Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kritik Cara Kerja, Ini 4 Saran Dino Patti Djalal untuk Menlu Sugiono

IMG_1541.jpeg
Founder FPCI Dino Patti Djalal. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Intinya sih...
  • Dino Patti Djalal memberikan 4 kritik dan saran kepada Menteri Luar Negeri Sugiono terkait kepemimpinan diplomasi Indonesia.
  • Ia menyoroti pentingnya kepemimpinan langsung Menteri Luar Negeri dalam mengelola Kementerian Luar Negeri, komunikasi Menlu dengan publik, dan interaksi dengan pemangku kepentingan hubungan internasional.
  • Dino juga meminta Menlu bersikap terbuka terhadap kerja sama dengan organisasi masyarakat dan komunitas akar rumput di bidang hubungan internasional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dino Patti Djalal, menyampaikan empat kritik sekaligus saran kepada Menteri Luar Negeri Sugiono terkait arah dan kepemimpinan diplomasi Indonesia. Pesan tersebut disampaikan melalui sebuah pernyataan publik yang diunggah di akun media sosial pribadinya di Instagram.

Dino menyebut pesannya dibuat dalam berbagai kapasitas, mulai dari sesepuh Kementerian Luar Negeri, pendukung politik luar negeri Indonesia, hingga sebagai warga negara. Ia juga menekankan pengalamannya hampir 40 tahun berkecimpung di dunia diplomasi.

“Ada empat kritik dan pesan saya untuk Menteri Luar Negeri Sugiono untuk kesuksesan diplomasi Indonesia,” ujar Dino dalam pernyataannya, yang dikutip IDN Times, Minggu (21/12/2025).

Menurut Dino, saran-saran tersebut disampaikan sebagai bentuk kepedulian dan dukungan agar diplomasi Indonesia dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan ke depan.

1. Menlu diminta lebih fokus pimpin Kemlu

pertemuan 2+2 dengan Menlu dan Menhan Jepang
Menlu Sugiono dan Menhan Sjafrie lakukan pertemuan 2+2 dengan Menlu dan Menhan Jepang. (Dok. Kemlu RI)

Saran pertama Dino menyoroti pentingnya kepemimpinan langsung Menteri Luar Negeri dalam mengelola Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Ia meminta Sugiono meluangkan lebih banyak waktu untuk memimpin kementerian tersebut.

“Mohon luangkan waktu lebih banyak untuk memimpin Kementerian Luar Negeri. Kemlu sekarang sangat membutuhkan leadership (kepemimpinan),” kata Dino.

Ia menyebut Kemlu sebagai institusi unggulan yang dipenuhi diplomat berkualitas, namun membutuhkan kepemimpinan yang fokus agar dapat bekerja optimal.

“Kementerian Luar Negeri itu seperti mobil Ferrari. Salah satu lembaga terbaik di NKRI, penuh talenta diplomat yang luar biasa. Tapi Ferrari hanya bisa perform kalau dikendarai oleh driver yang piawai dan fokus,” ujarnya.

Dino mengungkapkan sejumlah persoalan internal, mulai dari minimnya arahan strategis kepada perwakilan RI di luar negeri, tertundanya rapat koordinasi duta besar, hingga demoralisasi diplomat akibat pemotongan anggaran.

Ia memperingatkan bahwa tanpa pembenahan, Kemlu berisiko berubah dari center of excellence (pusat unggulan) menjadi island of mediocrity (tempat yang biasa saja).

2. Perlunya komunikasi publik soal politik luar negeri

WhatsApp Image 2025-09-23 at 09.51.38 (2).jpeg
Menteri Luar Negeri Sugiono saat press briefing dengan media usai pidato Presiden Prabowo soal Palestina di PBB. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Saran kedua Dino menekankan pentingnya komunikasi Menlu dengan publik mengenai arah dan langkah politik luar negeri Indonesia.

“Politik luar negeri berasal dari rumah,” ujar Dino, mengutip ajaran mantan Menlu Ali Alatas, yang menurutnya berarti kebijakan luar negeri harus dipahami dan didukung publik.

Dino menilai dalam satu tahun terakhir, Sugiono belum menyampaikan policy speech maupun wawancara mendalam terkait substansi politik luar negeri.

“Dalam satu tahun terakhir, Menteri Luar Negeri Sugiono belum pernah sekalipun memberikan policy speech, baik di dalam maupun di luar negeri,” katanya.

Ia juga mengkritik pola komunikasi yang dinilai lebih bersifat visual tanpa penjelasan substansi. “Kami perhatikan komunikasi Menteri Luar Negeri Sugiono dominan melalui Instagram yang penuh foto dan video, tapi tidak ada suaranya,” ucap Dino.

Dino berharap Sugiono tidak dicap sebagai silent minister dan dapat secara rutin menjelaskan kebijakan luar negeri kepada publik.

3. Rangkul pemangku kepentingan dan akar rumput, serta lebih terbuka

Menlu Sugiono kunjungan kerja ke Oslo
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu), Sugiono, melakukan kunjungan kerja ke Oslo dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kerajaan Norwegia, Espen Barth Eide. (Dok. Kemlu RI)

Saran ketiga Dino meminta Menlu Sugiono lebih aktif berinteraksi dengan pemangku kepentingan hubungan internasional, termasuk pihak yang kritis. “Sekarang ini kami sebagai konstituen hubungan internasional merasa Menteri Luar Negeri Sugiono jauh sekali dari kami. Tidak komunikatif, tidak responsif, tidak aksesibel,” ujarnya.

Ia menyayangkan undangan dialog dari berbagai organisasi hubungan internasional yang disebut tidak mendapat respons. Dino menegaskan, kepercayaan, rasa hormat, dan dukungan dari pemangku kepentingan harus diperjuangkan.

“Kepercayaan, rasa hormat, dan dukungan dari para pemangku kepentingan adalah sesuatu yang harus Anda raih,” katanya.

Saran keempat, Dino meminta Menlu bersikap terbuka terhadap kerja sama dengan organisasi masyarakat dan komunitas akar rumput di bidang hubungan internasional. “Dalam dunia diplomasi, inisiatif bisa datang dari pemerintah, tapi juga bisa dari bawah, dari ormas dan dari akar rumput,” ujarnya.

Menutup pesannya, Dino menegaskan bahwa kritik tersebut merupakan bentuk dukungan.

“Ini adalah pesan cinta dan dukungan untuk Anda,” kata Dino. “Ingatlah, Anda hanya punya satu kesempatan untuk mencetak sejarah,” tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in News

See More

Lodewyk Pusung Minta Maaf Soal Kepala BGN Main Golf

22 Des 2025, 07:47 WIBNews