Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Anak di Pidie Positif Polio Tapi Tak Masuk Kriteria Kasus, Kenapa?

ilustrasi polio paralitik (londonorthotics.co.uk)
ilustrasi polio paralitik (londonorthotics.co.uk)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan menyebut tiga anak positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh mendadak, di Kabupaten Pidie, Aceh. 

"Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut anak usia di bawah 5 tahun yang tinggal di sekitar kasus polio pada awal November lalu," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Syahril, Jumat (25/11/2022).

1. Pemerintah umumkan KLB

Imunisasi bayi di tengah pandemi COVID-19. (ANTARA FOTO/Fauzan)
Imunisasi bayi di tengah pandemi COVID-19. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Sebelumnya, pada awal November 2022 ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh, sehingga kemudian Kabupaten Pidie menetapkan Kejadian Luar Biasa Polio. 

Kemudian dilakukan penelusuran epidemiologi di sekitar lokasi kasus polio melalui pemeriksaan tinja terhadap 19 anak sehat dan bukan kontak dari kasus yang berusia di bawah 5 tahun.

“Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati tiga anak positif virus polio” imbuh Syahril.

2. Tiga kasus Polio tidak masuk kriteria

ilustrasi pemberian vaksin polio (unicef.org/Raphael Pouget)
ilustrasi pemberian vaksin polio (unicef.org/Raphael Pouget)

Namun demikian, lanjut Syahril sesuai dengan pedoman WHO, ketiga anak ini tidak dimasukkan dalam kriteria kasus, karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak.

"Upaya pemantauan terus dilakukan, termasuk upaya skrining dari rumah ke rumah, untuk memastikan tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh yang belum terlaporkan," imbuhnya.

3. Polio sebabkan dampak permanen seumur hidup

Polio (kemkes.go.id)
Polio (kemkes.go.id)

Syahril menerangkan, penyakit Polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, menyebabkan kelumpuhan dan belum ada obatnya. Namun kondisi ini dapat dicegah dengan mudah melalui imunisasi polio lengkap baik imunisasi tetes bOPV dan imunisasi suntik IPV.

“Oleh karena itu, kita harus lindungi masa depan anak anak kita dengan berikan vaksinasi imunisasi polio lengkap” jelas Syahril.

4. Perilaku hidup bersih penduduk masih kurang

Ilustrasi pemukiman padat (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)
Ilustrasi pemukiman padat (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci kedua dalam pencegahan penularan polio di masyarakat. Adanya virus polio pada feses tinja ketiga anak, menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang. 

Masih ada penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai. Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai, sementara air sungai dipakai untuk berbagai aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.

“Virus polio ini menular melalui saluran cerna, sementara aktivitas BAB masyarakat masih dilakukan di sungai bukan di jamban, sehingga ada sirkulasi virus dan potensi penularan di sana.” lanjut Syahril.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendra Saputra
Dini Suciatiningrum
Rendra Saputra
EditorRendra Saputra
Follow Us