Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Deretan Pejabat Negara Dianggap Tak Berempati pada Bencana Sumatra

Banjir Bandang di Sumatra Utara
Potret udara Desa Hutanobolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah pasca dihantam banjir bandang, Sabtu (20/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Intinya sih...
  • Presiden Prabowo ingin bangun lahan sawit di Papua sebagai langkah swasembada energi.
  • Kepala BNPB sebut bencana di Sumatra tak besar, memohon maaf atas kesalahannya dalam memandang dampak banjir Sumatera.
  • Menteri ESDM Bahlil sebut bencana Sumatra bukan disebabkan tambang, dan Menko Zulhas buat gimik di tengah korban bencana Sumatra.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bencana Sumatra yang memporak porandakan Provinsi Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara pada akhir November lalu, menyisakan catatan memilukan. Sejumlah pejabat negara mulai dari Presiden, menteri, hingga anggota DPR, dianggap tak punya empati, di tengah bencana yang memakan lebih dari 1.000 korban jiwa itu.

Para pejabat menjadi sorotan di media sosial, lantaran ucapan dan sikap mereka dianggap nirempati. Seperti ucapan Presiden Prabowo Subianto yang menyampaikan rencana membuat lahan sawit di Papua, padahal duka bencana di Sumatra belum juga usai. Ucapan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, juga menuai sorotan warganet lantaran menganggap bencana di Sumatra Utara tidak sebesar yang ia kira, hingga ia akhirnya meminta maaf kepada publik.

Berikut deretan ucapan dan sikap pejabat negara yang dianggap tak berempati di tengah banjir bandang dan tanah longsor melanda pulau Sumatra.

1. Presiden Prabowo ingin bangun lahan sawit di Papua

Prabowo Subianto FLPP rumah massal
Presiden Prabowo Subianto meresmikan akad massal 50.030 unit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sekaligus serah terima kunci rumah secara serentak di Serang, Sabtu (20/12/2025). (YouTube Sekretariat Presiden)

Presiden Prabowo Subianto berencana menambah perkebunan sawit di Papua, sebagai langkah yang menurutnya bisa mewujudkan swasembada energi di setiap daerah. Presiden menyampaikan hal itu pada Selasa, 16 Desember 2025.

Sebelumnya, pada Jumat, 12 Desember 2025, Prabowo juga menyampaikan pemerintah akan membantu masyarakat terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatra, tetapi tidak bisa dengan cepat. Dia meminta masyarakat terdampak bersabar, karena dia tidak punya tongkat Nabi Musa.

"Tadi saya sudah sampaikan bahwa pasti pemerintah akan turun dan bantu. Tentunya ini adalah musibah, kami tidak punya tongkat Nabi Musa," ujar Presiden usai menerima keluhan korban banjir dan longsor di Takengon, Aceh Tengah.

Prabowo juga menjanjikan pemerintah akan menyiapkan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi korban.

2. Kepala BNPB sebut bencana di Sumatra tak besar

BNPB, Banjir Sumatra, Suharyanto
Kepala Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto (tengah) ketika memberikan keterangan pers. (Tangkapan layar YouTube BNPB)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, memohon maaf atas kesalahannya dalam memandang dampak banjir Sumatera.

“Nah, Tapsel ini saya surprise begitu ya, saya tidak mengira sebesar ini. Saya mohon maaf, Pak Bupati,” kata Suharyanto usai meninjau lokasi terdampak banjir di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dikutip dari siaran Kompas TV, Minggu (30/11/2025).

Sebelum meminta maaf, Suharyanto pada Jumat, 28 November 2025, sempat menepis informasi di media sosial soal keparahan dampak banjir Sumatra.

“Memang kemarin kelihatannya mencekam karena berseliweran di media sosial, tetapi begitu kami tiba langsung di lokasi, banyak daerah yang sudah tidak hujan. Yang paling serius memang Tapanuli Tengah, tetapi wilayah lain relatif membaik,” kata Suharyanto dalam konferensi pers saat itu.

