Gizi Seimbang, Begini Cerita Penerima MBG dari Kalibaru Jakarta Utara

- Program MBG membawa banyak manfaat dan perubahan ke banyak keluarga.
- Siswa semakin semangat belajar dengan hadirnya MBG.
- Siswa menceritakan harapannya bagi Program MBG.
Jakarta, IDN Times – Pagi itu, sebelum lonceng sekolah berbunyi, Arsya (10), siswa kelas IV SDN Kalibaru 07 Pagi, sudah siap dengan seragam merah putihnya. Wajahnya ceria, tak sabar melangkah ke sekolah. Bukan hanya untuk belajar dan bermain bersama teman-temannya, tetapi juga karena ada satu hal yang kini selalu ia nantikan, yaitu Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Arsya adalah satu dari jutaan anak penerima manfaat MBG, program pemerintah yang menghadirkan makanan bergizi di sekolah-sekolah. Bagi Arsya, MBG bukan sekadar makan gratis.
“Sekarang Arsya jadi semangat sekolah. Ibu juga nggak perlu repot masak bekal lagi,” ujarnya malu-malu. Menu favoritnya adalah ayam dan daging, dua lauk yang jarang ia bawa dari rumah. “Biasanya cuma sosis atau nugget. Sekarang bisa makan makanan bergizi,” ujarnya polos.
1. MBG bawa perubahan ke keluarga

Rumah Arsya berada di kawasan padat Cilincing, Jakarta Utara. Di rumah sederhana itu, ibunya berjualan tekwan untuk menambah penghasilan, sementara sang ayah bekerja sebagai nelayan dan baru bisa pulang setiap tiga minggu sekali. Dengan empat anak yang masih kecil, sang ibu mengaku MBG membawa perubahan besar bagi keluarga mereka.
“Sekarang saya nggak perlu siapkan bekal untuk dua anak yang sekolah. Jadi lebih cepat siap jualan pagi, dan pengeluaran makan bisa ditekan,” tuturnya sambil menyiapkan bahan dagangan.
Sebelum MBG hadir, biaya makan anak kerap menjadi beban tambahan. Kini, program ini bukan hanya menambah asupan gizi anak-anak, tetapi juga meringankan beban ekonomi keluarga berpenghasilan rendah seperti keluarga Arsya. Waktu dan tenaga yang dulu tersita untuk menyiapkan bekal kini bisa difokuskan untuk bekerja.
2. Siswa semakin semangat belajar

Kepala Sekolah SDN Kalibaru 07 Pagi, Ibu Ain, juga merasakan dampak positif program ini. Dari total 756 siswa penerima manfaat, hampir semua menunjukkan perubahan sikap dan semangat belajar.
“Dengan adanya MBG, Alhamdulillah anak-anak sarapan bersama di kelas. Mereka terlihat lebih senang dan bersemangat,” ujarnya.
Menurutnya, variasi menu yang disajikan membuat anak-anak menantikan jam makan bersama. “Sekarang mereka lebih fokus belajar. Dulu kalau tidak sarapan, harus menunggu jam istirahat baru bisa makan,” jelasnya. Selain itu, MBG turut menumbuhkan kedisiplinan. Setelah makan, siswa secara mandiri merapikan wadah dan mengembalikannya sesuai jadwal piket.
3. Harapan bagi Program MBG

Bagi Arsya, manfaat program ini terasa nyata. Ia berharap kegiatan makan bergizi di sekolah terus berlanjut. “Terima kasih, Pak Presiden. Semoga Makan Bergizi Gratisnya dilanjutkan, ya,” katanya dengan senyum lebar.
Bagi keluarga sederhana seperti Arsya, MBG bukan sekadar makanan di piring, melainkan juga tentang harapan, kesehatan, dan masa depan yang lebih baik. Program ini membuktikan bahwa gizi seimbang dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, keduanya menjadi fondasi penting untuk mencetak generasi Indonesia yang kuat, sehat, dan berdaya. (WEB)
















