Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lama Gak Terdengar, Revolusi Mental Disebut Lagi untuk Lawan Pandemik

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah baru saja menggelar rapat koordinasi bertema Penguatan Solidaritas Penanganan COVID-19 di Indonesia. Dari rapat ini, digerakkan kembali revolusi mental.

"Tadi kita baru saja menyelesaikan rapat koordinasi nasional tentang gerakan solidaritas nasional, revolusi mental, untuk penanganan COVID-19 dan dampaknya," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat konferensi pers virtual, Kamis (19/8/2021).

"Tujuannya adalah untuk menguatkan kembali apa yang sudah, selama ini sudah dilakukan, agar kegiatan-kegiatan yang melibatkan elemen-elemen masyarakat dan komponen kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat bisa dimobilisasikan lebih intens, untuk mempercepat penanganan wabah COVID-19 ini dari semua lini," sambung dia.

1. Presiden Jokowi perintahkan peningkatan 3T dan penerapan prokes di masyarakat

IDN Times / Irfan Fathurohman
IDN Times / Irfan Fathurohman

Muhadjir tidak menjelaskan secara gamblang hasil rapat koordinasi ini. Dia hanya mengatakan Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengarahkan agar protokol kesehatan COVID-19 lebih ditegakkan lagi di masyarakat.

"Dan kemudian 3T yaitu tracing, testing dan treatment. Kemudian vaksinasi, kemudian juga ketersediaan obat, ketersediaan oksigen, ketersediaan rumah sakit, fasilitas pelayanan rumah sakit, dan semuanya harus berjalan secara baik," ucapnya.

Semua hasil keputusan rapat koordinasi, kata Muhadjir, akan ditindaklanjuti yaitu akan dibentuk sekretariat bersama di tingkat Kemenko PMK untuk menggelorakan, menggalakkan, melakukan aksi bersama dalam rangka membangun solidaritas nasional penanggulangan COVID-19.

2. Pemerintah menangani pandemik COVID-19 dengan pendekatan pentahelix

ilustrasi pandemi COVID-19 (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)
ilustrasi pandemi COVID-19 (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, penanganan COVID-19 tidak mungkin dilakukan pemerintah sendirian. Dia menyebut, perlu dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar wabah COVID-19 bisa ditekan.

"Karena kita sudah sejak awal sudah menerapkan prinsip yaitu pentahelix (multipihak), pendekatan pentahelix. Di mana perintah hanya merupakan salah satu komponen dari lima komponen yang ada, mulai dari sektor swasta/para pelaku usaha, kemudian perguruan tinggi/akademisi, kemudian civil society (atau) masyarakat madani, dan yang terakhir adalah media massa," katanya.

3. Kematian akibat COVID-19 di Indonesia tertinggi di dunia

ilustrasi ruang isolasi (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)
ilustrasi ruang isolasi (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Sebelumnya, Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan terdapat penambahan kasus positif virus corona sebanyak 15.768 per Rabu (18/8/2021). Dengan demikian, total kasus positif virus corona di Indonesia menjadi 3.908.247 kasus.

Untuk kesembuhan COVID-19, sebesar 29.794 orang. Namun jumlah orang meninggal dunia akibat virus corona per 18 Agustus 2021 sebanyak 1.128. Bahkan, angka kematian ini membawa Indonesia sebagai negara dengan penambahan kematian harian tertinggi di dunia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us