Teruntuk Kamu, Pria Terkasih yang Telah Memilihku

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.
Sebelumnya akan ku beritahukan padamu, aku sangat berterimakasih pada Tuhan atas apa-apa yang terjadi pada kita. Hingga hari ini, tak ada satu hari pun dari rencana-Nya yang aku sesali. Meski mungkin aku harus menunggumu dulu, tak apa. Aku baik-baik saja. Meski hingga hari ini tak pernah ada ikatan antara kita, tak apa. Aku baik-baik saja.
Sayang, kau tahu pasti seberapa besar rasaku padamu. Aku – gadis yang selama tujuh tahun menunggumu ini – hanya ingin kau tahu, rasaku padamu tak akan berubah. Tidak hari ini, esok, atau kapanpun. Aku akan selalu memilihmu. Bagaimanapun adanya, hanya dirimu. Jika pun suatu saat nanti waktu diputar kembali, aku akan tetap membiarkan diriku jatuh cinta padamu. Tenang saja.

Sayang, beberapa temanku bertanya tentang hubungan kita. Aku tahu, kita sudah pernah membahas masalah ini. Dan kita sama-sama setuju bahwa sebuah hubungan tak melulu harus tentang pacaran. Atau harus dengan melabeli “dia kekasihku.” Kita sepakat bahwa hubungan kita tak akan pernah berakhir, karena kita tak pernah memulainya. Hingga detik ini, kita – mungkin aku masih berusaha – sepakat untuk itu.
Sayang, baru-baru ini aku sadar bahwa hubungan kita lebih istimewa dari hubungan kebanyakan. Kita – yang notabene tak memiliki ikatan– justru tak pernah ribut hanya tentang masalah cemburu berlebihan. Atau tentang dirimu yang tak kunjung bisa menjemputku. Atau tentang aku yang kadang menghabiskan berjam-jam tanpa mengabarimu.
Kita tak pernah bertengkar karena hal sepele seperti itu. Dan aku bersyukur atas itu. Aku bersyukur karena hingga detik ini aku masih mendapatkan ruang pribadiku. Hak berbagiku pada diri sendiri. Dan tak harus selalu merecokimu untuk sekadar mengantarku membeli sesuatu. Aku bersyukur, dari hubungan ini aku menjadi semakin dewasa dan tak melulu bergantung padamu. Aku, masih se-independen dulu.

Aku pernah bertanya padamu mengenai komitmen, bukan? Bahkan aku pernah ngambek hanya karena kau tak pernah mengunggah fotoku di media sosialmu. Oh ayolah, aku wanita dan aku butuh pengakuan. Dan kau hanya menanggapinya sambil lalu waktu itu. Kukira kau tak seserius diriku. Kau tak seberjuang aku.
Hingga suatu malam kau membawaku ke rumahmu. Memperkenalkanku pada keluargamu, dan berkata, “Gadis ini yang sedang bersamaku sekarang, Kak.” Ya Tuhan, malam itu aku bertanya pada diriku sendiri, “Seperti inikah pria yang katamu tak memperjuangkanmu? Seperti inikah pria yang katamu tak mau memiliki komitmen denganmu?” Ah, aku malu padamu, Sayang. Maaf, terkadang jalan pikiranmu tak bisa ku mengerti.

Sayang, pada akhirnya aku hanya ingin berterimakasih padamu. Untuk tiap waktu yang kita lewati bersama. Untuk kesabaranmu menghadapi ke-labil-an ku. Terimakasih karena pada akhirnya kau tetap memilihku. Terimakasih karena selalu kembali padaku.
Semoga nantinya kita tetap seperti ini, dua orang yang saling bersama karena cinta, bukan hanya karena suatu keharusan. Semoga nantinya kita akan selalu seperti ini, dua manusia yang bertemu untuk melepas rindu dan menghabiskan waktu, bukan untuk memulai pertengkaran baru. Semoga nantinya aku bisa mencintaimu sekeren kau mencintaiku. Semoga.
Dari aku, gadis yang sangat menginginimu.
#CintaDalamKata
