Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250912-WA0048.jpg
Presiden Prabowo mengundang sejumlah tokoh yang tergabung pada Gerakan Nurani Bangsa (GNB) ke Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (11/9/2025) (dok. BPMI Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Kamis (11/9/2025) sore, sejumlah tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa datang ke Istana Kepresidenan Jakarta. Mereka diundang Presiden Prabowo Subianto untuk mendiskusikan sejumlah masalah bangsa.

Mereka yang hadir yakni Sinta Nuriyah Wahid, Quraish Shihab, Pdt. Gomar Gultom, Romo Franz Magnis Suseno, Omi K. Nurcholis Majid, Lukman Hakim Saifuddin, ⁠Erry Riyana Hardjapamekas, Alissa Wahid, Komaruddin Hidayat, Francisia SS Seda, Laode M Syarif, Hong Thin, Kamaruddin Amin, Bikku Dhanmasubho Mahathera, Pdt. RD Aloys Budi Purnomo, dan Uskup Antonius S. Bunjamin.

Kepada IDN Times, Alissa menceritakan, diskusi dengan Presiden Prabowo berlangsung tiga jam. Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengungkapkan, dia datang ke Istana setelah ditelepon oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, yang menyampaikan undangan untuk berdiskusi dengan Presiden Prabowo.

Dalam pertemuan itu, kata Alissa, Presiden Prabowo didampingi sejumlah menteri, yakni Menko Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusri Ihza Mahendra, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Bidang Pangan Zulkfili Hasan, Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri HAM Natalius Pigai hingga Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

"(Dalam pertemuan) Kapolri gak ada, lebih banyak menteri yang ketua partai politik," ujar Alissa, Jumat (12/9/2025).

Pada pertemuan itu, para menteri juga tidak banyak bicara, kecuali ketika ditanya Presiden Prabowo sebagai pelengkap data.

1. Bawa 5 pesan terkait Prahara Agustus

Presiden Prabowo mengundang sejumlah tokoh yang tergabung pada Gerakan Nurani Bangsa (GNB) ke Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (11/9/2025) (dok. BPMI Sekretariat Presiden)

Alissa menyampaikan, pertemuan itu juga membahas mengenai reformasi ekonomi, reformasi polisi, demokrasi, HAM hingga demo yang berujung ricuh pada 25 Agustus dan 29 Agustus 2025, yang disebut sebagai "Prahara Agustus".

Pada pertemuan itu, Gerakan Nurani Bangsa (GNB) juga membawa lima pesan untuk Presiden Prabowo terkait Prahara Agustus. Presiden Prabowo sudah membaca lima pesan tersebut.

Berikut lima pesannya:

1. Kemanusiaan dan keberpihakan kepada rakyat haruslah menjadi landasan pijak sekaligus orientasi utama dalam membuat dan melaksanakan kebijakan negara, dalam mengelola kehidupan kebangsaan kita. Hentikan segala tindak kekerasan dan represifitas dalam menangani aksi unjuk rasa sebagai bagian dari kebebasan berpendapat dan berekspresi.

2. Demokrasi sebagai manifestasi 'dari, oleh, dan untuk rakyat' merupakan hal mendasar dalam menjaga dan menata kehidupan bersama, berbangsa, dan bernegara di tengah masyarakat kita yang majemuk. Demokrasi Indonesia harus didasarkan pada supremasi sipil, etika politik, sistem dan aturan yang baik serta tumbuhnya ruang untuk aktor-aktor politik yang memiliki integritas, kapasitas, dan komitmen kuat terhadap pemenuhan, perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia. Termasuk di antaranya melakukan Upaya kemanusian terkait situasi khusus di Papua.

