Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Tren Kecantikan Viral TikTok Morning Shed Berbahaya?

Ilustrasi morning shed (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Morning shed adalah tren kecantikan yang melibatkan berbagai produk dan alat bantu yang digunakan saat tidur untuk hasil kulit glowing dan segar di pagi hari.
  • Para ahli menyampaikan peringatan bahwa tren ini bisa menimbulkan risiko iritasi kulit jika dilakukan tanpa pengawasan ahli, serta rutinitas berlebihan dapat memicu stres.
  • Tren morning shed tidak sepenuhnya berbahaya, tapi perlu pertimbangan karena beberapa produk bisa menimbulkan risiko jika digunakan terlalu lama tanpa konsultasi dokter. Prioritaskan kenyamanan dan konsultasikan kebutuhan kulitmu.

TikTok lagi-lagi bikin ramai dengan tren kecantikan baru yang unik. Namanya morning shed, yaitu rutinitas yang dilakukan semalaman lalu dilepas semua produknya di pagi hari. Biasanya orang-orang memakai masker wajah, plester mulut, tali dagu, sampai minyak jarak di perut. Semuanya dipakai sebelum tidur dan dipamerkan pas bangun untuk menunjukkan hasilnya yang glowing dan segar.

Buat sebagian orang, tren ini dianggap menyenangkan dan bikin merasa produktif soal perawatan diri. Tapi, banyak juga yang mulai mempertanyakan, apakah tren ini benar-benar aman untuk kulit dan tubuh kita?

1. Apa itu morning shed?

Ilustrasi morning shed (freepik.com/freepik)

Morning shed sebenarnya bukan cuma soal skincare biasa. Konsepnya adalah memakai berbagai produk dan alat bantu saat tidur agar kulit bekerja lebih maksimal. Harapannya, saat bangun tidur wajah jadi lebih cerah, halus, dan bentuk wajah tampak lebih tirus. Produk yang sering digunakan termasuk heatless curlers untuk rambut, masker tidur, chin strap, hingga plester mulut.

Menurut Dr. Dendy Engelman, dokter kulit bersertifikat di Shafer Clinic Fifth Avenue, New York, dilansir Women's Health, “Ide di balik tren ini adalah produk-produk tersebut bekerja selama tidur untuk memperbaiki dan mempercantik kulit, jadi kamu bisa merasakan manfaatnya keesokan paginya.” Ia menjelaskan, bahwa banyak orang memakai berbagai kombinasi produk, seperti masker, plester, hingga alat-alat bantu yang diklaim memberi hasil instan saat dilepas di pagi hari.

Tampilannya memang menarik dan sering kali terlihat aesthetic di TikTok. Tapi yang perlu diingat, tidak semua produk cocok digunakan semalaman. Beberapa justru bisa menimbulkan efek sebaliknya kalau dipakai terlalu lama atau tanpa pengawasan ahli.

2. Apa kata para ahli?

ilustrasi seseorang melakukan perawatan (freepik.com/cookie_studio)
ilustrasi seseorang melakukan perawatan (freepik.com/cookie_studio)

Beberapa pakar kulit memberikan peringatan soal potensi risiko dari tren ini. Dr. Purvisha Patel, dokter kulit bersertifikat sekaligus pendiri Visha Skincare, mengatakan dalam wawancaranya dengan Allure, “Secara ilmiah, memang ada bukti bahwa produk yang ditutup (occluded) bisa membuat kulit terlihat lebih lembap. Tapi tanpa panduan ahli, tren ini hampir selalu jadi ‘resep bencana’”.

Hal senada disampaikan oleh Sara Botta, ahli kecantikan berlisensi dan duta merek Ultraceuticals. Dalam kutipannya untuk Allure, ia mengingatkan, “Banyak produk ini seharusnya tidak dipakai lebih lama dari yang dianjurkan. Kalau terlalu lama, bisa menyebabkan iritasi kulit”.

Botta juga menyebut, bahwa meski niatnya adalah merawat diri di malam hari, banyak orang justru terjebak dalam rutinitas berlebihan. “Morning shed ini seperti mendorong perawatan malam yang melampaui batas aman,” jelasnya.

3. Jadi, apakah morning shed berbahaya?

Ilustrasi morning shed (freepik.com/EyeEm)

Tren morning shed tidak sepenuhnya berbahaya, tapi bisa menimbulkan risiko jika dilakukan tanpa pertimbangan. Salah satu yang populer adalah mouth taping. Dr. Chloe Tsang, dokter gigi bersertifikat di Tend West Village, dilansir Women's Health, mengatakan, “Mouth taping bisa melatih otak bernapas lewat hidung dan membantu tidur lebih nyenyak.” Namun, ia menekankan bila ini bukan untuk semua orang. Konsultasikan dulu ke dokter, terutama jika ada gangguan pernapasan.

Sementara itu, klaim bahwa chin strap bisa meniruskan wajah juga diragukan. Dr. Dendy Engelman, dokter kulit di Shafer Clinic Fifth Avenue, menjelaskan, “Chin strap hanya memberi efek sementara dan tidak akan mengubah struktur rahang secara permanen”.

Dari sisi mental, Dr. Emily Green, psikolog klinis, dalam wawancara dengan Allure, memperingatkan, “Rutinitas yang terlalu kaku bisa memicu stres dan pola pikir obsesif”.

Tren ini bisa menyenangkan, tapi tidak cocok untuk semua orang. Kenali kebutuhan kulitmu, konsultasikan jika perlu, dan prioritaskan kenyamanan. Jangan sampai demi tren, malah membahayakan diri sendiri!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us