Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenag Siapkan 5 Layanan Haji, Jemaah Dapat 127 Makan Selama di Saudi

Jemaah haji di Masjidil Haram, Jumat (31/5/2024) dini hari. (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Jemaah haji di Masjidil Haram, Jumat (31/5/2024) dini hari. (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Intinya sih...
  • Jemaah haji Indonesia akan mendapat 127 kali makan selama di Arab Saudi, dengan distribusi makanan di Mekkah dan Madinah.
  • Kemenag sudah berkontrak dengan 55 dapur di Mekkah dan 21 dapur di Madinah untuk menyediakan 5,8 juta boks makanan bagi jemaah.
  • Pelayanan administrasi transportasi, termasuk bus shalawat, juga sudah siap semua, mulai beroperasi pada 15 Dulkadah hingga 5 Dzulhijah atau fase pertama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan jemaah haji Indonesia akan mendapat 127 kali makan selama di Arab Saudi. Makanan akan didistribusikan kepada jemaah selama di Mekkah dan Madinah.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Muchlis Muhammad Hanafi, mengatakan untuk persiapan pelayanan haji, termasuk, konsumsi, sudah berjalan 100 persen.

"Untuk di Arab Saudi kita menyediakan lima layanan, layanan konsumsi, akomodasi, transportasi, umum, dan Arumzi (Arafah, Muzdalifah, Minta). Dan sampai saat ini persiapan hal itu sudah 100 persen ya, bahkan beberapa kloter sekarang sudah mendapat layanan itu, dan sejauh ini tidak ada masalah berarti," ujar Muchlis di Asrama Haji Cipondoh, Tangerang, Banten, 6 Mei 2025.

"Dan saya berharap nanti, semua proses berjalan lancar mulai dari Mekkah sampai Arafah," sambungnya.

1. Pelayanan makanan

Jasa kursi dorong resmi di Masjidil Haram untuk kebutuhan jemaah. (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Jasa kursi dorong resmi di Masjidil Haram untuk kebutuhan jemaah. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Muchlis menjelaskan terkait konsumsi, Kemenag sudah berkontrak dengan 55 dapur di Mekkah, dan 21 dapur di Madinah, untuk menyediakan 5,8 juta boks makanan.

"Setiap jemaah akan mendapat 127 kali makan, 84 kali di Mekkah, 15 kali di Arafah, Mudzdalifah, Mina, dan 27 di Madinah," kata dia.

2. Pelayanan transportasi

Bus Shalawat di Terminal Syib Amir, Masjidil Haram. (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Bus Shalawat di Terminal Syib Amir, Masjidil Haram. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Terkait pelayanan administrasi transportasi, menurut Muchlis, juga sudah siap semua, termasuk yang antar-kota. Untuk bus shalawat akan mulai beroperasi pada 15 Dulkadah (12 Mei) hingga 5 Dzulhijah atau fase pertama.

"Yang kloter pertama kan dari Madinah tanggal 11-12 Mei, mereka sudah datang ke Mekkah. Jadi tanggal 15 itu bus shalawat sudah mulai beroperasi dari dan ke Masjidil Haram. Itu beroperasi 24 jam," kata dia.

Kemudian, 5 Dzulhijjah bus shalawat akan dihentikan, agar jemaah beristirahat di hotel untuk persiapan jelang puncak haji, karena 8 Dzulhijah mereka diberangkatkan ke Arafah.

"Nanti tanggal 15 Dzulhijah (fase kedua) mulai lagi bus shalawat beroperasi, setelah hari tasyrik selesai. Sebagian gelombang satu sudah mulai dipulangkan, yang lain masih di Mekkah dilayani dengan bus shalawat sampai 15 Muharam (12 Juli), itu jemaah terakhir pulang dari Arab Saudi," kata dia.

3. Pelayanan umum dan Armuzna

Pemandangan di puncak Jabal Nur, Makkah, Senin (24/6/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Pemandangan di puncak Jabal Nur, Makkah, Senin (24/6/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Kemudian, untuk layanan umum seperti fasilitas di hotel, serta pelayanan saat di Arafah, Mudzdalifah, Mina (Armuzna), kebersihan dan lain sebagainya juga nanti akan diawasi. Yang semuanya itu dilakukan delapan syarikah (perusahaan di Arab Saudi).