3. Rakyat murka karena menyaksikan sebagian elite penguasa baik eksekutif, legislatif, yudikatif serta aparat penegak hukum yang tidak sensitif dan berempati kepada beban rakyat yang terus membesar. Karenanya, Kepala Negara harus secepatnya memimpin dan memerintahkan semua jajaran institusi negara untuk bersikap berdasar nilai etika, kebersahajaan, dan asas kepatutan guna mengembalikan kepercayaan (trust) masyarakat luas yang hilang, dengan cara:

1) Memerintahkan Kepolisian untuk secepatnya mengevaluasi dan menata ulang kepemimpinan dan kebijakannya agar tidak menimbulkan tindakan eksesif yang melanggar hak asasi manusia dan hak konstitusional warga negara lainnya.

2) Menjaga stabilitas ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan warga dengan menegakkan keadilan ekonomi, serta melaksanakan pengelolaan APBN secara transparan, akuntabel dan tidak ugal-ugalan.

3) Menghapus segala biaya tunjangan dan fasilitas pejabat publik yang berlebihan sehingga memboroskan keuangan negara, serta memastikan prinsip transparansi kekayaan penyelenggara negara berjalan.

4) Seluruh jajaran pemerintahan bekerja keras melakukan inovasi dan memperkuat program kesejahteraan sosial. Bukan sebaliknya, memperbanyak pajak dan mengurangi program-program pemenuhan hak dasar. Program yang berdampak pada berkurangnya pemenuhan hak dasar kesejahteraan rakyat harus dikoreksi dan diatur ulang

4. Terkait demonstrasi Agustus, Presiden memerintahkan kepada Kapolri untuk membebaskan warga negara, khususnya aktivis dan mahasiswa yang ditahan tanpa alasan yang jelas dan melalui prosedur yang benar, karena berpotensi melanggar hak asasi manusia.

5. Presiden membentuk Tim Investigasi Independen beranggotakan figur berintegritas tinggi, profesional dan mandiri serta memiliki kewenangan kuat untuk mengumpulkan data, fakta dan informasi terkait Prahara Agustus sehingga membuat terang peristiwa, mengungkap aktor intelektual kerusuhan dan penjarahan dan di saat yang sama memulihkan kepercayaan publik akan Indonesia yang aman dan damai.

2. Prabowo setuju reformasi kepolisian

Presiden Prabowo mengundang sejumlah tokoh yang tergabung pada Gerakan Nurani Bangsa (GNB) ke Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (11/9/2025) (dok. BPMI Sekretariat Presiden)

Alissa mengatakan, dalam pertemuan itu, Presiden Prabowo setuju terkait dorongan masyarakat untuk reformasi kepolisian. Menurutnya, Prabowo akan berbicara langsung kepada publik.

"Beliau menyebutkan beberapa langkah, terus Beliau ngomong, nanti dalam waktu dekat saya mengumumkan. Saya nggak bisa ngomong, karena jadi barang. Tapi ya kita menghormati lah, harusnya Beliau yang mengumumkan," kata dia.

3. Prabowo sajikan makanan tradisional, salah satunya tempe

Presiden Prabowo mengundang sejumlah tokoh yang tergabung pada Gerakan Nurani Bangsa (GNB) ke Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (11/9/2025) (dok. BPMI Sekretariat Presiden)

Dalam pertemuan itu, Presiden Prabowo menghidangkan sejumlah sajian sebagai teman diskusi bersama Gerakan Nurani Bangsa. Alissa mengaku tak ingat sepenuhnya apa saja sajian yang dihidangkan dalam pertemuan itu.

Dia hanya mengingat, ada makanan tradisional khas Indonesia, salah satunya tempe.

"Menunya pokoknya makanan tradisional," ucap Alissa.

Alissa mengaku tidak menyantap makanan yang ada. Sebab, sibuk mencatat apa yang disampaikan Presiden Prabowo.

"Karena aku gak makan, aku gak lihat (makanannya), aku sibuk nyatet, jadi gak lihat, aku cuma yang ngemil-ngemil saja," ujar dia.

Editorial Team