Anies Baswedan Digeruduk Massa yang Menuntut Reuni 212 Dibatalkan

Sekretaris Jenderal (Sekjend) Presidium Gerakan Jaga Indonesia, Budi Djarot mengungkapkan, pihaknya menuding Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan balas budi terhadap kelompok massa 212. 

Sebab, kelompok massa 212 tahun lalu merupakan salah satu pihak yang ngotot agar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjara. Djarot menilai kegiatan tersebut tak bermanfaat untuk dilaksanakan.

“Gak ada untungnya sama sekali memberi izin ini,” ujar Djarot di Balai Kota.

Djarot menduga kegiatan yang akan berlangsung, Minggu (2/12) ini, akan disusupi agenda politik yang menjatuhkan Indonesia.

“Kami akan jaga ini semua,” jelas Budi Djarot.

Gerakan Nasional Jaga Indonesia menganggap reuni 212 itu bukan diselenggarakan oleh organisasi agama, melainkan partai yang membawa agenda politik yakni paham khilafah.

“Ini kepanjangan tangan dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), mereka akan berdakwah tentang khilafah,” jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengonfirmasi akan hadir di aksi reuni 212. Menurutnya, walau bukan bagian dari kelompok tersebut, ia akan tetap hadir sebagai gubernur.

“Seperti tahun lalu saya datang juga meskipun saya bukan alumni. Lah iya, tapi saya datang Insya Allah," kata Anies, Senin (27/11).

Sementara itu, Ketua Setara Institute Hendardi menilai reuni 212 berakar kepentingan politik. Hendardi menyebutkan, sebagai aksi politik tentunya reuni 212 akan terus dibangkitkan sejalan dengan agenda-agenda politik. Salah satu tujuan adanya gerakan ini adalah untuk menguasai ruang publik.

"Perayaan satu tahun aksi 212 telah menggambarkan secara nyata bahwa aksi yang digagas oleh sejumlah elite Islam politik pada 2016 adalah gerakan politik," kata dia melalui pesan singkat.