"Untuk fase Armuzna itu yang paling kritis, itu nanti kita ada layanan khusus, selain yang reguler. Yang selama ini sudah dilakukan itu taradud dari Arafah, Mudzdalifah, dan Mina itu ada bus yang bolak balik antar jemput nanti," kata dia.

4. Pelayanan khusus

Kondisi di Jamarat, Mina, Minggu (16/6/2024), saat jemaah haji akan melakukan lempar jamrah Aqabah. (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Kondisi di Jamarat, Mina, Minggu (16/6/2024), saat jemaah haji akan melakukan lempar jamrah Aqabah. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Kemenag juga memberikan layanan khusus, sesuai Keputusan Dirjen Nomor 137 yang mengatur tentang pentunjuk pelaksanaannya. Pertama, program murur tujuannya untuk mengurai kepadatann di Mudzdalifah, kedua untuk mempercepat pergerakan dari Arafah ke Mina.

"Ini akan diikuti sekitar 25 persen jemaah kita, sekitar 51 ribu jemaah dengan kriteria lansia, resti, difabel, yang kalau mereka turun naik dari Arafah, Mudzalifah, Mina akan memperlambat pergerakan, yang dikhawatirkan nanti jemaah terjebak di Mudzdalifah. Maka kita percepat dengan murur," kata Muchlis.

"Yang murur sudah diprogramkan sejak tahun lalu dan cukup berhasil dengan mempercepat perjalanan jemaah kita, tahun lalu pukul 07.30 WAS sudah selesai jemaah kita," sambungnya.

Selain itu, ada juga tanazul, program baru pelayanan haji yang sebelumnya dilakukan secara mandiri. Program ini baru akan kita laksanakan tahun ini. Tujuannya ada dua, mengurai kepadatan di Mina, dan memberikan kemudahan, keamanan, kenyamanan, serta keselamatan buat jemaah.

"Karena Mina karakternya itu kan selalu padat ya, fasilitasnya terbatas. Areanya juga terbatas. Karena itu, kita ambil pilihan jemaah kita ditanazulkan ya, artinya diperbolehkan menempati hotel-hotel asal mereka, dan kita pilih 95 kloter 37.407 jemaah yang hotelnya memang berdekatan dengan Jamarat. Sehingga kalau pun mereka harus melontar, jaraknya lebih deket dari hotel ke Jamarat ketimbang dari tenda ke Jamarat," kata Muchlis.

Muchlis menjelaskan tanazul akan memberikan kemudahan kepada jemaah dan secara fikih sudah selesai dibicarakan para ulama, sehingga ini mejadi pilihan bagi jemaah. Para jemaah yang melakukan tanazul tetap akan mendapat layanan selama di hotel, kecuali bus shalawat.

"Memang kalau ada pilihan yang mudah kenapa harus yang sulit. Kita harapkan ada keamanan, keselamatan dan kenyamanan jemaah, dan selama mereka berada di hotel kita layani. Ada layanan kesehatan, konsumsi, kecuali layanan transportasi tidak kita siapkan untuk yang ke Masjidil Haram. Mereka biasanya ada yang akan melakukan tawaf ifadhah duluan, mereka lakukan mandiri," kata dia.

Kementerian Haji Arab Saudi, kata Muchlis, sudah meminta data kepada Kemenag jumlah jemaah yang akan melakukan tanazul, karena mereka sudah mengetahui tahun ini jemaah Indonesia akan menerapkan tanazul.

"Mereka minta data berapa jumlah jemaah yang akan ke Masjidil Haram di hari tasyrik. Kalau mereka tanya mereka akan fasilitasi ya, mungkin. Ya sudah, kita serahkan saja data jumlah jemaah tanazul. Perkiraan kita yang melakukan tanazul akan melakukan tawaf ifadhah, supaya cepat melakukan tahalul tsani. Kalau tahalul tsani kan yang pakde dan budhe sudah bisa (berhubungan suami istri). Kalau masih tahalul awal kan belum," kata dia.

Namun, Muchlis belum dapat memastikan, apakah pemerintah Arab Saudi akan memfasiliasi transportasi untuk jemaah tanazul untuk melakukan tawaf ifadhah, karena daerah di Mina sangat padat.

"Apakah memungkinkan atau tidak, kita serahkan kepada otoritas setempat. Kalau mereka dimungkinan, syukur sekali tahun ini kita," kata Muchlis.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us