Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Berhenti 'Ketagihan' Stalking Media Sosial Mantan, Stop Kepo!

ilustrasi wanita dengan smartphone (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi wanita dengan smartphone (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Nggak mudah melepas seseorang, terlebih orang yang dulu pernah memainkan peran besar dalam hidupmu dulu. Entah mantan pacar, mantan sahabat karib, mantan gebetan, tetap harus kamu ingat bahwa “mantan” berarti masa lalu.

Namun, nggak sedikit dari kita yang masih menghabiskan waktu untuk sengaja cek media sosial mantan dengan beragam alasan. Mulai dari kepo perkembangan kehidupannya, sampai ingin melihat gebetannya yang baru.

Apapun itu, cek medsos mantan bikin kamu sulit move on dari masa lalu. Bisa-bisa, waktumu terbuang percuma untuk mengenang masa lalu. Nanti saat kamu kembali tergoda mengecek medsos mantan, selalu ingat 5 hal ini, ya!

1.Jangan langsung cek medsos-nya

ilustrasi berpikir (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi berpikir (pexels.com/Mikhail Nilov)

Saat kembali ada godaan untuk cek medsos mantan, berdiam dirilah terlebih dulu. Mungkin sudah menjadi kebiasaanmu untuk cek medsos mantan setiap hari, sehingga rasanya ada yang kurang bila belum membuka laman medsos doi. Bila kamu ingin mengubah kebiasaan ini, maka tegaslah pada diri sendiri.

Saat godaan itu timbul, segera jauhkan diri dari ponsel atau laptopmu. Semakin sering kamu menunda dorongan itu, semakin terbiasa kamu untuk tak lagi menghiraukan godaan itu.

2.Renungkan tujuanmu

ilustrasi wanita (pexels.com/RODNAE Production)
ilustrasi wanita (pexels.com/RODNAE Production)

Selalu tanya dirimu hal ini, “Apa gunanya terus cek medsos doi? Apa ini akan membuatmu lebih bahagia? Lebih puas? Atau justru lebih sedih dan kehilangan? Kalau begitu, kenapa dilakukan?” Pertimbangan di atas dapat membantumu mengerti bahwa mengecek medsos mantan hanya buang-buang waktu dan tenaga.

Padahal, niat awalmu adalah move on. Bagaimana bisa move on kalau kamu sendiri masih kompromi?

3.Cari aktivitas pengganti

ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat godaan itu kembali datang, segera cari kesibukan lain. Entah melakukan hobi, hal yang kamu sukai, atau menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Ini akan membuatmu lupa dengan sendirinya karena kamu punya kesibukan baru.

Komitmenkan ini pada diri sendiri. Bilang pada dirimu, “Nanti kalau aku tergoda untuk ngecek IG dia lagi, aku bakal langsung matiin HP dan masak aja.” Begitu contohnya.

4.Ingat kembali alasan kalian putus dulu

ilustrasi wanita merasa bersalah (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi wanita merasa bersalah (pexels.com/cottonbro)

Relasi pasti berakhir karena sebuah alasan. Entah karena memang tidak work out, atau karena doi lebih memilih orang lain. Hal yang membuat kamu sulit melepas masa lalu ialah terlalu fokus pada kenangan positif.

Memang itu bisa menjadi kenangan baik, tapi jangan lupa juga bahwa dulu ada masalah yang memang tidak bisa kalian selesaikan. Siapa tahu, keputusan untuk ‘putus’ memang keputusan terbaik untuk kalian berdua.

5. Tetapkan batasan digital

ilustrasi wanita merasa bimbang (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi wanita merasa bimbang (pexels.com/Alex Green)

Tapi, ketika kamu memang sudah tidak kuat lagi, tidak ada salahnya untuk menetapkan batasan digital. Bukan berarti kekanak-kanakan atau bagaimana, tapi ini memang langkah pencegahan yang paling efektif untuk membantumu sepenuhnya move on dari doi.

Kamu bisa mulai dengan unfollow akunnya atau menghapus kontaknya. Juga, menghapus seluruh history chat dengannya. Jadi ketika kangen melanda, kamu nggak punya bahan untuk kembali stalk akun medsosnya.

Memang nggak mudah lepas dari masa lalu. Tapi terus-terusan menggenggam masa lalu bukan solusi yang baik. Anggap ini sebagai proses agar kamu bisa fokus ke masa depan. Yuk, segera move on!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us