2 Tahun Jokowi-JK: Banyak Publik Puas, Citra Presiden Jokowi Makin Melejit!

Dalam dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla, kepuasan publik atas kinerja pemerintah nampak stabil. Begitu pula dengan popularitas Jokowi.
Dilansir Kompas.com, (21/10), dukungan yang cukup besar dari masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dan kesan kuat terhadap sosok presiden dapat menjadi modal untuk mempercepat laju pembangunan bangsa.
Dari hasil survei Litbang, degradasi kepuasan masyarakat pada dua tahun masa pemerintahan berlangsung cukup cepat, seperti terjadi pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid ataupun Megawati Soekarnoputri.
Menginjak 18 bulan masa pemerintahan, kepercayaan masyarakat mulai meningkat seiring dengan beberapa perubahan yang dilakukan Presiden Jokowi. Langkah Presiden untuk kembali melakukan perombakan kabinet pada 27 Juli 2016, dengan melakukan pergeseran dan penggantian sejumlah menteri menjadi angin segar perubahan.
Selain itu, masuknya Sri Mulyani Indrawati ke dalam kabinet sebagai Menteri Keuangan segera diikuti dengan langkahnya melakukan efisiensi anggaran di kementerian-kementerian.
Gagasan yang menelurkan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) membuahkan harapan baru bagi perekonomian sehingga per 30 September 2016 pemerintah berhasil menghimpun uang tebusan dari wajib pajak sebesar 89,2 triliun rupiah.
Kesuksesan ini mendorong kepercayaan diri yang tinggi pada pemerintahan, dan publik pun memberikan respons positif yang lebih tinggi pada kinerja kabinet di bidang perekonomian.
Kepercayaan diri pemerintah yang semakin besar juga ditunjukkan dengan langkah berikutnya di bidang hukum. Kasus terbongkarnya pungutan liar (pungli) di Kementerian Perhubungan menjadi momen untuk menegaskan program pemberantasan pungli.
Tren positif untuk Jokowi mencapai 80 persen.
Memasuki tahun kedua pemerintahannya, popularitas Presiden Jokowi diprediksi kian linier dengan kinerja kabinetnya. Citra Jokowi menguat secara gradual sejak setahun lalu. Dalam dua tahun terakhir, citra Jokowi menunjukkan tren positif di atas 80 persen.
Berakhir pada angka 91,4 persen pada bulan Oktober 2016. Dengan kata lain, tidak lebih dari 10 persen masyarakat yang menganggap kinerja Jokowi buruk.