Jakarta, IDN Times - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, menjelaskan bahwa terpidana mati kasus narkoba Cai Changpan yang kabur dari Lapas Kelas 1 Tangerang ini diduga berada di Hutan Tenjo, Bogor, Jawa Barat.
Menurut keterangan warga, Cai Changpan sempat keluar hutan di tengah persembunyiannya.
"Masyarakat yang di sana sempat mengobrol dengan tersangka, pada saat itu di daerah Desa Babakan," kata dia di Polda Metro Jaya, Selasa (6/10/2020).
Yusri juga mengatakan bahwa masyarakat tidak tahu kalau yang bersangkutan adalah seorang napi yang lari. Cai Changpan juga sempat keluar dari persembunyiannya untuk membeli makanan.
"Keluar ke desa, di pinggiran hutan ya," ujarnya.
Dengan adanya pengakuan warga tersebut, Yusri mengatakan bahwa kini pihaknya sudah menyebarkan gambar Cai Changpan. Karena saat dia keluar membeli makan, masyarakat tidak ada yang tahu bahwa itu adalah Cai Changpan yang sedang dikejar polisi.
"Diharapkan masyarakat bisa membantu apabila melihat, mengetahui untuk segera melaporkan, sebab petugas masih di lapangan semuanya," kata dia.
Yusri sebelumnya menjelaskan bahwa Brimob yang kini dikerahkan untuk mencari Cai Changpan sedang difokuskan menyisir wilayah Hutan Tenjo. Hutan Tenjo sendiri memang cukup luas karena meliputi 7 kelurahan dan 34 desa.
"Sehingga kita perkuat lagi dan tim masih bergerak di sana dan kita agak sedikit mengembang ke beberapa desa di sana. Yaitu pertama Desa Babakan, kemudian Pasir Madang, dan Pasar Rebo," kata Yusri, Senin, 5 Oktober 2020.
Untuk diketahui sebelumnya, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkumham, sebelumnya sudah menonaktifkan 5 petugas Lapas Kelas 1 Tangerang. Mereka dinonaktifkan untuk diperiksa.
Sementara itu, Yusri mengatakan, ada 2 petugas lapas yang diduga terlibat dalam pelarian Cai. Tim gabungan yang terdiri dari Lapas Tangerang, Polda Metro Jaya, dan Polres Tangerang Kota, masih melakukan gelar perkara terkait kasus ini.
"Gelar perkara untuk bisa menentukan status dari dua pegawai Lapas yang kemarin sudah disampaikan. Kemarin inisial S sebagai Wadanru (Wakil Komandan Regu), kemudian satu lagi berinisial ES, PNS daripada kesehatan di lapas sana. Ada indikasi kedua orang tersebut sehingga mengakibatkan larinya tersangka," kata Yusri.