Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips agar Kamu Mampu Bekerja Secara Multitasking, Cek Yuk!

ilustrasi sibuk (pexels.com/olia danilevich)
ilustrasi sibuk (pexels.com/olia danilevich)

Dalam era digital yang serba cepat seperti sekarang, kemampuan multitasking sangat penting. Apalagi jika kamu punya banyak tanggung jawab. Dengan multitasking yang efektif, kamu bisa menyelesaikan beberapa tugas sekaligus, meningkatkan produktivitas, dan menghemat waktu.

Namun, multitasking bisa menjadi bumerang jika dilakukan tanpa strategi. Tugas yang terlalu banyak bisa membuat kamu kehilangan fokus dan hasil kerja menjadi kurang optimal. Berikut ini 7 tips agar kamu bisa multitasking dengan lebih efektif dan menjaga kualitas pekerjaan tetap baik.

1. Prioritaskan tugas dengan benar

ilustrasi berpikir (pexels.com/Dziana Hasanbekava)
ilustrasi berpikir (pexels.com/Dziana Hasanbekava)

Multitasking bukan berarti kamu harus melakukan semua tugas tanpa memperhatikan prioritas. Kamu perlu mengurutkan tugas berdasarkan kepentingan dan tenggat waktu. Buat daftar tugas harian untuk melihat mana yang harus diselesaikan lebih dulu.

Dengan begitu, kamu bisa fokus pada tugas yang penting dan mendesak, bukan yang bisa ditunda. Menyusun prioritas memudahkan kamu dalam mengatur waktu dan energi. Hasilnya, multitasking pun terasa lebih ringan dan terstruktur tanpa terburu-buru.

2. Batasi gangguan

ilustrasi meletakan hp (pexels.com/Eren Li)
ilustrasi meletakan hp (pexels.com/Eren Li)

Gangguan adalah musuh utama multitasking. Saat kamu mengerjakan banyak tugas, gangguan kecil bisa memecah fokus dan memperlambat pekerjaan. Jika kamu bekerja di depan komputer, matikan notifikasi yang tidak penting, seperti dari media sosial. Setiap gangguan membuat otak butuh waktu untuk kembali fokus.

Karena itu, ciptakan lingkungan kerja yang bebas dari gangguan untuk menjaga produktivitas. Sebagai solusi, coba terapkan metode Pomodoro. Bekerja selama 25 menit tanpa gangguan, lalu istirahat 5 menit. Metode ini melatih otak bekerja lebih efektif. Pada akhirnya, kamu bisa membiasakan diri dengan ritme kerja yang lebih produktif dan terorganisir.

3. Latih diri dengan tugas-tugas ringan

ilustrasi fokus (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi fokus (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika kamu belum terbiasa multitasking, mulai dari tugas yang ringan. Cara ini melatih otak untuk transisi antar-tugas tanpa terlalu terbebani. Misalnya, coba lakukan tugas administratif sambil mendengarkan podcast tentang pekerjaan. 

Melatih multitasking dengan tugas ringan membantu kamu menemukan ritme yang pas. Seiring waktu, kamu akan lebih percaya diri dan terampil menangani tugas berat secara multitasking. Latihan ini penting agar kamu bisa tahu batas diri dan kapan harus fokus pada satu tugas saja.

4. Gunakan alat bantu manajemen waktu

ilustrasi aplikasi waktu (pexels.com/Castorly Stock)
ilustrasi aplikasi waktu (pexels.com/Castorly Stock)

Manajemen waktu adalah kunci multitasking yang efektif. Kamu bisa menggunakan aplikasi to-do list, kalender digital, atau pengatur waktu. Aplikasi seperti Trello atau Asana bisa membantu mengelola proyek. Sementara, Google Calendar membantu mengatur jadwal harian.

Alat-alat ini membantu kamu membagi waktu antar-tugas dengan baik. Selain itu, alat bantu ini mempermudah kamu melacak perkembangan tugas dan menyesuaikan prioritas jika ada perubahan. Pada akhirnya, multitasking bisa berjalan lebih lancar dan terorganisir.

5. Kenali kapan waktu istirahat

ilustrasi bersantai (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi bersantai (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Multitasking bisa melelahkan jika kamu tidak memberikan waktu istirahat. Istirahat penting untuk mengembalikan fokus dan energi. Jika kamu merasa lelah, jangan ragu untuk beristirahat. Otak juga punya batas untuk fokus. Terlalu lelah bahkan bisa menyebabkan kesalahan dalam pekerjaan.

Jika kamu terus memaksanya tanpa jeda, produktivitas akan menurun. Manfaatkan waktu istirahat ini untuk bergerak, minum air, atau sekadar meregangkan tubuh. Dengan istirahat yang cukup, kamu bisa menjaga fokus dan energi sepanjang hari.

6. Jangan takut untuk mendelegasikan tugas

ilustrasi rekan kerja (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi rekan kerja (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kadang, multitasking tidak bisa dilakukan sendiri. Jika kamu merasa terlalu banyak pekerjaan, delegasikan beberapa tugas kepada rekan kerja. Mendelegasikan tugas bukan berarti kamu tidak mampu, tapi bagian dari manajemen waktu yang baik.

Mendelegasikan tugas memberi kesempatan orang lain untuk belajar dan berkembang. Secara keseluruhan, tim kamu akan lebih produktif. Dengan berbagi tanggung jawab, kamu bisa menyelesaikan tugas dengan lebih baik dan tidak merasa kewalahan.

7. Fokus pada satu tugas penting dalam satu waktu

ilustrasi fokus (pexels.com/Tony Schnagl)
ilustrasi fokus (pexels.com/Tony Schnagl)

Walaupun multitasking penting, ada saatnya kamu perlu fokus penuh pada satu tugas. Beberapa pekerjaan membutuhkan perhatian mendalam dan tidak bisa dikerjakan sambil mengerjakan hal lain. Misalnya, saat membuat laporan keuangan atau menyusun proposal penting, lebih baik menyelesaikannya tanpa terganggu tugas lain.

Saat mengerjakan tugas yang krusial, minimalkan gangguan dan alokasikan waktu khusus untuk menyelesaikannya. Ini akan menghasilkan pekerjaan dengan kualitas lebih baik dan tetap efisien. Multitasking memang penting, tapi tahu kapan harus fokus pada satu tugas saja adalah kunci keseimbangan antara kecepatan dan kualitas.

Multitasking adalah keterampilan yang sangat penting di dunia kerja saat ini. Namun, harus dilakukan dengan bijak. Multitasking yang efektif berarti tahu kapan harus berbagi tanggung jawab dan kapan harus fokus. Dengan menerapkan 7 tips di atas, kamu bisa lebih produktif dan percaya diri menghadapi tantangan pekerjaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendy Firmansyah
EditorRendy Firmansyah
Follow Us