Jakarta, IDN Times - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, kondisi Rizieq Shihab di rumah tahanan Polda Metro Jaya semakin membaik. Pentolan Front Pembela Islam (FPI) itu sebelumnya mengalami sakit asam lambung pada 31 Desember 2020 malam.
“Sehat itu dia sekarang, baru dicek lagi sama tim kesehatan dia dan sama kita. Dia punya (saturasi) oksigen 98 persen,” kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jumat (8/1/2021).
Yusri menjelaskan, selama sakit hingga saat ini, Rizieq terus didampingi dokter jaga di Polda dan dokter dari lembaga Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).
“Tim kesehatan kita itu nempel terus. Bahkan dia meminta didampingi dari tim MER-C, sama-sama kita,” ujar Yusri.
Yusri juga menyebutkan, saat ini pihaknya sudah menyediakan oksigen di sel Rizieq Shihab. Penyediaan tabung itu merupakan permintaan langsung dia setelah menolak oksigen yang diberikan Polda.
“Sekarang sudah kita siapkan, dia tidak mau mintanya tabungnya dia sendiri, oke kita kasih,” kata Yusri.
Rizieq Shihab sebelumnya dikabarkan sedang mengalami sakit asam lambung yang menyebabkan dirinya hampir pingsan di dalam rumah tahanan Polda Metro Jaya.
“Iya sempat pingsan, karena sesak napas,” kata Pengacara Rizieq, Sugito Atmo Prawiro kepada IDN Times, Jumat (8/1/2021).
Sugito menjelaskan, kejadian itu terjadi pada 31 Desember 2020 malam hari menjelang pergantian tahun. Rizieq mengalami sesak napas dan sempat meminta pertolongan ke petugas. Namun Rizieq menolak untuk dipasang oksigen rutan.
“Beliau keberatan memakai oksigen rutan, akhirnya kita bawakan dari Petamburan,” kata Sugito.
Namun demikian, saat ini kondisi Rizieq telah membaik. Menurut Sugito, pihak keluarga masih berjaga-jaga dengan menaruh oksigen di rutan Polda.
“Sekarang sudah mulai membaik, tapi tabung oksigen masih stand by,” ujarnya.
Sugito juga mengeluhkan bahwa birokrasi di dalam Rutan Polda Metro Jaya sangat berbelit-belit bagi Rizieq.
Atas dasar itu, Sugito pun mengajukan keberatan kepada pihak Polda Metro Jaya atas kondisi yang dialami kliennya. Dia juga meminta pembantaran sampai kondisi pria berusia 55 tahun itu pulih.
“Kalau soal penyakit, enggak usahlah pakai birokrasi, masalahnya nyawa. Kemanusiaan,” ujar dia.