Dedi Mulyadi Janji Bangun Jalan Longsor Batutulis Tahun 2026
- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, komitmen mendukung pembangunan jalan baru di Batutulis, Kota Bogor, yang terdampak longsor.
- Pembangunan fisik jalan dimulai tahun 2026 setelah proses administrasi pembebasan lahan selesai. Biaya pembebasan lahan ditanggung bersama oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bogor.
Bogor, IDN Times – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan jalan baru di kawasan Batutulis, Kota Bogor, yang sebelumnya Jalan Saleh Danasasmita, akses Stasiun Batutulis yang terdampak longsor.
Dedi Mulyadi menegaskan, pembangunan fisik jalan akan dimulai tahun 2026, seiring dengan selesainya proses administrasi pembebasan lahan oleh Pemkot Bogor.
“Jadi pembangunannya 2026, ini komitmen kami,” ujar Dedi dalam wawancara usai sidang paripurna HJB ke-543 di Gedung DPRD Kota Bogor, Selasa (3/6/2025).
1. Biaya pembebasan lahan dibagi 50:50
Dedi mengatakan, biaya pembebasan lahan akan ditanggung bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bogor, masing-masing sebesar Rp25 miliar.
“Harga tanahnya itu kan 50 (miliar) dibagi dua. 25 provinsi, 25 kota. Nanti kalau sudah waktunya dibayar, kita transfer uangnya yang 50 miliar. Harus dilaksanakan, itu komitmen," janji Dedi.
2. Jalan baru akan gantikan akses yang terputus akibat longsor
Longsor yang terjadi pada Selasa (4/3/2025) di Jalan Saleh Danasasmita menyebabkan putusnya akses menuju Stasiun Batutulis.
Pemerintah pun merespons dengan menggulirkan rencana pembangunan jalan baru sepanjang 200 meter yang akan dibangun di sekitar area Sumur Tujuh, dekat makam Mbah Dalem.
“Panjangnya sekitar 200 meter di Sumur Tujuh. Sementara area longsor (jalan amblas) akan ditanami pohon, dinamakan Leuweung Batutulis,” kata Wali Kota Bogor, Dedie Rachim.
3. Penataan Leuweung Batutulis tunggu PT KAI
Sebelumnya, Pemprov Jabar telah melakukan langkah awal penataan area longsor untuk dijadikan taman kota bernama Leuweung Batutulis. Namun, karena wilayah tersebut berada dalam kewenangan PT KAI, penataan lebih lanjut diserahkan kepada instansi tersebut.
“Kita akan melakukan penataan, di situ menjadi taman kota, jadi Leuweung Batutulis. Tapi karena katanya itu kewajiban Balai Besar PT KAI, ya, kita mundur dong. Kalau kemarin sudah selesai, kita sudah tanam sekarang, sudah tertata," ucap Dedi Mulyadi.