3. Menteri ESDM Bahlil sebut bencana Sumatra bukan disebabkan tambang

Bahlil Lahadalia berpidato di Puncak HUT ke-61 Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta.
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyampaikan pidato politik pada Puncak HUT ke-61 Partai Golkar bertajuk Doa untuk Bangsa Merajut Kebersamaan, Membangun Indonesia Maju di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (5/11/2025). Foto/Isra Triansyah

Awal Desember lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia juga melontarkan ucapan yang kurang berempati. Saat itu, dia menyebut pemerintah masih menelusuri isu bencana banjir dan longsor di Aceh dan Sumatra Utara (Sumut) dipicu aksi pembalakan liar dari sejumlah perusahaan tambang.

Bahlil mengatakan, untuk provinsi Sumatra Barat (Sumbar) bencana banjir dan longsor bukan disebabkan operasional tambang.

"Kalau di Sumatra Barat, itu tidak ada. Di Aceh pun kita lagi melakukan pengecekan. Kalau di Sumut, tim evaluasi kita lagi melakukan evaluasi. Jadi nanti setelah tim evaluasi, baru saya akan cek dampak dari tambang ini ada atau tidak," ujar Menteri Bahlil kepada wartawan, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu, 6 Desember 2025.

Di tengah suasan berduka, Ketua Umum Partai Golkar itu mengusulkan terbentuknya Koalisi Permanen untuk mewujudkan stabilitas politik di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Usulan tersebut disampaikan Bahlil saat memberikan sambutan dalam puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Partai Golkar, yang dihadiri Presiden Prabowo, di Istora Senayan, Jakarta, Jumat, 5 Desember 2025 malam.

"Partai Golkar berpandangan Bapak Presiden, bahwa pemerintahan yang kuat dibutuhkan stabilitas. Lewat mimbar yang terhormat ini, izinkan kami menyampaikan saran, perlu dibuatkan koalisi permanen," ujar Bahlil dalam sambutannya.

"Jangan koalisi on-off, on-off. Jangan koalisi in-out. Jangan koalisi di sana senang, di sini senang, di mana-mana hatiku senang," sambungnya.

4. Menko Zulhas buat gimik di tengah korban bencana Sumatra

Zulhas Gotong Beras
Menko Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menggotong beras saat berkunjung ke lokasi bencana Sumatra. (Instagram/@zul.hasan)

Selain ucapan, sikap yang kurang berempati juga sempat ditunjukan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas. Momen tersebut sempat viral di media sosial.

Dalam video viral yang beredar, Zulhas terlihat tengah makan sate bersama sejumlah orang, termasuk anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PAN, Nazaruddin Dek Gam. Saat makan, dia sembari menenteng cerutu di tangan kirinya.

Video tersebut viral di media sosial, salah satunya diunggah pemilik akun Instagram, @4maze, pada Senin, 15 Desember 2025. Warganet ramai-ramai mengkritik Zulhas yang dianggap tak berempati kepada korban terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

Sebelumnya, Zulhas sempat viral lantaran video dia memanggul beras saat kunjungan di lokasi bencana banjir Sumatera Barat pada 30 November 2025. Video aksi panggul beras diunggah di akun Instagram pribadinya. Aksi tersebut menjadi sorotan publik, lantaran dianggap hanya sebagai gimik atau pencitraan.

Atas kejadian itu, Zulhas mengajak seluruh pihak menahan emosi dan kritik berlebihan serta lebih memilih bergotong-royong membantu saudara-saudara terdampak bencana alam di Sumatra.

Zulhas menyebut sekecil apapun bantuan sangat berarti, karena satu rupiah maupun satu karung beras bisa membantu pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang kehilangan sumber penghidupan akibat bencana alam.

5. Ajudan Presiden Prabowo buat konten di tengah bencana Sumatra

Mayor Teddy, Menlu Sugiono dan ajudan Presiden Prabowo menyanyikan bersama lagu Bollywood ikonik berjudul Kuch Kuch Hota Hai dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden RI di India (Dok. Tim Media Prabowo)
Mayor Teddy, Menlu Sugiono dan ajudan Presiden Prabowo menyanyikan bersama lagu Bollywood ikonik berjudul Kuch Kuch Hota Hai dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden RI di India (Dok. Tim Media Prabowo)

Tak hanya anggota Kabinet Prabowo, ajudan Presiden Prabowo, Agung Surahman, juga dianggap nirempati di tengah kondisi Sumatra sedang berduka. Agung membuat konten "A Day In My Life" di lokasi bencana Sumatera, yang diunggah ke akun Instagram dan TikTok miliknya.

