Menham Natalius Pigai kenang ketika ikut seleksi menjadi komisioner Komnas HAM
Jimly puji Natalius Pigai sebagai sosok yang pintar.
Kelakar Pigai sebut sembunyikan kepintaran hingga jadi menteri.
Jakarta, IDN Times - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, berkelakar dengan menyebut dirinya sebagai sosok yang pintar. Hanya saja, kata dia, kepintarannya ia sembunyikan selama ini.
Hal tersebut disampaikan Pigai saat menyampaikan pidato dalam acara Jimly Award di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Awalnya, Pigai mengenang masa saat dirinya ikut seleksi sebagai komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM). Saat itu, ahli hukum tata negara sekaligus eks Ketua MK, Jimly Asshiddiqie, tergabung dalam tim seleksi.
Pigai saat maju sebagai calon komisioner Komnas HAM sempat ditanya mengenai latar belakangnya. Ia mendapat penolakan dari berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupun TNI.
"Saya ingat 13 tahun yang lalu Prof Jimly nanya, waktu beliau ketua tim seleksi komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai kau ini siapa? Ini 33 NGO nasional semua tolak, termasuk yang tadi-tadi itu (hadir di acara ini) menolak saya," kata dia, di lokasi.
"Terus surat dari Mabes TNI, dari Pangdam Papua juga menolak, aktivis juga semua menolak, kau itu siapa?" sambungnya.
Setelah mendapat penolakan dari berbagai pihak, Pigai pun menjelaskan kepada tim seleksi, termasuk Jimly, bahwa dirinya merupakan pihak korban kejahatan HAM. Sementara, LSM adalah pihak pemecah dan TNI pelaku.
"Saya bilang Prof (Jimly), saya berasal dari keluarga korban, NGO civil society adalah pembelah, TNI yang menolak saya adalah pelaku. Pelaku dan pembelah bersatu menyerang yang korban. Prof Jimly bilang kau ini pintar juga ya," tuturnya.
Pigai lantas melontarkan kelakar dengan menyebut dirinya sebagai orang pintar. Ia mengklaim, karena menyembunyikan kecerdasannya, sehingga ia berhasil diangkat menjadi menteri.
"Ya, saya memang pintar, tapi pintarnya saya, saya sembunyiin. Agar dia apa, orang yang sembunyikan kepintaran, kecerdasannya sekarang jadi menteri di republik ini," imbuh dia.