Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kalau Me Time Kamu Sudah Membawa Pengaruh Buruk!

ilustrasi orang bersantai (unsplash.com/Yogendra Singh)

Meluangkan waktu untuk diri sendiri atau yang biasa dikenal dengan sebutan me time sebenarnya merupakan hal positif yang wajib kamu punya. Karena dengan melakukan me time, kamu bisa lebih mengenal dirimu sendiri sekaligus menjaga kewarasan diri agar gak gampang terserang stres dan depresi yang bisa mengganggu hidupmu kelak.

Tapi, apa jadinya kalau me time yang kamu punya malah berpengaruh buruk buat hidupmu? Seperti apa sih, tanda-tandanya? Biar lebih paham, simak poin-poin berikut ini agar kamu bisa memikirkan ulang me time kamu.

1. Kamu sudah kehilangan separuh bahkan seluruh waktu produktifmu

Ilustrasi bersantai (Unsplash/Roberto Nickson)

Sejatinya, me time adalah sesuatu yang positif karena kamu memiliki waktu untuk melepaskan diri dari segala macam kepenatan hidup. Tapi, jika me time kamu sudah menyita waktu sampai kamu gak ada waktu untuk melakukan kegiatan yang bersifat produktif seperti bekerja atau belajar, duh ini jatuhnya sudah bahaya banget!

Kayaknya, me time kamu harus mulai dibatasi, deh. Kalau tidak maka bisa berdampak buruk terhadap berbagai macam aktivitas yang seharusnya kamu lakukan. Bisa-bisa malah terbengkalai.

2. Bukannya semakin bersemangat, kamu malah semakin malas menjalani hari

Ilustrasi menyendiri (Pexels/Gratisography)

Me time selain menjaga kesehatan mental juga menambah semangat sekaligus meningkatkan produktivitas dalam menjalani rutinitas sehingga diharapkan setelah me time kamu akan semakin bersemangat dalam mengarungi kerasnya hidup.

Tetapi jika kamu malah semakin malas dalam menjalani hari-hari setelah kamu melakukan me time, sepertinya kamu perlu pikir-pikir lagi me time kamu itu. Ingat, kemalasan adalah awal dari kehancuran hidupmu, lho.

3. Kamu mulai terbiasa dengan hal-hal buruk

Ilustrasi menyendiri (Unsplash/Rizki Yulian)

Memang sih, me time akan membuatmu rileks dan santai karena kamu bisa memanjakan dirimu sendiri yang jarang-jarang bisa kamu lakukan. Entah dengan melakoni hobi, menikmati udara segar, atau senja hari sambil menyeruput kopi atau teh, dan itu semua sah-sah saja asalkan tahu batas.

Sebab jika sudah sampai berlebihan alias gak terkontrol, khawatirnya kamu akan mulai terbiasa dengan hal-hal buruk yang akan berdampak sangat fatal bagi hidupmu. Seperti menjadikan me time sebagai dalih untuk menunda-nunda pekerjaan misalnya.

4. Me time kamu sudah merusak bahkan menghancurkan hubungan sosialmu

Ilustrasi menyendiri (Unsplash/Andriyko Podilnyk)

Bukannya me time bisa memperbaiki hubungan sosial, ya? Bisa sih, kalau kamu melakukannya sesuai dengan aturan dan gak sampai berlebihan. Sebab jika kamu sudah i ingin banget yang namanya meluangkan waktu untuk diri sendiri, kamu juga pasti hawanya mau menyendiri saja, kan?

Nah, kalau kamu terus-terusan begini, lama kelamaan kamu akan jadi pribadi yang egois, apatis, bahkan jadi ansos alias anti sosial. Ini justru akan merusak bahkan menghancurkan hubungan sosialmu dan bisa saja orang terdekatmu menjadi korban dari perubahan perilakumu.

5. Kamu mulai merasa ada yang gak beres dengan tubuhmu

Ilustrasi pria berolahraga (Unsplash/Alexander Redl)

Terakhir, me time memang bagus untuk kesehatan mental supaya kamu gak tambah gila dengan segala drama kehidupan. Tetapi, itu bukan berarti kamu lantas mengabaikan kesehatan fisikmu karena jika keduanya saja sudah berat sebelah, itu tandanya me time kamu sudah sangat buruk.

Misalnya, setelah melakukan me time dengan memakan makanan favoritmu dan kamu mulai merasa  berat badanmu sangat cepat naiknya, sudah saatnya kamu harus mengganti me time kamu. Gak mau kan memanjakan diri tapi ujung-ujungnya malah kamunya yang sakit?

Me time memang bisa membuatmu lebih rileks dan menambah semangat menjalani hari asalkan sesuai porsi dan kegiatan yang dilakukan juga tepat dan bermakna positif. Jangan sampai me time kamu malah berpengaruh buruk bagi diri sendiri maupun orang lain, ya. Sekarang coba kau pikirkan, apakah me time kamu sudah baik atau belum?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us