Kemhan Bantah Lantik Selebgram Ayu Aulia Jadi Tim Kreatif
- Kemhan membantah melantik selebgram Ayu Aulia menjadi bagian tim kreatif
- Ayu diundang sebagai bagian dari tim kreatif suatu organisasi kemasyarakatan bernama Gerakan Bela Negara Membangun Indonesia (GBN-MI)
- Kemhan menggelar upacara dan tasyakuran hari Bela Negara ke-77 di Aula Gedung Urip Sumohardjo
Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan (Kemhan) membantah melantik selebgram Ayu Aulia menjadi bagian tim kreatif di institusi tersebut. Isu mantan model majalah dewasa itu jadi tim kreatif di Kemhan, bermula dari dokumentasi Ayu ikut menghadiri acara Bela Negara pada Jumat, 19 Desember 2025.
Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemhan, Brigjen TNI Rico Ricardo Sirait, mengatakan Ayu diundang sebagai bagian dari tim kreatif suatu organisasi kemasyarakatan. Ormas tersebut rupanya bernama Gerakan Bela Negara Membangun Indonesia (GBN-MI). Purnawirawan TNI Angkatan Laut, Faisal Manaf, dipercaya memimpin Dewan Pimpinan Nasional (DPN) GBN-MI.
"Selebgram Ayu Aulia diundang menjadi bagian dari tim kreatif organisasi kemasyarakatan tersebut, dan bukan sebagai bagian dari tim kreatif Kemhan," ujar Rico dalam keterangan tertulis, Kamis (25/12/2025).
"Kemhan menegaskan bahwa Ayu Aulia tidak dilantik, tidak diangkat, dan tak memiliki penugasan apapun sebagai tim kreatif Kemhan, baik secara struktural maupun nonstruktural," imbuhnya.
Isu ini menjadi sorotan lantaran rekam jejak Ayu yang kontroversial. Terakhir, namanya ikut terbawa dalam isu rumah tangga mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dalam akun media sosialnya pun, Ayu tidak menjelaskan alasan ia bisa hadir pada acara yang digelar di Kemhan.
1. Kemhan sebut acara yang dihadiri Ayu merupakan kegiatan ormas
Lebih lanjut, Rico mengatakan, kegiatan yang dihadiri Ayu merupakan bagian dari aktivitas organisasi kemasyarakatan. Namun, ia tak menjelaskan alasan pelantikan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Gerakan Membela Negara Membangun Indonesia bisa dilakukan di Kemhan.
"Itu acara salah satu organisasi kemasyarakatan yang menggelar kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Kemhan," kata dia.
Jenderal bintang satu itu pun berharap klarifikasi yang disampaikan bisa meluruskan informasi yang berkembang di ruang publik.
"Kemhan mengapresiasi perhatian serta konfirmasi dari media massa," tutur dia.
Sementara, dalam sebuah wawancara, Ayu justru menyebut dirinya dilantik menjadi tim kreatif di Kemhan. Ia menyebut ada pertimbangan tertentu hingga ia dilantik menjadi tim kreatif di Kemhan. Namun, dia tak mengatakan dirinya merupakan bagian dari ormas Gerakan Membela Negara yang tak masuk dalam struktur di Kemhan.
"Itu kan pasti ada pertimbangan-pertimbangan, yang di mana Ayu ini apa sih latar belakangnya? Aku kan (lulusan jurusan) public relation, kuliah ku di bidang komunikasi, di mana pasti diperlukan untuk berbicara seperti ini. Aku harus tahu apa yang harus aku bicarakan dan tidak tergantung situasi. Kalau gacor ya kita gacor aja, kalau (acara) formal ya kita berbicara formal," katanya di siniar Cumi-Cumi Com, dikutip Jumat (26/12/2025).
2. Kemhan sempat gelar tasyakuran pada hari bela negara ke-77
Sementara, pada hari yang sama pada pagi harinya, Kemhan menggelar upacara dan tasyakuran hari Bela Negara ke-77 di Aula Gedung Urip Sumohardjo. Upacara dipimpin Kepala Badan Cadangan Nasional (Kabacadnas) Kemhan, Letjen TNI Gabriel Lema, dan diikuti pegawai organik Kemhan, pelajar, mahasiswa, dan perwakilan organisasi kemasyarakatan.
Dalam upacara tersebut, Kabacadnas Kemhan membacakan amanat Presiden Prabowo Subianto. Prabowo mengatakan bela negara merupakan modal utama bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman nonkonvensional, seperti perang siber dan disrupsi teknologi.
"Semangat bela negara harus menjadi kekuatan kolektif seluruh warga negara," kata Gabriel membacakan pesan Prabowo yang dikutip dari situs resmi Kemhan.
Ia juga membacakan pesan dari Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin yang menyebut pertahanan negara turut menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa. Bukan semata-mata ditumpukan pada kekuatan TNI.
3. Hari Bela Negara dicanangkan lewat Keppres di era SBY
Hari Bela Negara disahkan melalui Keppres Nomor 28 Tahun 2006 oleh Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 19 Desember 2006, sebagai Hari Bela Negara dipilih untuk mengenang peristiwa sejarah pada 19 Desember 1948, saat Belanda melancarkan Agresi Militer ke II dengan mengumumkan tidak adanya lagi Negara Indonesia.
