Bamsoet Lantik Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api
- Ketua MPR RI, Bamsoet, menerima kunjungan DPD Perikhsa Jawa Timur dan Bali
- Pemilik izin khusus senjata api harus mendapat pelatihan untuk penggunaan yang tepat
- Bamsoet mendorong DPD di semua wilayah untuk mengadakan pelatihan secara rutin
Jakarta, IDN Times - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Beladiri Indonesia (Perikhsa), Bambang Soesatyo (Bamsoet), menerima kunjungan DPD Perikhsa Jawa Timur dan Bali di rumah dinas MPR RI, Jakarta, pada Jumat (26/7/2024). Pertemuan itu dilakukan sebelum Bamsoet melantik Pengurus DPD Perikhsa Jawa Timur dan Bali, pada Sabtu (27/7/2024).
"Harapan saya dengan pengukuhan atau pelantikan dua pengurusan Jawa Timur dan Bali ini, mereka dapat mengembangkan dan mengetuk tularkan berbagai pengetahuan kepemilikan senjata api beladiri," ujar Bamsoet dalam keterangannya.
1. Pemilik senjata api dilatih menggunakannya dengan batasan
Bamsoet mengatakan, tidak semua orang bisa mendapat izin khusus kepemilikan senjata api. Menurutnya, yang tergabung dalam Perikhsa mendapat pelatihan untuk menggunakan senjata api dengan segala batasannya.
"Agar tidak menjadi bumerang. Justru, nanti kita beladiri, tapi fakta yang nanti bisa terkena pasal pidana kalau penggunaan senjata api yang tidak tepat," ujar dia.
2. Pemiliki senjata api khusus harus sering mendapat pelatihan
Menurutnya, pemilik senjata api dengan izin khusus harus sering mendapat pelatihan. Oleh karena itu, dia mendorong DPD di semua wilayah bisa mengadakan pelatihan secara rutin.
"Besok, adalah lomba asah keterampilan. Ya, mudah-mudahan ini juga mampu mendorong minat bagi pemilik senjata api bela diri yang selama ini mungkin tidak mau berlatih, nanti harus berlatih," kata Bamsoet.
3. Pelatihan penting agar tidak mencelakakan diri sendiri dan orang lain
Dalam kesempatan itu, Bamsoet menyebut, pelatihan bagi pemilik izin khusus senjata api harus dilakukan secara berkala. Hal itu agar tidak mencelakakan diri sendiri dan orang lain.
"Jangan sampai itu jadi bumerang, mencelakakan orang lain atau bahkan mencelakakan diri sendiri," ujarnya.
