua orang bertemu adalah untuk saling mengisi bukannya mengubah. 

Di usia yang terbilang matang, bukan waktunya lagi menjalani hubungan yang saling menuntut dan membatasi. Seharusnya kalian sudah memahami bahwa tiap individu memiliki karakter dan kapasitas masing-masing.

Jika ia benar menyayangimu, maka sudah semestinya ia menerima bagaimana pun kamu. Begitulah hubungan yang sehat dan konstruktif.

4. Hubungan di mana kepercayaan berkali-kali dilanggar

learn.howstuffworks.com

Rasa cinta sekaligus kepercayaan, keduanya merupakan pondasi paling penting dalam menjalani hubungan. Walau sebesar apapun rasa cintamu padanya, tak akan bernilai jika tak dibarengi dengan rasa percaya. Itu sebabnya menjaga kepercayaan masing-masing adalah sebuah tanggung jawab bagi kalian berdua.

Namun jika kamu menjalani hubungan yang membuatmu ragu, resah, dan terus-menerus bertaruh tentang kejujurannya, maka tak ada lagi alasan untukmu tetap memperjuangkannya.

5. Hubungan yang saling mengekang

unsplash.com/Andreas Ronningen

Baik kamu maupun pasangan adalah orang yang sama-sama memiliki tujuan hidup masing-masing. Mimpi dan hobimu dengannya belum tentu sama. Oleh sebab itu, hubungan yang baik seharusnya penuh dukungan dari satu sama lain, tidak sebaliknya saling membatasi apalagi mengekang.

Bukannya berakhir bahagia, mempertahankan hubungan semacam ini sama saja membiarkan dirimu menjadi bidak yang semaunya ia kendalikan.

Lagipula harus selalu diingat, menempuh jalan berbeda bukan berarti tak bisa berjalan beriringan kan?

6. Hubungan yang membuatmu harus terus mengalah

wakeupyourmind.net

Saat kamu sadari bahwa kamu terlalu banyak mengalah, itu artinya hubungan kalian adalah toxic. Sebab hubungan haruslah seimbang antara dua pihak. Hubungan demikian cukup membuktikan bahwa pasanganmu tak bisa bersikap adil, dan mengontrol egonya. Lantas, mau sampai kapan kamu akan membiarkan dirimu menderita?

7. Hubungan yang membuatmu merasa tetap kesepian

thoughtcatalog.com

Bukan berarti ke mana pun kalian tak boleh terpisahkan. Hubungan yang sejati tentu membuatmu dan pasangan tetap merasa dekat dan lengkap, sekalipun raga berjauhan.

Sebaliknya, apabila kamu menjalin hubungan dengan seseorang yang tak mampu memenuhi kebutuhan emosionalmu, maka mungkin hubungan kalian tersebut tak sesejati kelihatannya.

8. Hubungan yang penuh verbal abuse

medium.com/@kiranintakendisi

Walaupun kekerasan yang dilakukan hanya melalui mulut, nyatanya dampak kekerasan verbal jauh lebih buruk dibanding kekerasan fisik terhadap psikis seseorang.

Mempertahankan hubungan dengan seseorang yang kerap melakukan tindakan ini tentu saja membawa banyak kerugian bagimu. Verbal abuse berpotensi membuatmu merasa rendah atau insecure. Ini fatal jika sampai menyebabkan kamu tak berani melakukan banyak hal, hanya karena merasa diri tak akan mampu. Menghadapi hubungan yang destruktif semacam ini, kamu jangan sampai ragu untuk melepaskannya.

Dan itulah delapan jenis hubungan yang harus kamu lepas saat memasuki usia matang. Walau cinta, jangan sampai waktumu habis untuk sesuatu yang sia-sia ya? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sinta Wijayanti Muriya
EditorSinta Wijayanti Muriya
Follow Us