Punya 7 Sikap Ini, Artinya Kamu Bukan Anak Kecil Lagi!

Bukan lagi memendam dan berharap orang lain tahu dengan sendirinya. Kamu akan dengan tegas mengutarakan apa yang kamu pikirkan dan kamu rasakan kepada lawan bicaramu. Saat kamu merasa harus segera berbicara, seolah tidak ada lagi tempat menyembunyikan segalanya. Saat kamu merasa bisa mengatasinya sendiri, tidak ada lagi permainan kode-kode dan berharap orang lain memahami tanpa kamu katakan apa maumu.

Dewasanya kamu adalah saat kamu tahu apa yang baik untukmu. Kamu pun mulai memahami apakah kamu bisa mengatasinya sendiri ataukah membutuhkan bantuan orang lain. Kamu bisa mengendalikan segala bentuk emosi yang kamu miliki. Baik buruknya sudah kamu pikirkan dan tidak membuatmu galau saat hendak memutuskannya.

Beranjak dewasa adalah saat kamu tahu apa yang kamu sukai, kamu inginkan dan yang ingin kamu putuskan. Kamu akan menggunakan segala resource atau sumber daya untuk mempertimbangkan segala yang kamu butuhkan demi memutuskan sesuatu. Meski kamu khawatir apakah keputusan itu berdampak baik atau buruk. Tapi kamu tetap yakin bahwa yang kamu butuhkan adalah langkah pasti bukan hanya waktu yang terbuang untuk banyak memikirkan ini dan itu.

Menjadi dewasa adalah saat kamu tahu mana yang ingin kamu lakukan dan siap bertanggungjawab atasnya. Berat ataupun mudah itu hanya proses yang harus kamu lalui. Baik buruknya adalah hasil yang kamu syukuri dan kamu jadikan pelajaran nantinya. Kamu adalah manusia yang kini bisa hidup dari keputusanmu. Keberanian dan keyakinanmu akan membawa banyak pengaruh bagi hidupmu.

Meski tak ingin segera menikah karena ingin mengejar karir dan menikmati kehidupan masa muda, tak berarti kamu bisa terus bermain-main di atas nama cinta. Kamu memang masih ingin bersenang-senang dan menikmati waktu sebagai manusia yang bebas melakukan banyak hal sendiri. Tapi apakah kamu rela hatimu terus terluka atau terjebak dalam hubungan yang tidak pernah jelas akan kemana.

Menikah atau tidak memang pilihan. Namun bahagia atau sakit hati kita yang ciptakan. Kamu boleh menolak untuk menikah saat ini, tapi apakah kamu siap untuk merasa terluka jika terus menerus menahan rasa skait karena kamu tidak tegas dalam urusan cinta? Jika bisa tegas, kenapa kamu harus membiarkan hatimu terluka?

Segala mimpi tentang keberhasilan kita melakukan sesuatu di masa depan tidak dapat kita redam. Manusia bebas merancang mimpi dan menjalani setiap pilihan dalam hidupnya. Sekalipun jatuh dan gagal dalam melakukan setiap cara yang sudah dipersiapkan, tapi kamu adalah manusia yang hebat dengan segala usahamu melakukan yang terbaik.

Semesta tidak melarangmu bersedih bahkan menangisi kegagalan. Tapi kamu dilarang keras meratapi dan menyalahkan diri sendiri atau bahkan orang lain saat kamu mengalami kegagalan. Sikapi semuanya sebagai bagian dari pelajaranmu di masa depan. Kamu butuh penyemangat yang bisa kamu gunakan untuk mengingatkan betapa hebatnya kamu sudah pernah mencoba hingga detik ini. Gagal bukan tolak ukur kamu sukses atau tidak. Tapi menyikapi kegagalan dengan bijak dan mau berjuang lagi sudah menandakan kamu telah menjadi manusia dewasa.

Tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan. Kecil maupun besar manusia adalah ladangnya salah dan dosa. Namun kesalahan bukanlah tolak ukur manusia telah dewasa atau masih bisa disebut anak-anak. Yang membedakan hanya bagaimana ia menyikapi setiap kesalahan yang dibuatnya.

Banyak orang yang mengaku dewasa namun tidak berani mengakui kesalahan yang dibuatnya. Sekalipun tidak merugikan secara finansial atau tidak menyakiti hati. Namun kesalahan sekecil apapun harus tetap diakui dan dimintai pertanggungjawabannya nanti. Mengaku dewasa bukan tidak pernah berbuat salah, tapi berani mengakui kesalahan meski orang lain tidak memperhatikan.

Kamu mungkin sudah mengaku dewasa, tapi apakah kamu sudah berhenti memikirkan hanya tentang dirimu sendiri? Di dunia hidupmu tidak hanya tentang kamu dan semua ambisimu. Di dunia ada banyak orang yang berhubungan denganmu. Kalian akan saling membutuhkan dan tentu saja saling melindungi. Jangan sombong, sekalipun kamu mengaku dewasa dan mengira bisa hidup tanpa bantuan orang lain, tapi kamu tetap makhluk sosial yang juga akan berinteraksi dengan orang lain.

Stop, memikirkan diri sendiri. Kamu tetap akan membutuhkan waktu untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kamu akan meminta bantuan dari mereka. Kamu akan meminta maaf dan berterima kasih karena banyak dibantu. Memikirkan diri sendiri itu penting, tapi tidak dengan mengabaikan orang lain.

Kamu mungkin ingin sekali disebut telah beranjak dewasa. Tapi apakah kamu sudah yakin bahwa kamu memiliki apa yang kamu inginkan selama ini? Kamu adalah penciptaan terbaik dari Tuhan. Sudahkah kamu bersyukur sudah memiliki apa yang kamu miliki saat ini?

Kamu yakin bahwa kamu bisa berkembang dengan semua yang kamu miliki. Kurang lebihnya kamu tidak menjadi bahanmu untuk protes dan menyalahkan orang lain. Kamu akan lebih banyak mengoreksi diri dan memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik. Percaya pada diri sendiri memberikanmu keyakinan yang besar bahwa kamu berpotensi untuk bisa menjadi orang besar dengan segala yang kamu miliki. Seolah tidak ada lagi waktu untuk iri terhadap orang lain. Sebab kamu sibuk bersyukur dan mengembangkan yang kamu miliki saat ini.

Jadi, apakah kamu sudah benar-benar jadi orang dewasa?