Belajar Daring, Mahasiswa Unsyiah Aceh Dapat Subsidi Kuota Internet

22 Apr 2020, 08:20 WIB

Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Dok. Dialeksis.com)

Banda Aceh, IDN Times - Universitas Syiah Kuala yang ada di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, adalah satu dari sejumlah kampus di Indonesia yang menerapkan proses pembelajaran daring (online), selama pandemik virus corona atau COVID-19.

Bahkan, pihak rektorat kampus berjulukan Jantong Hatee Rakyat Aceh ini memperpanjang proses pembelajaran daring hingga akhir semester genap 2019/2020, melalui Surat Edaran Rektor nomor B/1669/UN11/KP11.00/2020. Alasan utama kampus tertua di Aceh ini mengeluarkan surat edaran, karena tak mengetahui hingga kapan wabah dari virus mematikan ini berakhir.

Berkaca dari surat edaran tersebut, para mahasiswa akan terus mengikuti proses pembelajaran daring hingga wabah COVID-19 hilang di Indonesia, khususnya di Aceh. Lalu bagaimana langkah kampus agar meringankan perekonomian mahasiswa dalam kondisi pandemik seperti saat ini, hingga tak mengganggu lancarnya proses pembelajaran?

1.Universitas Syiah Kuala memberikan subsidi kouta internet kepada mahasiswa

unsyiah.ac.id

Memberikan subsidi kuota internet kepada mahasiswa sebagai satu langkah yang dilakukan Universitas Syiah Kuala. Pemberian kuota internet secara cuma-cuma atau gratis kepada mahasiswa dianggap lebih tepat, jika dilihat dalam kondisi pandemik sekarang ini.

Kepala Hubungan Masyarakat Universitas Syiah Kuala Chairil Munawir mengatakan, untuk bisa memberikan kouta gratis tersebut pihaknya menjalin kontrak kerja sama dengan salah satu perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia, yakni Telkomsel.

“Latar belakangnya karena saat ini kan sedang masa kuliah daring dan itu menggunakan kuota, jadi kita bantu mahasiswa mungkin saat ini virus corona berdampak ke ekonomi masyarakat. Itu dasar pemberian kuota,” kata Chairil, saat dikonfirmasi, Selasa (21/4).

2.Kuota internet akan terisi secara otomatis sesuai nomor handphone yang tertera di biodata pada KRS mahasiswa

Ilustrasi (pixabay.com/geralt)

Chairil mengatakan penyaluran paket kuota internet gratis langsung dilakukan secara otomatis ke nomor handphone masing-masing mahasiswa, sesuai yang tertera pada biodata ketika mengisi Kartu Rencana Studi (KRS).

Oleh karena itu, kepada mahasiswa yang telah mengganti nomor handphone dan tidak sesuai lagi seperti di biodata, diminta segera memperbaruinya melalui KRS daring. Tentunya dengan kode nomor seluler perusahaan yang telah bekerja sama.

“Kita langsung inject ke nomor (seluler) mahasiswa yang terdaftar di KRS online. Jadi dari Minggu lalu kita sudah membuat selebaran, kita minta mahasiswa untuk meng-update nomor handphone aktifnya di KRS online. Takutnya nanti ada mahasiswa yang sudah ganti nomor, jadi kita minta mahasiswa untuk meng-update,” kata Chairil.

“Jadi mahasiswa yang pegang nomor di luar Telkomsel itu kita minta untuk mengganti dan meng-update kembali di KRS online-nya dengan nomor Telkomsel,” Chairil menambahkan.

3.Subsidi dilakukan sejak 21 April dan setiap mahasiswa akan mendapatkan kuota internet 8 GB

Ilustrasi (unsplash.com/austindistel)

Berdasarkan data pihak kampus, untuk sementara ada 13 ribu dari 27 ribu mahasiswa aktif sekaligus pemakai operator Telkomsel yang aktif. Mereka akan menjadi gelombang pertama yang mendapatkan paket internet gratis 8 GB. Distribusi kuota dilakukan mulai 21 April 2020.

“Jadi tahap pertama itu, 21 April kita distribusi dengan jumlah mahasiswa sekitar 13 ribu dengan kouta yang sudah kita kontrak dengan Telkomsel, kita bisa bagi sekitar 8 GB per mahasiswa,” kata Chairil.

Sementara, untuk mahasiswa aktif lainnya yang belum mendapatkan kuota internet gratis, diminta segera mengubah nomor handphone ke operator Telkomsel, dan melakukan langkah-langkah yang telah ditentukan.

4.Penggunaan kuota internet yang telah dibagikan, menjadi tolak ukur pihak kampus

Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Dok. Dialeksis.com)

Dengan pemberian kuota internet gratis, pihak kampus Universitas Syiah Kuala juga akan melakukan evaluasi dari kebijakan tersebut. Sehingga diharapkan kepada mahasiswa yang mendapatkan subsidi, agar benar-benar menggunakan kuota internet untuk proses pembelajaran daring.

“Nanti kita akan melakukan evaluasi terlebih dahulu. Mudah-mudahan mahasiswa benar-benar menggunakan kuota yang diberikan oleh kampus untuk kuliah dan jangan digunakan untuk hal-hal lain. Jadi kita akan evaluasi dan nanti pimpinan juga akan memutuskan, apakah ini akan dilanjut atau bagaimana,” kata Chairil.