Konten vlog "A Day In My Life" biasanya menjadi salah satu yang disukai dan ramai di media sosial. Melalui konten itu, kita bisa mengetahui apa saja aktivitas sehari-hari seseorang.

Dalam video yang sempat viral, Agung yang sehari-hari mendampingi dan membantu kebutuhan Presiden Prabowo dalam menjalankan tugasnya, terlihat bangun dari kamar yang nyaman.

“Selamat pagi semua. Ikut aku dan Pak Presiden yuk. Mandi dan renang nggak usah di-spill ya. Langsung persiapan aja,” tulisnya dalam video.

Setelah persiapan, Agung menunjukkan potret kediaman Prabowo yang terlihat nyaman. Adegan video berlanjut ke perjalanan Presiden Prabowo, mulai dari mobil hingga menaiki pesawat Kepresidenan Indonesia.

Dalam Video tersebut juga memuat kegiatan Presiden Prabowo yang sedang meninjau beberapa daerah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra. Warganet pun ramai mengkiritik sikap Agung, yang dianggap tak berempati karena membuat konten di tengah bencana Sumatra.

6. Anggota DPR RI Faksi Gerindra sindir sumbangan Rp10 M

Anggota Komisi I DPR RI Endipat Wijaya. (Dok. Gerindra)-1536x1036.jpg
Anggota Komisi I DPR RI Endipat Wijaya. (Dok. Gerindra)

Tak hanya menteri, anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Endipat Wijaya, juga menjadi sorotan lantaran diaggap tak berempati terhadap bencana Sumatra. Ia menjadi sorotan lantaran meminta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) lebih gencar mempromosikan kerja-kerja pemerintah, dalam penanggulangan bencana Sumatra.

Endipat menyampaikan hal itu saat rapat kerja bersama Komisi I DPR, Jakarta, Senin, 8 Desember 2025. Dia menilai langkah ini penting bagi pemerintah untuk menandingi konten-konten viral di media sosial terkait bencana Sumatra.

"Fokus nanti ke depan Komdigi ini mengerti dan tahu persis isu sensitif nasional membantu pemerintah memberitahukan dan mengamplifikasi informasi-informasi itu, sehingga gak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini sok paling-paling di Aceh, di Sumatra dan lain-lain itu," kata dia.

Pada kesempatan itu, Endipat menyinggung donasi Rp10 miliar yang berhasil dikumpulkan secara swadaya oleh masyarakat. Padahal, menurut dia, pemerintah sudah memberikan triliunan, namun tak dianggap bekerja.

Ia tak menyebut siapa penggalang dana tersebut. Namun, sebelumnya content creator Ferry Irwandi bersama tim NGO dan relawan berhasil menggalang dana Rp10,3 miliar dalam 24 jam. Melalui akun Instagram Malaka Project pada Selasa sore, 2 Desember 2025, sebanyak 87 ribuan orang dilaporkan berpartisipasi dalam aksi donasi ini.

"Orang per orang cuma nyumbang Rp10 miliar, negara udah triliun-triliunan ke Aceh itu. Jadi yang kayak gitu mohon dijadikan perhatian, sehingga ke depan tidak ada lagi informasi seolah-olah negara tidak hadir," kata Endipat.

Melalui platform Kitabisa, mulanya Ferry berhasil mengumpulkan angka fantastis Rp1 M dalam tiga jam, setelah link donasi dimuat. Namun, angka tersebut terus meningkat tajam menjadi Rp5 M hanya dalam tiga jam ketika live streaming di kanal YouTube miliknya.

Hasil donasi tersebut langsung disalurkan ke daerah-daerah terdampak bencana di Sumatra. Ferry terjun langsung ke beberapa titik lokasi untuk memberikan bantuan tersebut.

Namun belakangan, Endipat telah menghubungi Ferry Irwandi secara personal, menyampaikan permintaan maaf setelah pernyataannya soal 'si paling Rp10 miliar' viral di media sosial.

"Beliau sudah menghubungi saya secara personal dan minta maaf, saya juga menerima itu karena gak adanya juga memelihara konflik di situasi seperti sekarang,” ujar Ferry dalam unggahan Instagram.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

Panglima Rotasi 187 Pati, Kapuspen Mabes TNI Dijabat Aulia Dwi

23 Des 2025, 21:08 WIBNews