Silaturahmi, Pimpinan MPR-JK Bahas Perbaikan Pemerintahan Prabowo

22 Mei 2024, 18:39 WIB

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Pimpinan MPR mengunjungi Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) di kediamannya Jalan Brawijaya Raya No.6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (23/5/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Pimpinan MPR RI menemui Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla atau JK. Ketua MPR, Bambang Soesatyo, mengatakan pertemuan tersebut membahas langkah-langkah perbaikan konkret pada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang.

"Kami semua menaruh harapan besar kepada pemerintah baru Pak Prabowo dan Gibran dalam lima tahun ke depan, untuk melakukan berbagai langkah-langkah perbaikan, langkah-langkah lebih konkret demi kesejahteraan masyarakat," ujar Bambang di kediaman JK, Jakarta Selatan, Rabu (22/5/2024).

1. Harus ada perbaikan sistem hukum

Politikus yang akrab disapa Bamsoet itu berharap ada perbaikan dalam sistem hukum dan aturan, sehingga memberikan kenyamanan kepada investor agar berinvestasi di Indonesia.

"Karena kita saat ini kalah dengan Vietnam dan beberapa negara karena masih ada ketidakpastian hukum. Pengelolaan ekonomi sangat terkait dengan adanya kepastian hukum sehingga pertumbuhan ekonomi kita juga masih kalah dengan Vietnam karena banyak barang ke Vietnam," katanya.

2. Pilkada 2024 agar lebih efisien

Peluncuran maskot Pilkada 2024 pada Minggu (19/5/2024) di Bundaran Gajah, Tugu Adipura, Kota Bandar Lampung (IDN Times/Istimewa)

Bamsoet juga berharap agar gelaran Pilkada 2024 mendatang bisa lebih efisien, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Diharapkan pemilu mendatang lebih efisien, murah, kemudian tepat, sehingga ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang baik," imbuhnya.

3. Perbaikan untuk masa depan Indonesia

Jusuf Kalla serahkan bantuan kepada korban banjir Demak (dok. PMI)

Sementara, JK mengatakan, silaturahmi dengan pimpinann MPR memang membahas masa depan Indonesia agar lebih baik, sehingga diperlukan langkah-langkah perbaikan.

"Kita tidak balik ke belakang, dan bagaimana Indonesia lebih baik karena tidak ada yang inginkan Indonesia lebih buruk kan. Jadi kami berpikir bahwa Indonesia itu harus lebih baik," kata politikus senior Partai Golkar itu.