Surabaya, IDN Times - Setelah sempat mendukung Jokowi sebagai Presiden, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur yang juga merupakan Gubernur Jatim, Soekarwo memilih pasrah dengan keputusan DPP. Ditemui di Gedung Grahadi, Jumat (10/8), Pak de Karwo dengan tegas mengatakan bahwa ia bergantung keputusan rapat majelis tinggi Partai Demokrat.
Demokrat Jatim memang sempat mengusulkan nama Jokowi-Soekarwo kepada pimpinan pusat. Adapun DPP Demokrat pada akhirnya mendukung Prabowo-Sandiaga Uno.
Soekarwo sendiri sebenarnya merupakan salah satu anggota majelis tinggi Partai Demokrat. Namun sayang, ia tidak turut andil dalam rapat penentuan sikap Partai Demokrat pagi tadi. Hal ini lantaran ia baru saja menerima undangan sekitar pukul 06.00 WIB, sementara rapat dimulai pukul 08.00 WIB. "Kan gak nutut. Saya juga sebenarnya dimintai pertimbangan tapi ya di rapat. Sementara saya gak ikut rapat," ujarnya.
Rupanya dukungan Soekarwo untuk mengusung Jokowi tidak digunakan oleh DPP Partai Demokrat. Partai Demokrat telah memutuskan untuk tetap berada di koalisi partai pendukung Prabowo Subianto. Untuk itu, Soekarwo memilih pasrah dan tetap patuh terhadap keputusan pimpinan pusat. "Gak ada setuju tidak setuju. Gak ada menurut saya menurut saya. Keputusan ada di pusat," tegasnya.
Sebelumnya pada Sabtu (31/7), DPD Partai Demokrat Jatim sempat menggelar rapat koordinasi daerah (rakorda) untuk jajak pendapat rekomendasi calon presiden yang akan diusung dari masing-masing kader Partai Demokrat di Jatim. Hasilnya, 152 orang memilih Jokowi dan 56 sisanya memilih Prabowo. Selain faktor suara, Soekarwo menuturkan faktor dukungan Khofifah terhadap Jokowi juga membuat DPD Partai Demokrat Jatim memutuskan untuk mendukung Jokowi sebagai capres.