IDN Times/Ardiansyah Fajar
Sebelumnya, IDN Times melakukan riset terkait tarif ojek online (ojol) yang baru. Ada yang mendukung kenaikan tarif, dan ada pula yang mengeluh karena tarif dinaikkan. Lalu, seperti apa respons mereka?
Rumah yang berlokasi jauh dari tempat kerja membuat Ghina terbiasa menggunakan ojol untuk keperluan sehari-hari. Terlebih, pekerjaan yang menuntutnya harus selalu bergerak cepat dari satu titik ke titik lain membuatnya cukup bergantung dengan keberadaan ojol.
"Ke mana pun gue selalu naik ojol, gak kepingin naik TransJakarta karena ribet," jelas Ghina.
Meski sering menggunakan ojol, Ghina mengaku tak keberatan dengan kenaikan tarif baru-baru ini. Sebab, ia sangat bergantung dengan ojol. "Ke stasiun, buat nyamperin teman-teman di mana saja, buat antar barang, beli makanan, semua aktivitas gue mengandalkan ojol semata," ujar Ghina.
Senada dengan Ghina, Theofilus merupakan pelanggan ojol ketika bekerja. Menurut Theo kenaikan tarif ini sangat baik karena bisa memacu pengemudi transportasi online untuk merawat motornya dan memberikan pelayanan lebih baik lagi ke pelanggan.
Kenaikan tarif dinilai Theo tak berpengaruh signifikan padanya, jika dibandingkan dengan manfaat transportasi online sebagai kendaraan paling praktis dan cepat. "Ini sangat berguna apalagi kalau buru-buru. Jadi dengan kenaikan harga itu gue gak masalah," jelasnya.
Lalu, bagaimana dengan respons pengguna lainnya?
Jika Ghina tak keberatan, lain hal dengan Cindy yang sehari-hari biasa mengandalkan ojol untuk bekerja. Kenaikan tarif ojol sempat membuatnya kesal karena harus menggunakan moda transportasi lain terlebih dahulu agar biaya lebih murah.
"Mau gak mau pakai TransJakarta dulu biar deket sama lokasi, baru naik ojol," ujarnya.
Sama seperti Cindy, Gloria cukup keberatan dengan naiknya tarif transportasi online. Meski jarang naik transportasi online, kenaikan tarif itu cukup terasa baginya.
"(Kenaikan) Tarif ojol itu nyiksa banget soalnya kalau jarak pendek tarifnya mahal banget sampai Rp10 ribu, padahal dulu masih bisa Rp7 ribuan," ucapnya.
Ia pun berharap kenaikan tarif transportasi online bisa dipertimbangkan lagi. Sebab, pengguna transportasi online tak hanya kalangan pekerja dengan kemampuan ekonomi yang baik saja. "Tapi kalangan bawah juga," ucapnya.