Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
a175f38b-6d2e-4827-8ee7-6bd522233ca2.jpeg
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau langsung lokasi bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Senin 17 November 2025. (Dok. Pemprov Jawa Tengah)

Intinya sih...

  • Longsor merusak puluhan rumah, evakuasi lebih dari 800 warga ke pengungsian. Gubernur memastikan keamanan dan relokasi ke hunian sementara dalam tiga hari.

  • BNPB, Pemprov Jateng, TNI, dan Polri memetakan lokasi hunian sementara dan tetap. Tim SAR masih mencari 26 warga yang belum ditemukan.

  • Gubernur menyampaikan belasungkawa atas korban jiwa, operasi SAR akan dilanjutkan dengan pembagian sektor pencarian di RT 02 dan RT 03. Pemprov Jateng telah membagi penanganan menjadi empat klaster.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau langsung lokasi bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Senin 17 November 2025.

Dalam kunjungannya, Gubernur Luthfi memberikan semangat kepada ratusan warga pengungsi, setelah rumah mereka terdampak longsor besar pada Minggu siang. Luthfi memastikan hunian baru akan siap dalam tiga hari.

1. Memastikan seluruh warga Situkung dalam keadaan aman di pengungsian

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau langsung lokasi bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Senin 17 November 2025. (Dok. Pemprov Jawa Tengah)

Longsor dengan diameter sekitar 100 meter itu merusak puluhan rumah. Tak pelak,  memaksa lebih dari 800 warga dievakuasi ke titik pengungsian. 

Gubernur memastikan seluruh warga Situkung dalam keadaan aman di pengungsian. Dalam tiga hari ke depan, relokasi ke hunian sementara akan mulai dilakukan.

“Hunian sementara sudah kita siapkan. Setelah itu baru hunian tetap, karena satu dusun terdampak. Ini bukan sekadar tempat tinggal—kebutuhan sandang, pangan, papan, dan pekerjaan warga harus dipikirkan bersama,” ucap Luthfi.

2. Sekitar 30 rumah rusak dan 886 warga telah dievakuasi

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau langsung lokasi bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Senin 17 November 2025. (Dok. Pemprov Jawa Tengah)

Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemprov Jateng, TNI, dan Polri masih memetakan lokasi hunian sementara dan hunian tetap bagi warga yang kehilangan rumah akibat bencana tersebut. 

Dalam kesempatan itu, Luthfi juga sempat bertemu warga yang mengharapkan ibunya dapat segera ditemukan.

“Kita doakan yang belum ditemukan agar segera diketemukan. Yang terpenting, semua warga harus berada di tempat aman, jangan kembali ke rumah karena kondisi tanah masih labil,” ujar Gubernur.

Luthfi menjelaskan, kajian petugas menunjukkan area longsoran masih berpotensi bergerak. Hingga kini, sekitar 30 rumah rusak dan 886 warga telah dievakuasi. Sementara itu, tim SAR gabungan masih mencari 26 warga yang belum diketahui keberadaannya.

“Ada 26 warga yang masih belum ketemu. Ini menjadi prioritas untuk ditemukan. Besok pagi 500 personel kita kerahkan untuk melanjutkan pencarian,” tegasnya.

3. Pemprov Jateng telah membagi penanganan menjadi empat klaster

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau langsung lokasi bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Senin 17 November 2025. (Dok. Pemprov Jawa Tengah)

Di hadapan para pengungsi, Luthfi  menyampaikan belasungkawa mendalam atas jatuhnya korban jiwa. Ia berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Sebagai informasi, operasi SAR akan kembali dilanjutkan esok pagi dengan pembagian sektor pencarian di RT 02 dan RT 03. BPBD, Basarnas, TNI–Polri, dan relawan terus memperkuat pencarian serta pemenuhan layanan dasar bagi warga terdampak.

Sejak awal bencana, Pemprov Jateng telah membagi penanganan menjadi empat klaster: Klaster pengungsian, memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi; Klaster logistik, mengatur alur pasokan makanan dan kebutuhan pokok; Klaster kesehatan, memberikan pelayanan kesehatan darurat; dan Klaster pendidikan, memastikan aktivitas belajar anak-anak SD, SMP, dan SMA tetap berjalan.

“Anak-anak tetap harus sekolah. Dinas Pendidikan sudah turun untuk memastikan kegiatan belajar tidak terhenti, meskipun sementara mereka berada di pengungsian,” ucap Luthfi. (WEB)

Editorial Team