Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Kaus Sering Melar setelah Dicuci? Ini 4 Alasannya!

ilustrasi kaos yang melar (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Kaus melar karena bahan berkualitas rendah
  • Cara mencuci yang tidak tepat dapat merusak serat kain
  • Menjemur kaus dalam posisi gantung saat basah bisa membuatnya melar

Pernah bertanya-tanya kenapa kaus sering melar setelah dicuci padahal baru dipakai beberapa kali? Masalah ini umum terjadi dan sering bikin kesal, apalagi kalau yang melar adalah kaus favorit kita. Banyak orang tidak menyadari bahwa cara mencuci dan merawat kaus punya peran besar dalam menjaga bentuk dan kualitasnya.

Sebenarnya, penyebab kaus mudah melar, tidak selalu karena kualitas bahannya saja. Ada kebiasaan-kebiasaan saat mencuci dan menjemur yang tanpa sadar justru mempercepat kerusakan serat kain. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai penyebabnya agar kamu bisa lebih memperhatikan dan merawatnya dengan baik dan benar. Let's check this out!

1. Terbuat dari bahan yang tidak berkualitas

ilustrasi kain berbahan polyester (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Bahan kaus yang buruk biasanya memiliki anyaman serat yang longgar dan tidak rapat. Ini membuat kain mudah melar, tidak tahan lama, dan cepat berubah bentuk, terutama setelah beberapa kali pencucian. Banyak kaus murah menggunakan campuran polyester. Dengan menggunakan bahan polyester, kaus yang kamu beli harganya lebih murah, namun terasa panas di kulit, tidak menyerap keringat dengan baik, dan cenderung cepat kusut serta tidak awet.

Berbeda dengan bahan yang memiliki kualitas tinggi seperti katun combed premium yang memiliki serat lebih kuat sehingga ketahanan lebih lama dan tidak melar, serta nyaman dan adem dipakai di kulit seharian. Karena kualitas seratnya tinggi dan proses pembuatannya lebih rapi, katun combed lebih kuat dan tidak mudah melar, terutama jika dirawat dengan benar. Ini menjadikan kaus tetap berbentuk bagus meskipun sering dicuci.

2. Cara mencuci kaos yang tidak tepat

ilustrasi mencuci baju (pexels.com/Joshimer Biñas)

Mencuci kaus dengan cara yang tidak tepat bisa menjadi penyebab utama kaus menjadi longgar atau melar, terutama pada bagian leher, lengan, dan bawah. Hal ini terjadi karena struktur serat kain mengalami tekanan dan perubahan bentuk. Saat kamu mencuci kaus menggunakan mesin cuci dengan kecepatan putaran tinggi, serat kain mengalami tarikan dan tekanan terus-menerus.

Ini menyebabkan benang menjadi renggang, sehingga bentuk kaus berubah dan melar, terutama jika bahannya tipis atau tidak kuat. Setelah kamu mencucinya, hindari juga untuk tidak memeras kaus terlalu kuat. Karena ini memelintir atau memeras kaus dengan tangan terlalu keras saat mencuci manual bisa merusak tenunan serat kain. Akibatnya, kaus tidak lagi elastis dan lebih cepat berubah bentuk. Untuk mencegah kaus menjadi longgar, gunakan air dingin, hindari perasan kasar, dan jangan sering dicuci.

3. Menjemur kaos dalam posisi gantung saat basah

ilustrasi menjemur kaos dalam posisi gantung saat basah (pexels.com/Jo-anne)

Ini bukan sekadar mitos, namun ada penjelasan logis di baliknya. Ketika kaus masih dalam keadaan basah, serat kainnya menyerap air dan menjadi jauh lebih berat dari kondisi kering. Jika kaus digantung menggunakan hanger, berat air akan menarik bagian bawah kaus ke bawah karena gaya gravitasi. Hal ini menyebabkan kain tertarik terus-menerus saat masih dalam kondisi basah.

Namun jika kamu menggantung kaus dengan hanger, area bahu dan leher akan menanggung beban paling besar. Akibatnya, bagian tersebut akan melar lebih dulu dan terlihat menggantung atau kendur saat kaus dikenakan. Oleh karena itu, jika harus digantung, tunggu sampai setengah kering agar bobotnya lebih ringan dan gunakan hanger berbentuk lebar agar tidak membentuk bekas di bahu.

4. Tidak memperhatikan instruksi perawatan pada label pakaian

ilustrasi sedang memperhatikan instruksi perawatan pada label pakaian (pexels.com/Sarah Chai)

Salah satu penyebab utama kenapa kaus bisa melar atau rusak lebih cepat dari seharusnya. Kaus dibuat dari berbagai jenis bahan seperti katun, polyester, rayon, atau campuran. Masing-masing bahan memiliki karakteristik yang berbeda, ada yang tahan panas, ada yang mudah menyusut, dan ada yang elastis namun rentan terhadap putaran mesin. Instruksi perawatan dibuat khusus untuk menjaga karakter bahan tetap stabil agar tidak melar, menyusut, atau rusak.

Misalnya, jika label menyarankan terdapat kata-kata "cuci dengan air dingin” tapi kamu mencucinya dengan air panas, maka serat kain bisa mengembang lalu mengendur saat kering, sehingga menyebabkan kaus melar. Umunya kaus sering kali disarankan untuk dicuci dengan mode lembut seperti dicuci dengan tangan. Label perawatan bukan sekadar formalitas. Namun itu adalah panduan penting dari produsen yang memahami struktur dan batasan bahan kaus. Mengabaikannya bisa mengakibatkan kerusakan bentuk, warna, dan tekstur, termasuk membuat kaus melar sebelum waktunya.

Sekarang kamu sudah tahu kenapa kaus sering melar setelah dicuci, dan ternyata penyebabnya tidak hanya soal bahan, tapi juga kebiasaan kita sehari-hari saat mencuci, menjemur, dan menyimpannya. Dengan memahami empat alasan di atas, kamu bisa mulai merawat kaus dengan cara yang benar agar tetap awet dan nyaman dipakai. Jadi, jangan remehkan pentingnya perawatan yang tepat. Jadikan pengetahuan ini sebagai panduan agar kaus favoritmu tetap dalam kondisi baik dan awet untuk jangka waktu yang lama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyu Kurniawan
EditorWahyu Kurniawan
Follow Us