Profil Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional yang Lagi Disorot
- Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional dilantik oleh Presiden Jokowi pada 19 Agustus 2024.
- Dadan bekerja sebagai dosen di IPB dan sudah lama diisukan akan jabat Kepala Badan Gizi Nasional di kabinet Prabowo-Gibran.
- Menyoroti potensi kekurangan pangan di Indonesia karena kurangnya lahan bertani, Dadan berharap surat keputusan untuk implementasi Undang-Undang No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dapat segera dikeluarkan.
Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana kembali menjadi sorotan baru-baru ini. Ia disebut main golf di tengah terjadinya bencana di Sumatra. Video terkait Dadan yang disebut main golf viral di media sosial. Sosok yang dianggap Dadan tersebut terlihat menggunakan kacamata hitam dan kaus hijau. Dadan pun terlihat bermain golf bersama rekan-rekannya.
Terkait hal itu, Dadan yang dilantik jadi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Senin, 19 Agustus 2024 di Istana Kepresidenan, mengatakan mengikuti turnamen yang digelar Persatuan Golf Alumni IPB. "Minggu, 14 Desember 2025 Persatuan Golf Alumni (IPB) mengadakan turnamen rutin akhir tahun. Kegiatan ini sebagai bagian dari program menjaga silaturahmi di antara sesama alumni IPB," ujar Dadan kepada IDN Times, Kamis sore.
Tidak sekadar bermain golf, dia juga mengaku melakukan penggalangan donasi untuk korban bencana Sumatra.
Diketahui, Badan Gizi Nasional merupakan institusi baru yang dibentuk lewat Perpres Nomor 83 Tahun 2024. Menariknya, ide pembentukan Badan Gizi Nasional pernah dilontarkan oleh Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko pada Februari 2024.
Ketika itu, Budiman mengatakan badan tersebut dibentuk untuk mewujudkan program makan bergizi gratis, program yang jadi andalan Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres lalu. Di dalam Perpres yang diteken oleh Jokowi pada 15 Agustus 2024 lalu, tertulis badan tersebut dibentuk dalam rangka pembangunan SDM yang berkualitas.
Bagaimana rekam jejak Dadan? Berikut profilnya.
1. Profil Dadan Hindayan, bekerja sebagai dosen di IPB
Dikutip dari situs Data Dikti, Dadan diketahui mengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB) program Entomologi untuk mahasiswa pasca sarjana S2. Riwayat pendidikan terakhirnya tertulis bergelar doktor.
Selain mengajar di IPB, Dadan diketahui juga mengajar di Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan Banau, Halmahera Barat, Maluku Utara.
2. Sudah lama diisukan akan jabat Kepala Badan Gizi di kabinet Prabowo-Gibran
Nama Dadan Hindayana sudah disebut-sebut bakal menempati jabatan sebagai Kepala Badan Gizi sejak awal 2024. Bahkan, namanya ikut masuk ke dalam susunan kabinet Prabowo-Gibran yang viral ke publik.
Namun, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad pada Mei 2024, membantah nama-nama yang beredar di ruang publik sudah bersifat resmi. Dasco ketika itu menganggapnya sekedar aspirasi.
"Ya kalau dilihat dari media sosial itu sudah banyak memang beredar-beredar ya. Kami anggap itu sebagai sebuah aspirasi, dinamika dan mungkin usulan-usulan dari luar," ujar Dasco di Jakarta pada 9 Mei 2024 lalu.
Dasco menambahkan, hingga Mei lalu belum ada pembahasan resmi terkait nama-nama yang akan berada di kabinet. "Tetap, sampai saat ini di internal belum ada pembicaraan atau penggodokan kabinet yang fix," katanya.
3. Dadan soroti Indonesia berpotensi kekurangan pangan karena kurangnya lahan bertani
Ketika berbicara di Universitas Hasanuddin, Makassar, Dadan mengeluhkan Indonesia berpotensi menjadi negara yang kekurangan pangan. Hal itu lantaran jumlah lahan untuk menanam pangan tidak seimbang dengan pertambahan jumlah penduduk Indonesia setiap tahun.
Adapun di jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai puncaknya sebanyak 325 juta pada 2060. "Ironi bagi kita, penduduk Indonesia bertambah 3 juta pertahun. Seharusnya lahan bertambah kurang lebih 94 ribu hektare. Namun yang terjadi lahan Indonesia berkurang sekitar 100 ribu hektare," ujar Dadan pada 12 Agustus 2024 lalu.
Ia mengatakan, tekanan penduduk Indonesia yang semakin pesat mengakibatkan lahan pertanian berubah fungsi menjadi perumahan, pabrik, jalan, dan kepentingan lainnya. Jadi, setiap tahun Indonesia kehilangan potensi produksi sekitar 330 ton atau bisa memberi makan 2,8 juta jiwa.
Ia berharap surat keputusan untuk implementasi Undang-Undang No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dapat segera dikeluarkan agar pengalihan lahan tidak terjadi lagi.
